Plak! sebuah tamparan keras mendarat di wajah Amarise, darah mengalir dari sudut bibir wanita itu."Bagaimana bisa aku memiliki anak menjijikan sepertimu!" murka Wayne. Ia telah mendengar apa yang terjadi di kediaman menteri kehakiman.
"Ayah, aku benar-benar tidak tahu yang terjadi. Gaunku basah, aku pergi ke kamar tamu di kediaman Alexandra untuk mengganti pakaian. Lalu semua itu terjadi."
"Tutup mulutmu!" geram Wayne. "Apakah kau pikir aku akan percaya pada omong kosongmu! Amarise kau benar-benar tidak berguna!"
Air mata terus mengalir di wajah Amarise, ia sudah kehilangan kesuciannya dan sekarang ia harus menghadapi kemarahan ayahnya. Seumur hidupnya ia tidak pernah dimarahi oleh ayahnya, meski tidak begitu dimanjakan, tapi ayahnya selalu bicara dengan lembut dan penuh kasih terhadapnya.
"Enyah dari hadapanku! Melihatmu hanya membuatku menyesal memiliki anak sepertimu!" bengis Wayne.
Amarise menatap ayahnya sejenak sebelum akhirnya ia berbalik dan pergi. Ia berharap ayahnya akan membelanya dan mencari keadilan untuknya, tapi sayangnya yang terjadi adalah sebaliknya. Ayahnya begitu marah bahkan tidak mempercayai kata-katanya.
"Kalian semua juga pergi dari sini!" Wayne mengusir istri dan putra sulungnya. Saat ini ia benar-benar ingin mengamuk, melihat orang-orang di sekitarnya hanya akan membuatnya kesal.
Putrinya bukan hanya membuatnya malu, tapi juga menggagalkan dirinya untuk memiliki menantu seorang pangeran. Ia sudah membayangkan seperti apa status sosial mereka setelah Amarise menjadi seorang putri. Dan sekarang semuanya hancur begitu saja.
Ibu dan kakak Amarise segera menyusul Amarise. Mereka benar-benar terkejut ketika pelayan utama di kediaman menteri kehakiman datang dan menjelaskan apa yang terjadi.
"Amarise, apa sebenarnya yang terjadi?" tanya Trystan. Ia cukup mengenal adiknya, dan adiknya tidak akan sebodoh itu. Untuk apa ia melakukan hal seperti itu di kediaman menteri kehakiman. Selain itu Amarise orang yang sangat masuk akal, ia tidak akan pernah mempermalukan dirinya sendiri.
"Kakak, Ibu, aku benar-benar tidak tahu apa yang terjadi." Amarise berkata dengan derai air mata di wajahnya.
Ia menceritakan dari awal hingga akhirnya ia ditemukan. Amarise diam sejenak, ia mencerna sekali lagi.
"Ini semua pasti perbuatan Lysire! Aku akan membunuhnya!" seru Amarise marah.
"Apa maksudmu, Putriku?"
"Bu, Lysire yang menjebakku. Dia ingin menghancurkan hidupku!" seru Amarise. "Dia sengaja menumpahkan tehku sampai gaunku basah, lalu aku pergi ke ruang ganti dan datanglah Louis. Orang yang menemukanku juga termasuk Lysire. Ini pasti karena dia. Wanita iblis itu tidak ingin aku menikah dengan Pangeran Xarion sehingga ia menghancurkan hidupku. Bu, ini semua karena dia!"
Trystan dan Lilianna -ibu Amarise, memikirkan apa yang dikatakan oleh putrinya.
"Amarise, menuduh Yang Mulia Ratu adalah sesuatu yang serius. Kau harus memiliki bukti." Trystan berkata dengan rasional. Ia tahu bahwa apa yang dikatakan oleh Amarise memang mungkin terjadi, tapi tidak bisa hanya berdasarkan ucapan saja, harus ada bukti dan saksi.
"Kakak, dapatkan keadilan untukku. Hidupku hancur, Kakak." Amarise duduk bersimpuh di lantai. Ia menangis terisak.
Sementara itu di kediaman ayah Xylia. Xarion sedang melaporkan pada kakeknya mengenai yang terjadi di kediaman menteri kehakiman.
"Kakek, aku tidak ingin menikah dengan Nona Amarise." Xarion berkata dengan jijik, ia masih mengingat seperti apa Amarise yang berada di atas Louis.
Dizon tidak menyangka sama sekali bahwa wanita seperti Amarise akan melakukan hal rendahan seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebirth of The Queen
FantasiaLysire Savra membenci suaminya Raja Kainer Celestria karena telah memaksanya menikah dengan pria itu. Untuk bersatu dengan pria yang ia sukai yang tidak lain adalah keponakan sang suami -Xarion, Lysire berpura-pura menerima semuanya dan bersikap bai...