part 2

8 2 0
                                    

Sekarang, cahaya yang menderang telah sirna. Sang surya tak lagi memberikan sinarnya. Langit sudah melukis malam yang gelap.

Kana berjalan dengan rasa takutnya di bawah pohon-pohon yang rindang. Dedaunan menari seolah-olah sedang memberi isyarat.

Langkah kaki sosok maklhuk terdengar dari samping. Kana menolehkan mukanya ke samping.

"Aaaaaaa" teriak Kana

"Aaaaaaa" dia teriak balik, dia adalah Dika. Salah seorang pemuda yang ada disana.

Ternyata mereka adalah dua orang pemuda yang keluar dari semak-semak.

"Kalian siapa?" Tanya Kana

"Saya Dika, ini teman saya Abrar. Salam kenal"

"Saya Kana. Kalian ngapain berduaan?"

"Berduaan? Kamu kenapa sendirian di sini?"

"Saya tersesat, jauh dari rombongan"

"Ikut kami aja" ujar Dika

"Emang boleh?"

"Boleh boleh, iyakan Abrar"

Abrar hanya diam, ia menundukkan kepalanya kebawah.

"Abrar"

"Hah?. Boleh"

"Syukurlah, btw kalian tidur dimana?"

"Ikut kami"

Mereka bertiga berjalan menuju tenda.

"Ini tenda kami" ujar Dika

"Kalian cuma berdua?" Tanya Kana

"Iya"

"Tapi tendanya cuma satu, kita tidur bertiga?"

"Boleh" jawab Dika

"Kamu tidur di tenda, kami alaskan tikar rotan di luar. Kami tidur diluar" jawab Abrar

"Kamu gimana sih, Bar. Kapan lagi" Dika mengoceh

"Nggak bisa"

"Hhhh, nggak apa nih. Kalian diluar"

"Nggak apa kok" jawab Abrar

"Makasih, maaf merepotkan yah"

Abrar membuka tasnya dan mengeluarkan sebuah selimut.

"Nah" dia memberikannya kepada Kana

"Buat kamu aja, kamu diluar nanti kedinginan" jawab Kana

"Nggak buat kamu aja, soalnya pakaianmu kurang bahan nanti dingin"

"Nggak apa, aku udah terbiasa kok"

"Aku bisa satu selimut dengan Dika"

"Iya makasih"

Abrar dan Dika mengalaskan tikar di luar, sebelum itu mereka menyalakan api unggun untuk bisa memberi kehangatan.

"Maaf, aku udah repotin kalian" Kana duduk di tikar, ia meminta maaf.

"Nggak kok, kamu masuk lah ke dalam tenda. Tidur" jawab Dika

"Sekali lagi makasih banyak"

"Iya sama-sama"

Kana masuk ketenda untuk tidur.

"Bar, kamu ke cewek dingin amat" tanya Dika ke Abrar

"Iya, soalnya aku nggak bisa jadi perayu kayak kamu"

"Buset, pedas banget"

"Hhhhh"

Dari dalam Kana menyimakin pembicaraan mereka.

"Mereka baik banget, apalagi si Abrar. Udah tampan kulkas tujuh pintu lagi"

"Orang kek gitumah, susah buka pintu hatinya" pikir Kana

#Lanjut part 3

Jadikan Aku Bidadarimu AbrarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang