Happy Reading
Suara klakson yang layaknya berteriak, terdengar sampai ditelinga Bryan. Ia kemudian berlari menuju arah sumber suara bising itu.Nampak terkejut dirinya, setelah melihat sebuah truk merusakkan bagian depan mobil seorang.
Truk dan mobil itu saling terbakar dibagian depan. Maka dari itu, ada mobil pemadam kebakaran dan ambulan, yang turut serta menangani keadaan darurat tersebut.
Bryan penasaran dengan apa yang orang dewasa itu lihat. Karena tingginya tidak setinggi orang dewasa. Maka dari itu, tubuh kecilnya menerobos kerumanan manusia yang tengah menyelimuti tubuh kecilnya.
Alangkah terkejut, melihat ada bekas darah yang berserakan. Dan kobaran api membakar mobil.
Matanya beralih ke ambulan yang tengah menangani korban. Betapa terbalalaknya, ketika mata jelih Bryan melihat sosok sang Bunda berbaring dengan banyak perban yang melilit tubuh lemah itu.
Bagai ditusuk seribu tombak. Bryan terus mencoba mengatur napasnya. Dan menahan air matanya agar tetap nampak tegar.
Namun, ia tak bisa. Ia kemudian berlari menuju ambulan itu. Bryan dihalangi oleh orang-orang dewasa, dan banyak yang menyorakinya untuk pergi dari sana.
"NGGAK! BUNDA, GAK!!" Teriak Bryan sembari berlari menuju ambulan. Sekarang ia hanya menatap sendu sang Bunda yang tengah sekarat. Tubuh Bryan kini lemas, tak dapat bergerak.
Ia mematung seketika.
Tanpa ia sadari. Satu air mata lolos begitu saja dari penjarah matanya.
Ya Tuhan. Selamatkanlah nyawa Bunda. Bryan sudah tak tau lagi akan bersama siapa.
"Hei!"
Bryan sontak melompat terkejut. Seorang pria tiba-tiba menyapanya.
Bryan ingat, pria itu adalah pria yang memborong semua tissue miliknya kemarin. Ia ingat betul, lalu kenapa beliau kemari?
KAMU SEDANG MEMBACA
Seperti Rumput [SUNGWOON]
Teen FictionRumput yang subur akan mendapatkan tempat layak, kasih sayang, dan perhatian lebih. Namun Bryan, ia dilabeli "rumput", "rumput liar" ataupun terabaikan. Semua orang selalu menginjak dirinya, merendahkan dirinya, menghancurkan dirinya. Kenapa ia masi...