jeleous?

271 32 3
                                    


Vote dulu baru baca supaya aku bisa tahu ada yang baca cerita ini apa nggak?

Happy reading

"Alexander," seru Anna ketika Alexander yang berdiri disana diantar oleh seorang pelayan. Dengan cepat Nathan menutup bagian perut Anna dan menatap pria itu tidak suka ketika Alexander sudah berjalan menuju ranjang Anna.

"Sepertinya aku menganggu kalian. Mesra banget," Alexander mengatakannya sembari terkekeh

"Emang salah kalau adik kakak mesra?" seru Nathan tajam setajam tatapannya pada pria yang sudah duduk di pinggir ranjang  Anna.

"Sepertinya kakak baru ini tidak menyukaiku, dari kemarin dia menganggu acara kita," keluh Alexander dan menatap Anna yang mendesah panjang

"Nathan sebaiknya kamu keluar!" Aku  mau bicara berdua dengan Alexander," pinta Anna menatap Nathan yang kini wajahnya berubah menjadi dingin

"Bicaralah! Kalian bisa menggunakan bahasa Indonesia. Aku akan duduk di sofa sana," Nathan beranjak namun Anna tidak terima dengan jawaban Nathan

"I need my privacy Nathan!" Teriak Anna tidak terima "semenjak kehadiranmu kau merenggut kebebasanku. Dan kau harus tahu kalau aku tidak pernah menganggap kamu  sebagai kakak aku, Alexander lebih berhak atas diriku diari pada kamu orang asing yang baru masuk kedalam kehidupanku" Nathan  terdiam. Perkataan Anna sungguh melukai hatinya. Namun apa yang dikatakan Anna benar adanya 

Tanpa mengatakan apapun Nathan keluar dari kamar Savannah, meninggalkan Savannah yang entah mengapa tidak tega melihat wajah sedih Nathan tadi. Padahal pria itu biasa membantahnya. Apa perkataannya sedikit keterlaluan?

Sudahlah pikirnya, Nathan emang orang asing baginya.

"Apa hari ini kita jalan keluar sayang?" Seru Alexander setelah menyeringai melihat Nathan keluar meninggalkan mereka.

"Aku lagi nggak mood Alexander sorry, perut aku lagi sakit untuk pergi keluar," serunya membaringkan tubuhnya memegang erat botol yang tadi Nathan taruh di perutnya. Kenapa ia jadi memikirkan Nathan sekarang?

*****

"Kamu tidak pulang?" Justin menatap Nathan yang tengah membaringkan tubuhnya di kasur miliknya. Justin sudah tahu semua cerita tentang Nathan dan Savannah. Walau awalnya syok dan mengatakan betapa beruntungnya Nathan saat ini menjadi adik seorang Savannah Clark

"Sepertinya sesuatu telah terjadi," tambah Justin ketika Nathan masih diam menaruh satu tangannya di keningnya sembari menatap langit-langit kamar terlihat melamun

"Hey Nathan, kamu kenapa sih? Seharian ini banyak diam, kamu bisa cerita kalau kamu punya masalah," seru Justin merasa jengkel karena Nathan tidak menggubrisnya

"Aku cuman lagi nggak mood untuk mengobrol Justin, jadi diamlah," seru Nathan tidak bersemangat. Pikirannya masih berada di istana Tuan Romejo dan putrinya berhasil mengacaukan hati dan pikirannya. Ia tahu ini salah namun hatinya tidak bisa berbohong jika ada ketertarikan yang ia rasakan pada Savannah. Ia tidak pernah seperti ini sebelumnnya dan  perasaan ini pernah ia rasakan beberapa tahun lalu.

"Sensi amat sih kayak lagi datang bulan, awas ajah kalau kamu segalak ini di lapangan nanti," Justin memperingati namun Nathan mengabaikannya ketika sebuah panggilan masuk di ponselnya

Ia mengernyit karena nomor yang masuk di ponselnya sebuah panggilan asing, namun dengan cepat ia mengangkatnya dan ia dapat mendengar kepanikan di ujung telepon

"Tuan muda, aku salah satu pelayan di rumah tuan Romejo," serunya "Ms Anna tidak mau membuka pintunya dan sepertinya ia muntah-muntah dan tidak dalam kondisi yang baik,"  panik suara di seberang yang otomatis membuat wajah kepanikan juga tercipta di wajah pria itu bahkan posisinya sudah terduduk membuat Justin sedikit terlonjak  kaget

Forbidden love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang