Empat Puluh Ribu

21 4 0
                                    

Happy Reading

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-

-

Pagi sekali, Bryan mencari bundanya entah kemana. Tidak menemukannya dimana-dimana.

Ia begitu takut, karena ditinggal sang bunda sendirian.

Bryan tak mau kehilangan orang yang ia sayangi. Terlebih lagi, hanya Gendislah orang satu-satunya, yang disayang Bryan.

Nampak seorang anak yang berusia 1 tahun dibawah Bryan, mulai mendatanginya. Melihat wajah penuh gelisah dan takut, terukir jelas pada wajah Bryan, membuat bocah itu bertanya-tanya.

"Kakak Bryan kenapa?" Tanya bocah itu dengan tangan menggoyangkan tubuh Bryan, "ah, Lian! Gak apa-apa, Kak Bryan cuma takut. Kamu lihat Bunda kakak Bryan, tidak?" Jelasnya gelisah penuh dengan takut.

Mengangguk Lian, bocah itu.

"Oh, Bibi Gendis? Tadi Lian lihat! Bareng sama Ibunya Lian, katanya lagi kepasar," beri tahu Lian pada Bryan.

Kini hatinya mulai redah, Bundanya ternyata hanya pergi kepasar bersama Budhe Santi—Ibu Lian—, syukur Bundanya tidak meninggalkan dia seperti Papanya.

Lian kemudian memberitahu lagi, bahwa sebelum Gendis berangkat. Ia diberi pesan oleh Gendis untuk berjualan tissue dihalte bus bersama dengan Lian.

Bryan mengangguk dengan semangat.

Bocah itu kemudian mengambil tissue yang berada dirumah milik Budhe Santi. Mengambil tissue yang berukuran kecil, lalu memasukkannya pada kerdus untuk dijual.

Ya, Gendis tidak memperbudak anaknya. Tapi ia memang sering mengajak Bryan berjualan tissue, sekaligus mengajarinya berjualan dengan benar. Tat kala ia sakit, Bryan akan menggantikan dirinya untuk berjualan tissue dihalte.

Seperti Rumput [SUNGWOON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang