Happy Reading
•
•Dipagi buta ini Bryan si kecil, sudah beranjak bangun dari tidur lelapnya. Entah ada energi positif apa hari ini, Bryan begitu bersemangat.
Setelah cukup mengumpulkan nyawanya, bocah itu pun berlari kearah dapur. Dimana Yura sedang memasak, "masakan bunda tercium sampai kamar kami, tau!" Seru Bryan.
"Wah! Bunda membangunkan kalian? Maaf, ya?" Terkekeh kecil Yura sembari melanjutkan masakannya.
"Tidak, hanya Bryan saja yang bangun. Abang sepertinya kelelahan mengerjakan PR sampai dia tidak bangun."
Ngomong-ngomong soal PR, Yura jadi teringat. Hari ini adalah hari pertama untuk pertama kalinya Bryan bersekolah bersama Aaron, Yura lupa karena telah direpotkan oleh berbagai hal.
Selagi menuangkan masakannya kedalam mangkok dan piring, wanita itu luangkan waktu untuk memberitahu anaknya tersebut.
"Maaf Bunda lupa. Hari ini ... adalah hari pertama Bryan bersekolah! Seneng nggak? ..." bahagianya Yura dapat terpancar hingga kedalam mata Bryan.
Ia tak percaya, bahwa dirinya kini akan bersekolah. Tuhan, ini sangat mendadak, tapi Bryan senang.
Betapa tak sabarnya Bryan untuk bersekolah, sampai-sampai makanan yang Yura siapkan, telah dihidangkan. Berselang beberapa detik, anak yang baru saja bangun dari tidur itu menghampiri Bryan lalu duduk disampingnya.
Bryan menyapa saudaranya itu tanpa bersuara, hanya menunjukkan senyum dengan kunyahan makanan yang berada dalam mulut sikecil.
"Hei, hei, hei! Makan pelan-pelan, adik. Nanti tersedak loh ... kamu kenapa? Kok semangat banget keliatannya?" Bingung Aaron memandangi adik manisnya yang sangat bersemangat pagi ini, "Bryan mau sekolah Abang," bukan itu bukan Bryan yang menjawab, tapi Yura yang menyauti agar Bryan dapat makan dengan tenang.
Tercengang Aaron, iapun mendekap tubuh kecil itu kedalam pelukan hangatnya, "akhirnya, Abang ada temen baru disekolah!"
-
-
Berlanjut disebuah sekolah dasar. Aaron bersama adiknya itu jalan bersama menuju gerbang sekolah, sembari selesai bersalaman oleh orang tua mereka.
Dengan riang, Aaron selalu menggandeng tangan sang adik agar tak jauh darinya. Kemudian tibalah Bryan dikelas satu, Aaron memberhentikan langkah kakinya tepat pada depan pintu yang telah disambut hangat oleh guru.
"Bryan ini kelas kamu! Kalau butuh apa-apa, tinggal kekelas Abang, ya? Dilantai atas! Oke?!" Tutur Aaron sambil menangkup pipi mungil milik Bryan. Bryan hanya mengangguk paham, lalu Aaron beranjak pergi darinya.
Sedari tadi guru yang selalu melihat aktivitas kedua murid didepannya itu, kini beranjak bertanya pada anak didepannya, "hai! Kamu murid baru ya? Sini-sini, Bryan, kan namanya?" Tanya guru itu dengan tutur kata yang halus. Lagi-lagi anak itu hanya menganggukkan kepalanya.
Tak lama kemudian, bel masuk telah berdering. Seluruh siswa pada berhamburan menuju kelas mereka masing-masing.
Lalu Bryan dibawa masuk oleh guru tersebut, dan langsung memperkenalkan murid barunya.
"Pagi anak-anak! Jadi hari ini ada yang spesial! Kelas kita kedatangan murid baru!!" Seru guru itu, yang langsung diberi sorak dan tepuk tangan dari seisi kelas," jadi, namanya Bryan Samudera Damasta, biasa dipanggil Bryan! Ayo Bryan sapa teman-temanmu!" Pintanya, Bryan pun mulai memperkenalkan diri.
"Hai semua ...... nama saya ........ Bryan," kenalnya dengan penuh gugup dan gemetar yang dahsyat.
Semuanya pun serentak memanggil nama Bryan untuk menyapa balik dirinya, tanpa sadar anak itu tersenyum ria mendengarkan sapaan balik mereka.
Kemudian, guru itu menyuruhnya duduk tepat pada kursi belakang paling pojok. Anak sebelah Bryan ini cukup aneh dipenglihatannya, Bryan melihat nampak beda dengan siswa yang lain.
Seragam yang dikeluarkan, tidak memakai kaos kaki, juga tak merapikan rambut dan tak memakai dasi merah. Sungguh terlihat sangat berbeda.
Bryan menepis pikiran agar tak menganggap berbeda teman sebangkunya itu, ia pun beralih untuk mencoba berbaur dengan memperkenalkan pada teman sebangkunya itu, "hai, aku Bry-"
"Aku Haris."
Singkat padat, bocah yang diajak komunikasi oleh Bryan ini, lantas memotong ucapannya. Memilih memperkenalkan diri dengan sombong, juga tak merespon uluran tangan Bryan.
Bryan sakit hati dengan kejadian kecil itu. Iapun memilih mengangguk manis, dan lanjut mengikuti pelajaran pertamanya.
-
-Hai guys! Kangen gak?
Besok-besok bakal up cepet deh, gk janji sih hehe!!RAMEIN CHAPTER INI YA 💥
YUK FOLLOW IG MIMIN!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Seperti Rumput [SUNGWOON]
Teen FictionRumput yang subur akan mendapatkan tempat layak, kasih sayang, dan perhatian lebih. Namun Bryan, ia dilabeli "rumput", "rumput liar" ataupun terabaikan. Semua orang selalu menginjak dirinya, merendahkan dirinya, menghancurkan dirinya. Kenapa ia masi...