Kursi raja yang biasanya diduduki oleh Kainer malam ini sudah berpindah tangan. Xarion duduk di sana dengan wajah penuh kepuasan. Beberapa langkah di depan Xarion, berdiri para pendukung Kainer. Mereka semua mulai memanggil Xarion dengan panggilan 'Yang Mulia Raja'. Setelah pembantaian yang mengerikan, mereka mengadakan perayaan untuk kemenangan mereka.Lysire datang tepat waktu, wanita itu melangkah dengan anggun menuju ke Xarion yang menduduki tahta. Ada senyuman bangga di wajah Lysire. Ia senang karena pria yang ia cintai berhasil mendapatkan apa yang ia inginkan. Dengan Xarion menjadi raja, maka tidak akan ada yang bisa memisahkan mereka.
Xavion mengangkat tangannya ketika Lysire sudah ada beberapa langkah di depannya. Aula megah yang tadi dipenuhi oleh sorakan kemenangan kini menjadi sunyi.
Lysire berpikir ini adalah cara Xarion menyambutnya, jadi ia merasa tersanjung dan bahagia.
"Tetap di sana, Ratu Lysire." Xarion tidak membiarkan Lysire untuk melanjutkan langkahnya. Berikutnya Xarion memanggil tangan kanannya.
"Bunuh dia!"
"Pangeran Xarion?" Lysire merasa bahwa ia salah dengar.
"Ratu Lysire terbunuh di malam pemberontakan bersama dengan Raja Kainer," seru Xarion. Pria itu ingin semua orangnya menyebarkan tentang hal ini.
"Pangeran Xarion, apa yang kau bicarakan?"
"Ratu Lysire, aku sangat menghargai bantuanmu, tapi saat ini aku sudah tidak membutuhkanmu lagi." Xarion berkata dengan santai, tapi kata-katanya membuat dunia Lysire runtuh.
"Apa maksudmu, Pangeran Xarion?" Lysire tidak ingin mempercayai apa yang baru saja ia dengar. Xarion pasti sedang bermain-main dengannya.
"Ratu Lysire, selama ini aku hanya memanfaatkanmu untuk membunuh Raja Kainer. Apakah kau pikir aku benar-benar sudi menjadikanmu ratuku setelah kau disentuh oleh Raja Kainer? Aku tidak suka barang bekas!"
Kata-kata tajam Xarion menghantam Lysire, kaki wanita itu kehilangan pijakannya. Ia terhuyung mundur. Jadi, rupanya selama ini ia hanyalah pion bagi Xarion. Setelah pria itu tidak membutuhkannya lagi maka pria itu akan menyingkirkannya.
"Tidak, ini tidak mungkin. Kau sangat mencintaiku. Kau pasti sedang bermain-main sekarang."
"Ratu Lysire kau benar-benar bodoh. Satu-satunya pria yang sangat mencintaimu adalah Raja Kainer bukan aku." Xarion mengejek Lysire. "Baiklah, mari hentikan pembicaraan memuakan ini." Xarion tidak ingin pestanya diganggu oleh Lysire lebih lama lagi.
"Cepat bunuh dia!" Xarion memberi perintah sekali lagi pada tangan kanannya.
Tangan kanan Xarion segera mencabut pedangnya, tepat saat pria itu mengayunkan pedangnya Xarion menghentikan pria itu.
Lysire masih berharap bahwa Xarion akan mengatakan bahwa yang dikatakan oleh Xarion tadi hanyalah sandiwara untuk mengerjainya.
"Ada hal yang perlu kau tahu sebelum kau mati. Orang yang menyelamatkanmu ketika kau tenggelam di danau bukanlah aku, tapi Raja Kainer." Setelahnya Xarion menganggukan kepalanya.
Lysire belum sempat memproses apa yang dikatakan oleh Xarion, detik berikutnya pedang sudah mengayun ke lehernya. Kepala wanita itu kini menggelinding di lantai. Matanya terbuka, tanda bahwa ia mati dengan tidak tenang.
Kematian Lysire tidak membuat pesta berakhir, Xarion dan orang-orang yang ada di sana melanjutkan lagi perayaan mereka sampai pagi.
**
Tubuh Lysire telah dibakar bersama dengan mayat-mayat penghuni istana lainnya, tapi jiwa wanita itu masih terperangkap di bumi. Kematian yang sulit untuk diterimanya membuatnya menjadi seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebirth of The Queen
FantezieLysire Savra membenci suaminya Raja Kainer Celestria karena telah memaksanya menikah dengan pria itu. Untuk bersatu dengan pria yang ia sukai yang tidak lain adalah keponakan sang suami -Xarion, Lysire berpura-pura menerima semuanya dan bersikap bai...