Surat dari Utara telah tiba. Kainer memberikan penghargaan pada istrinya yang telah membantu mengatasi masalah yang terjadi di Utara."Yang Mulia, ini adalah tugasku sebagai seorang ratu. Aku harus berbagi beban denganmu."
Kainer merasa tersentuh dengan kata-kata yang diucapkan oleh Lysire. Ia senang karena Lysire bersedia memikirkan rakyat mereka bersama dengannya. Sekarang Kainer tidak peduli apakah Lysire sedang memainkan sandiwara atau tidak, yang terpenting baginya adalah Lysire masih tetap berada di sisinya.
"Aku senang karena kau bersedia berbagi beban denganku." Kainer menggenggam tangan Lysire dengan lembut. "Baiklah, sekarang aku harus pergi ke aula pemerintahan. Aku akan kembali saat makan siang."
"Ya, Yang Mulia."
Kainer mengecup kening Lysire lalu kemudian pergi meninggalkan istrinya.
Beberapa menit setelah Kainer pergi, Lysire mendapatkan pemberitahuan dari Myrrah bahwa Xarion meminta untuk bertemu.
Lysire mendengkus sinis, rupanya pria itu sudah sembuh. Ckck, harusnya Xarion berbaring di ranjang lebih lama lagi.
Lyrise memutuskan untuk bertemu dengan Xarion. Ia yakin ada begitu banyak hal yang ingin Xarion bicarakan dengannya.
Di depan taman, Xarion berdiri dengan tongkat menunggu Lysire datang. Setelah seminggu lebih berdiam diri di kamarnya, hari ini ia bisa keluar karena kakinya sudah jauh lebih baik. Ia sengaja datang dengan menggunakan tongkat agar Lysire melihat betapa menderitanya ia karena Kainer.
Saat ia melihat Lysire, ia terpana untuk sejenak. Lysire disinari oleh matahari, ia terlihat seperti peri dari negeri dongeng. Namun, Xarion segera tersadar. Kedatangannya ke sini bukan untuk mengagumi kecantikan Lysire. Lagipula apa gunanya cantik jika sudah dikotori oleh pamannya berkali-kali.
"Lysire." Xarion memandangi Lysire penuh kerinduan. Pria itu hendak mendekati Lysire, tapi Lysire segera mundur, menghindarinya seperti ia adalah penyakit.
"Apa yang ingin kau bicarakan denganku?" Lysire menatap Xarion acuh tak acuh.
Xarion terkejut dengan tatapan dan cara bicara Lysire padanya. Jadi, itu benar bahwa Lysire telah berubah.
"Lysire, aku sangat merindukanmu."
"Sepertinya hukuman yang terakhir tidak membuatmu jera, Pangeran Xarion," seru Lysire. "Dan ya, jangan memanggilku dengan namaku. Ingat aku adalah Ratu Celestrian dan juga bibimu."
"Lysire, apa yang salah? Kenapa kau tiba-tiba berubah? Apakah aku membuatmu marah? Atau pamanku mengancammu?" tanya Xarion masih dengan wajah lembut dan tatapan penuh cinta.
"Apakah kau tuli? Panggil aku dengan benar!" seru Lisyre.
Xarion merasa jengkel, tapi ia tidak boleh menunjukannya di depan Lysire. Ia bertanya-tanya apa sebenarnya yang salah dengan wanita jalang di depannya.
"Yang Mulia Ratu, kau sepertinya benar-benar marah padaku. Katakan apa salahku, aku akan memperbaikinya." Xarion tidak ingin memanggil Lysire 'bibi' hal ini terasa menggelikan baginya. Lysire adalah kekasihnya yang akhirnya menikah dengan pamannya.
"Pangeran Xarion jangan pernah menampakan wajahmu di depanku lagi, karena hal itu membuatku merasa mual. Kau bertanya apa salahmu? Pikirkan saja sendiri."
Xarion saat ini seperti menghadapi orang yang sama sekali tidak ia sadari. Ia sangat yakin bahwa ia tidak melakukan kesalahan apapun, dikunjungannya yang terakhir pun hubungannya dengan Lysire baik-baik saja.
Ketika ia hendak dihukum Lysire masih memohon untuk melepaskannya, lalu kenapa tiba-tiba saja Lysire berubah hanya dalam waktu semalam?
"Lysire, maksudku Yang Mulia Ratu, aku benar-benar tidak tahu di mana salahku, tapi mungkin kau marah karena aku tidak cukup memiliki kuasa untuk membawamu pergi dari sini sehingga kau harus terus hidup menderita. Itu semua memang salahku yang tidak mampu, tapi ketahuilah cintaku terhadapmu sangatlah besar. Bersabarlah sebentar lagi, jika aku sudah lebih kuat aku pasti akan membawamu pergi lalu kita akan hidup bahagia berasama."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebirth of The Queen
FantasiLysire Savra membenci suaminya Raja Kainer Celestria karena telah memaksanya menikah dengan pria itu. Untuk bersatu dengan pria yang ia sukai yang tidak lain adalah keponakan sang suami -Xarion, Lysire berpura-pura menerima semuanya dan bersikap bai...