Rosie berdiri depan cermin sambil memakai dasinya. Dia rapi dengan pakaian kantoran.
" Aku pergi dulu." Kata Rosie. Tumben dia pamit kan sama Jennie.
" Ya~ hati-hati."
Canggung tapi tetap harus di balas. Rosie juga mengangguk kaku kemudian jalan keluar rumah untuk buru-buru ke kantor.
" Siapkan meja meeting sekarang. Kita proses cepat karena saya ada keperluan lain di luar." Kata Rosie di telpon bersama managernya.
---
Akhirnya Jennie tiba di sekolah. Dia jalan masuk menuju ruangannya sebelum keliling untuk memeriksa setiap kelas jika guru-gurunya on time datang atau tidak.
Namun,....
" Bu Chae belum datang Bu!!!" Jawab anak-anak. Langsung duduk rapi karena kepsek masuk kelas mereka.
Kerutan Jennie muncul. Diapun melangkah mendekati meja salah satu murid untuk keluarkan buku cetak, di suruh mengerjakan tugas saja sambil menunggu gurunya tiba.
" Jangan ribut agar tidak mengganggu aktivitas kelas lain."
" Baik Bu!!!"
Jennie keluar kelas. Dia mengeluarkan hpnya untuk mencoba menelpon Chae.
Seharusnya bukan pekerjaan kepala sekolah menghubungi guru satu persatu. Tapi Jennie tipikal kepsek yang selalu memberikan penjelasan iming-iming peringatan. Oklah Chae baru ini dia telat. Tapi jika keterusan, mungkin Jennie akan mengomel. Namun sebelum dia mengomel, Chae memberikan jawaban jelas.
" Saya terjebak macet Bu. Mobilku pecah ban. Jadi aku harus ke bengkel dulu. Maafkan saya Bu karena telat." Jelas Chaeyoung di depan Jennie yang mengangguk memahami.
" Saya harap tidak lagi telat Bu." Pinta Jennie.
" Ne. Khamsahamnida."
Chae membuang helah nafasnya.
" Wahh! Ternyata istriku bisa marah. Dia menyeramkan dengan wajah tenang seperti itu." Gumam Chae sambil berlalu untuk ke kelasnya.
•••
Chae berlalu ingin keluar ruang guru. Namun bertemu Jennie yang baru mau melintas.
" Siang Bu. Sudah makan siang?" Tanya Chae.
" Sudah. Ah iya Chae. Besok kamu sibuk?"
" Tidak juga Bu. Besok kan anak-anak olahraga."
" Besok ada pertemuan kepala sekolah. Kamu sibuk? Jika tidak sibuk, mau temani saya mengikuti pertemuan?" Pinta Jennie.
" Ok Bu. Tentu saja saya mau!" Jawab Chae.
" Ah syukurlah. Saya tidak sendiri jadinya."
" Iya bu. Tidak masalah jika Ibu meminta saya untuk menemani."
Jennie mengangguk senyum. Saat itu ada beberapa siswa yang lari-lari sambil membawa gelas aquades di gelas bening kecil.
Mata Chae mendelalak sambil menghindar percikan air yang ingin mengenainya.
" Hei! Hati-hati!" Marah Jennie.
" Maaf Bu!! Tidak sengaja!!" Kata murid-murid buat Jennie memberi gelengan pelan selama Chae mengelus-elus dada karena panik.
" Habislah aku kalau sampai kena air tubuh ini." Batin Chae.
" Kena Bu?" Tanya Jennie.
" Tidak Bu. Untungnya tidak kena."
" Anak-anak selalu begitu."
" Ne... tidak apa Bu."
Chae hanya lega karena tidak kena air.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cappilar Love 6
FanfictionJennie menikah dengan Rosie tanpa cinta. Keduanya selalu canggung dalam hal apapun bahkan mengungkapkan sesuatu yang harusnya tidak sulit untuk sepasang kekasih. Rosie mengeluh. Dia resah, memikirkan bagaimana caranya? Jennie saja seperti menolak di...