Mentari naik. Hordeng terbuka otomatis saat jam menunjukkan pukul 7 pagi.
Belum juga ada tanda-tanda aktifitas di rumah ini karena hanya berdua saja tanpa pelayan yang masih libur.
Masih tergeletak lemah di kasur, saling memeluk selamat selimut senantiasa menghangatkan tubuh mereka.
Drrtt~~!!! Panggilan telpon dari manager pada hp Rosie. Sudah 3 sampai 4x menghubungi tapi tidak ada tanggapan dari bos besar ini. Beliau masih suka terlelap di kasur bersama istrinya.
Drrtt~~~!!!!!!!!! Drrtt~~~~~~!!!!!!!!
Itu bukan hp Rosie yang bunyinya masih dalam volume 40%.
Itu hp Jennie, dengan volume panggilan 100% pasti bangun!
" Ah!" Kaget Jennie. Kepalanya langsung membentur dagu Rosie yang ikut kaget.
" Hah!?" Panik Jennie. Mengelus pipi suaminya sambil tidur lurus dengan tangan yang menyaut hp di atas nakas.
" Mwoya?" Bingung Jennie. Dia melirik nakasnya di dekat kaki. Dia tidur salah kepala tau! Adegan semalam bikin keduanya malas pindah posisi.
Akhirnya Jennie menduduki badannya. Dia mengambil hp itu di nakas sambil menahan selimut di dadanya.
" Hallo? Yaa?"
Jennie mengangkat telponnya sebentar. Namun Rosie di belakang ikut bangun hanya untuk memeluk sang istri sambil nunduk mencium bahunya.
Telpon berakhir. Itu telpon dari pihak direktur pendidikan yang mengatakan jadwal rapat di undur lusa depan.
Akhirnya!! Jennie bisa tiduran di rumah hari ini karena letihnya minta ampun, di hajar Rosie semalam.
" Apa pria botak itu lagi?" Tanya Rosie buat Jennie terkekeh sambil mengelus pipi Park yang memeluk cemberut dirinya.
" Aku jealous~~"
" Itu pihak pendidikan."
" Aku pikir dia."
" No haha..." Geleng Jennie sambil nunduk meletakkan hpnya lagi di nakas.
" Bawahku perih sekali."
" Jangan banyak bergerak dulu. Tidurlah lagi."
" Siapa yang memasak?"
Rosie terdiam.
" Bisa aku makan kamu saja?" Tanya Rosie sambil mendekat, mencium bibir Jennie sambil tertidur lagi di bantal dengan tawa pasutri di pagi hari.
" Oh!" Kaget Rosie. Berhenti mengecup sambil terdiam memikirkan sesuatu.
" Waeyo?"
" Hari ini aku meeting. Aku baru ingat."
" Jam berapa?"
Rosie melirik jam di dinding kamar. Sudah lewat setengah jam.
" Sudah lewat. Lupakan. Aku ingin di rumah dengan istriku tersayang~~" Peluk Rosie lagi sambil mengelus-elus paha Jennie.
" Nanti makan siang apa kalau aku tidak bangun?"
" Pesan delivery sayang. Don't worry."
Kehidupan ini jadi nyata karena tidak ada kecanggungan lagi. Rosie juga sudah lepas menahan keinginan dimana dia sangat ingin terang-terangan memberitahu bahkan cinta sebesar itu hanya untuk istrinya.
" Khamsahamnida." Ucap Rosie yang menerima delivery makanan datang ke rumah.
Dia siapkan piring, sendok dan gelas yang dia bawa pakai nampan ke dalam kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cappilar Love 6 ✓
FanfictionJennie menikah dengan Rosie tanpa cinta. Keduanya selalu canggung dalam hal apapun bahkan mengungkapkan sesuatu yang harusnya tidak sulit untuk sepasang kekasih. Rosie mengeluh. Dia resah, memikirkan bagaimana caranya? Jennie saja seperti menolak di...