Happy Reading
"Hei adik! Kemari," pinta Aaron menyuruh Bryan untuk menjumpai dirinya.
Aaron memegang kedua bahu Bryan dengan tangannya. Ia menatap penuh keanehan.
"Kenapa?" Tanyanya pada Aaron.
"Ini rambut kamu panjang, ayo dipangkas!" Belum sempat Bryan berkata-kata, lengannya ditarik oleh Aaron dan membawanya menuju Adiyasa.
Adiyasa yang tengah duduk disofa dengan meminum secangkir kopi, dikejutkan oleh Aaron yang tiba-tiba menghampirinya.
"Ada apa?" Cangkir itu Adiyasa letakkan, ia menyamakan tingginya dengan kedua anak itu, "rambut adik panjang, Papa. Dipangkas saja, nanti malah kayak cewek," jelas Aaron.
Bryan hanya senantiasa menunduk. Lalu ia beranikan menatap Adiyasa dengan wajah bingungnya.
"Adik mau?" Bukan, itu bukan Aaron. Adiyasa bertanya demikian, ia meminta izin pada anak itu agar rambutnya mau dipotong. Tentu saja, Bryan mengangguk. Ia ingin rambutnya seperti anak laki-laki pada umumnya yang pendek.
Karena selama ia memiliki rambut panjang itu. Dia selalu dianggap sebagai perempuan, hal itu membuat sang pemilik rambut murka.
"Mau."
-
Kini bocah itu telah memiliki rambut pendek, sama seperti abangnya.
Rasa senang dan ceria, berbunga-bunga dihatinya. Ia tersenyum lebar melihat rambutnya rapi dan tak kusut, seperti sebelumnya.
Sungguh Pria itu sangat baik padanya, "om! Terima kasih, ya, sudah mengantar dan membiayai Bryan untuk memotong rambut," ucap banyak bersyukur Brayn. Namun ia lupa, kini mereka adalah satu keluarga.
"Ah, maaf. Papa, bukan Om, hehe," canggungnya memijit jari kelingking kecil itu, "gak apa-apa Bryan, kamu belum terbiasa buat manggil Papa. Gapapa kok, yaudah sekarang mau mampir kemana?" Sambil mengendarai mobil, Adiyasa menawari Bryan yang berada disampingnya itu.
Bryan menggelengkan kepala, bocah itu sangat ingin bertemu Abangnya sekarang.
"Tidak! Bryan mau ketemu Abang Aaron!" Tegasnya memanyunkan bibir, sungguh betapa lucunya jika ia seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seperti Rumput [SUNGWOON]
Подростковая литератураRumput yang subur akan mendapatkan tempat layak, kasih sayang, dan perhatian lebih. Namun Bryan, ia dilabeli "rumput", "rumput liar" ataupun terabaikan. Semua orang selalu menginjak dirinya, merendahkan dirinya, menghancurkan dirinya. Kenapa ia masi...