19. Maukah Kamu Jadi Pasanganku dalam Senang Bareng dan Malu Bareng?

10.3K 1.5K 236
                                    

Bagaimana seharusnya seseorang yang sudah menyatakan cinta bersikap di hari-hari setelahnya?

Menurut buku-buku yang Irish baca, perbedaannya pasti besar sekali. Mulai dari aksi curi-curi pandang sampai curi-curi waktu untuk berkomunikasi, diam-diam mengirimkan hadiah sampai memberikan perlakuan istimewa yang sangat kentara.

Namun, kenapa Caraka nggak menunjukkan hal-hal itu? Beberapa hari berlalu, sikap Caraka benar-benar sama persis dengan Caraka yang biasa. Kemarin Irish kena semprot karena lambat dalam menyetorkan hasil riset kasus untuk persiapan sidang Soto Halimah selanjutnya. Draft kontrak yang Irish buat juga banyak dihiasi tinta merah-merah. Bahkan Caraka masih bos menyebalkan yang sama, yang beberapa kali memberikan pekerjaan di last minutes, sehingga Irish harus lembur. Dan sejauh yang Irish tahu, Caraka nggak pernah diam-diam menatapnya atau memberinya perlakuan yamg istimewa. Agaknya ketika Caraka meminta Irish untuk tetap menjadi Irish yang biasa, pria itu juga menyuruh dirinya sendiri.

Hingga satu siang, satu chat di luar konteks muncul di tengah jam kerja. Caraka mengirimkan undangan reuni alumni fakultas hukum almamater keduanya.

Caraka Samahita:
Kamu datang kan?

Undangan itu sebenarnya sudah Irish terima beberapa hari sebelumnya lewat grup WA angkatan. Berbeda dengan undangan reuni yang biasanya hanya satu angkatan, kali ini ada embel-embel "akbar" di sana. Reuni digelar lintas angkatan, khususnya untuk angkatan 2010-2014.

Bukannya nggak tertarik datang, hanya saja Irish belum sempat memikirkan hal itu. Yumi yang biasanya paling semangat menghadiri acara-acara macam ini sedang sibuk mengerjakan disertasinya—karena Yumi sibuk, belakangan Irish juga jarang minum alkohol karena nggak ada temannya.

Sewaktu membaca chat Caraka, Irish terpaksa harus memikirkannya. Sebenarnya, Irish bukan orang yang anti dengan acara-acara semacam itu. Dia senang bertemu teman-teman lama dan mendengar kabar terbaru mereka. Namun, Irish juga bukan tipe orang yang menanti-nanti acara kumpul dan pamer kesuksesan atau pasangan—masalahnya Irish nggak punya keduanya. Intinya, Irish biasanya datang jika nggak ada halangan—halangan di sini meliputi juga rasa mager yang nggak bisa dikalahkan.

Belum bisa memutuskan, Irish pun hanya menjawab, "Belum kepikiran. Lihat primbon dulu". Balasan Caraka datang cukup cepat.

Caraka Samahita:
Mau datang bareng?

Irish berpikir keras menerjemahkan pesan dari Caraka. Maksudnya datang bareng sebatas Caraka memberi tumpangan? Atau datang bareng ... sebagai pasangan?

Irish ingin memastikan hal tersebut, tetapi ekor matanya menangkap Desi mendekat. Irish buru-buru menutup tab WhatsApp web-nya, sambil mengingatkan diri untuk selalu log out dari WhatsApp web di PC kantor agar nggak seorang pun membuka akun whatsapp-nya.

"BTW, tunangannya si bos udah lulus, tauuu," ucap Desi, ala-ala agen penghembus gosip ulung.

"Shaka?" tanya Irish terkejut.

Desi mengangguk. "Siapa lagi? Gue lihat foto-foto wisudanya. Cantik banget dah."

Irish menelan ludah. Ingin sekali rasanya dia mengklarifikasi bahwa Shaka bukan lagi tunangan Caraka, tetapi apa haknya di sini? Lagian kalau Irish iseng memberi tahu status Caraka, nanti Desi akan penasaran Irish dapat info dari mana. Kalau Irish bilang dari Caraka, Desi pasti mendesaknya bercerita lebih lengkap, tepatnya kenapa Caraka sampai cerita tentang hal pribadi pada Irish. Lalu kemungkinan besar Desi akan memikirkan hipotesis-hipotesis aneh lagi.

Nope, Irish menggeleng. Terlalu berisiko.

"Kok si bos nggak ke Belanda, sih? Emang nggak pengin ada di momen wisuda tunangannya? Aneh banget."

DRUNK DIALINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang