"Sampai kapan kau akan berselisih dengan keponakanmu karena seorang wanita? Putraku, darah lebih kental dari air." Ibu suri bicara dengan lembut pada putranya.Wanita ini tidak tahu bahwa di kehidupan sebelumnya Xarion lah yang tidak menghargai hubungan darah di antara mereka.
"Pangeran Xarion seharusnya menerima kenyataan, Bu. Dia masih datang menemui istriku hari ini."
"Putraku, keponakanmu masih muda, ia masih belum bisa berpikir dengan benar."
"Bu, diusia seusia Pangeran Xarion aku sudah mengambil banyak keputusan penting. Beberapa kali berperang dengan musuh dan pemberontak. Ini bukan tentang usia, tapi tentang adab dan kepribadian. Lysire adalah bibinya, ia seharusnya tidak menginginkan istri pamannya lagi."
"Putraku, jika ada pria lain yang mengambil istrimu darimu apakah kau akan menerimanya begitu saja?"
Kainer diam, tentu saja ia tidak akan menerimanya. Ia akan mengambil kembali miliknya.
"Pangeran Xarion juga seperti dirimu, dia belum bisa merelakan Lysire."
"Bu, aku tidak mengambil Lysire. Sejak awal Lysire memang sudah menjadi milikku. Pangeran Xarion yang hadir di antara kami."
Ibu suri hanya bisa memaklumi putranya, dalam masalah percintaan putranya akan menjadi sangat egois.
Benar, sejak Lysire lahir, Lysire telah diklaim oleh Kainer sebagai miliknya. Hari itu saat ibu Lysire melahirkan Lysire, Kainer ada di sana bersama ayahnya yang mengunjungi ayah Lysire yang saat itu masih seorang jenderal perang.
Kainer jatuh hati pada Lysire sejak pertama kali ia melihat Lysire. Usia Kainer saat itu belum mencapai sepuluh tahun. Ia mengatakan pada ayahnya dan ayah Lysire bahwa ia ingin Lysire menjadi istrinya ketika Lysire sudah memasuki usia menikah.
Namun, Kainer sangat sibuk. Ia dilahirkan sebagai penerus tahta, jadi ia kurang pendekatan dengan Lysire. Beberapa kali ia mengunjungi Lysire, memberikan beberapa hadiah, tapi ia meminta agar tidak perlu menyebutkan siapa yang memberinya hadiah.
Saat Lysire menggunakan hadiah yang ia berikan, Kainer akan tersenyum. Lalu berikutnya wajah Kainer akan menjadi dingin lagi.
Kainer tumbuh dengan pertumpahan darah di sekitarnya. Jadi ia sulit untuk mengungkapkan perasaannya. Kainer tidak tahu bagaimana cara berkomunikasi dengan Lysire.
Bahkan ketika ia menyelamatkan Lysire yang hampir tenggelam, ia hanya membawa wanita itu ke daratan kemudian meninggalkannya karena ia tahu akan ada orang yang datang. Yang terpenting baginya ia tahu Lysire selamat.
Kemudian Kainer pergi untuk berperang, dan ketika ia kembali Lysire nya sudah menjalin hubungan dengan Xarion.
Jadi, di sini bukan dirinya yang mengambil Lysire, tapi Xarion yang ada di antara ia dan Lysire.
"Baiklah, jangan terlalu keras padanya. Dia adalah satu-satunya putra kakakmu."
Di kehidupan sebelumnya Kainer selalu mengingat ini, itulah sebabnya ia bisa dikhianati oleh keponakannya sendiri. Ia mungkin tidak begitu dekat dengan Xarion, tapi sebagai paman ia cukup mengasihi Xarion.
"Aku harus keras terhadapnya, Bu. Dia terlalu dimanjakan oleh Ibu dan Kakak ipar. Bagaimana ia akan bertanggung jawab terhadap Celestria jika tidak ada hal yang bisa dia lakukan."
"Baiklah, lakukan apapun yang menurutmu baik." Ibu suri akhirnya menyerah. Xarion tidak memiliki ayah, jadi tidak ada yang mendidiknya untuk menjadi seorang pejuang. Sudah cukup baik jika Kainer ingin mengambil peran untuk mendidik Xarion.
**
Xylia telah kembali ke paviliunnya. Wanita itu segera disambut oleh putranya dengan wajah penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebirth of The Queen
FantasyLysire Savra membenci suaminya Raja Kainer Celestria karena telah memaksanya menikah dengan pria itu. Untuk bersatu dengan pria yang ia sukai yang tidak lain adalah keponakan sang suami -Xarion, Lysire berpura-pura menerima semuanya dan bersikap bai...