love or interest

272 27 3
                                    

_" tidak tau ini cinta atau hanya sebuah ketertarikan semata"_

Nathan POV

Aku tak tahu ada apa dengan hatiku, mengapa rasanya ingin marah ketika gadis itu dipeluk terlihat bahagia. Rasanya aku tidak menyukainya membuat aku melangkah dengan langkah lebar menghampiri keduanya . Aku sengaja terbatuk kerakuas yang sukses membuat keduanya menatapku. Dapat kulihat Anna menatapku tidak suka dan pria di sampingnya menatapku dengan tatapan menilai

"Nathan, Kakak Savannah," aku memperkenalkan diri dan dia menyambutnya memperkenalkan dirinya

"Alexander tunangan Anna," jawabnya terlihat bangga kemudian memeluk pinggang Anna dengan mesra. Pria ini entah mengapa aku ingin menendang bokongnya

"Aku nggak menyangka kakak baru kamu juga datang menjemputku," tambahnya dan kulihat Anna menatapku kesal memeluk bunga pemberian pria itu

"Aku bahkan tidak tahu dia datang kesini," ayo! Sebaiknya kita pulang," seru Anna menarik Alexander untuk meninggalkanku dan keduanya berlalu namun aku masih mengikuti mereka. Aku lebih berhak atas Anna dari pada pria itu. Aku kakaknya dan dia cuman tunangannya bukan suaminya batinku mengikuti mereka hingga parkiran. Kulihat pria itu sibuk memasukkan kopernya ke bagasi dan dengan cepat aku masuk ke dalam mobil paling depan ketika Anna sudah masuk di bagian kursi pengemudi. Seketika dia menatapku tajam terlampau kesal

"Apa yang kau lakukan?" Turun!" Dan sebaiknya kamu jangan menggangguku. Kau seperti penguntit yang mengikuti aku kemana mana," teriaknya tidak habis pikir

"Sorry, ayahmu memberi aku tugas untuk menjagamu dari laki-laki itu. Selama kalian belum menikah kalian tidak boleh terlalu dekat," Anna membulatkan matanya tidak percaya dengan perkataanku

"Ini!" Aku sengaja memperlihatkan isi pesan dari papa Romejo yang membuat gadis itu terlihat semakin kesal. Aku tersenyum penuh kemenangan.

"Jadi aku harus duduk di belakang?" Aku mendengar suara pria itu yang ternyata sudah duduk di belakang kemudi dan aku menoleh kebelakang sembari tersenyum

"Iya, kalian masih bertunangan bukan suami istri jadi kamu harus tahu batasanmu terhadap Savannah," aku mendengar tawa pria itu dibelakang

"Ternyata kamu mempunyai Kaka yang overprotektif," Savannah mendengus di sampingku sembari mulai menjalankan mobilnya

"Malam ini aku akan menginap di penthousemu," seruku tanpa menatap kearahnya dan dengusan tajam keluar dari mulutnya

"Tidak bisakah kamu tidak mengangguku. aku butuh privacy dengan tunanganku," dengusnya kesal ketika kami sudah berbelok keluar dari bandara

"Papa Romejo sudah memesan kamar lain untuknya, ingat pesan papa Romejo," Kulihat savannah mendengus kasar

"Kalau begitu kamu bersamaku di penthouseku saja. Kita menginap di hotel milikku," tawar pria itu terdengar tidak mau berpisah dari Anna. Namun aku menatap Anna dengan tatapan menggelengkan kepalaku sembari memperlihatkan ponselku mengingatkannya dengan pesan terakhir yang papa Romejo kirimkan.

Kulihat dia mencengkram setir dengan kuat dan menatap ke jalanan dengan tatapan marah

"Kita menginap di penthouse kita masing-maisng saja Al. Maaf!" Kudengar pria itu mendengus panjang

"Baiklah sayang," aku tertawa dalam hati penuh kemenangan.

****

Aku makan malam sendiri di sudut ruangan Restoran yang hanya ada mereka di dalam. Restoran ini sudah Savannah kosongkan hanya untuk mereka berdua. Namun restoran ini masih milik ayah Savannah jadi aku masih bebas masuk untuk mengawasi keduanya. Entah apa yang aku rasakan setiap kemesraan yang mereka lakukan membuat hatiku terasa tidak tenang. Nathan sadarlah batinku memperingati diriku yang akhir-akhir ini seperti bukan diriku ketika berada di dekat Savannah.

Forbidden love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang