Masa Kuliah

4 1 1
                                    

Aku duduk di bangku perkuliahan dan menjadi mahasiswa semester akhir yang sedang mabuk skripsi serta revisi dari dospem (dosen pembimbing). Walaupun aku sibuk dengan urusan kuliah aku juga sering terlena oleh dunia percintaan, aku memiliki pacar yang tampan, tinggi, wangi, dan kaya raya, kalo kata orang-orang kita setara, tapi di balik kesetaraan kita ada suatu fakta yang aku sembunyikan dari orang-orang.

Fakta bahwa dia selalu melakukan perselingkuhan serta mengancamku dengan melakukan kekerasan fisik. Apakah aku tidak melawan? Jelas aku melawan dan akibat yang ku terima adalah sebuah luka memar di sekujur tubuhku karena dihantam ke tembok berkali-kali, di pukul, ditampar tidak kenal ampun, kejam? memang. Aku mencoba untuk mengakhiri hubungan ini berkali-kali namun hasil yang kudapatkan hanyalah kekerasan fisik yang ia lemparkan pada ku, empat tahun sudah aku menjalani hubungan toxic ini tapi aku tidak bisa melawannya sedikitpun, aku hanya bisa memendam dan menangis sendirian. Orangtua ku? Orangtua ku jelas tinggal di kota yang berbeda denganku, disini aku membeli rumah sederhana dan hidup mandiri jadi mereka tidak tau bahwa aku mengalami kekerasan.

Kini aku berada di parkiran mobil kampus, aku berusaha kembali untuk yang terakhir kalinya mengakhiri hubungan sialan ini! Namun apa yang aku temukan? Pacarku sedang asik bercumbu di mobil bersama wanita lain. Apakah aku marah? Apakah aku sedih? Apakah aku menangis? Tidak! Aku sama sekali tidak menangis, marah, ataupun sedih karena sudah muak dengan lelaki itu dan juga wanita sialannya.

"Radeo Aratama Desta anjing!" Aku menoleh kesamping, melihat Nolan temanku sedari kecil mengambil sebuah batu dan berjalan menuju mobil berwarna putih. Aku tebak ia akan memecahkan kaca mobil tersebut dan tebakan ku benar, ia memecahkan kaca mobil milik Radeo. Gila!

"KELUAR LO!" Nolan menarik paksa Radeo keluar dari mobil.

"LEPASIN BANGSAT!" Radeo berusaha melepaskan cengkraman tangan Nolan dari bajunya.

Aku segera menyusul Nolan untuk memisahkan mereka sebelum ada keributan yang lebih parah lagi, apalagi mereka berdua sama-sama tidak sabaran nanti yang ada saling adu tonjok. Aku menarik lengan Nolan yang langsung ditepis oleh Radeo, aku yakin sekali lelaki yang menepis tanganku dari Nolan sedang cemburu buta.

"Ngapain lo megang-megang tangan orang tolol? Mau caper lo?" Aku yang mendengar itu tidak terkejut sama sekali, bahkan ekspresi ku datar karena sudah terbiasa dengan kalimat yang ia lontarkan, sudah kebal bro!!!

"APA-APAAN LO, ANJING? JELAS-JELAS LO YANG SELINGKUH, LO YANG CAPER, LO YANG BUTUH BELAIAN MALAH PLAYING VICTIM! KALO TEMEN GUE CAPER TERUS LO APAAN? COWO BUTUH BELAIAN?" Aku melongo mendengar ucapan yang keluar dari mulut Nolan, memang lelaki itu sangat pedas jika berbicara dengan Radeo namun aku tidak tau bahwa dia akan sepedas dan sefrontal itu, terlihat wajah Radeo memerah karena menahan malu dan marah. Pelan pelan kapten, saya shock dengan ucapanmu!!!!

"Nolan," aku mengajak Nolan untuk mundur dan pergi dari sana tapi sepertinya ia tidak mau sebelum Radeo berbicara. Ditengah emosi yang membara antara dua orang ini, aku memutuskan untuk mengatakan niatku yang sebenarnya pada Radeo.

"Deo, aku minta maaf tapi aku udah gak kuat sama hubungan kita, let's break up and thank you for everything you gave me, sorry and let's be a better person." Kemudian aku berlari menjauh dari manusia manusia gila itu, sedangkan salah satu dari mereka yaitu Radeo berusaha untuk mengejarku namun ditahan oleh manusia gila lainnya, yaitu Nolan. Wes mboh manusia-manusia iku ben tukaran lah, wegah aku ngurusi.

Setelah pergi dari tempat parkiran tadi aku menuju ke tempat parkiran lainnya yang berada di sebelah timur gedung fakultas Teknik Geologi di Universitas Bakti Nusa. Aku berjalan secepat mungkin memasuki mobilku namun sepertinya aku kurang cepat, karena langkah ku bisa dihentikan oleh Nolan.

"Flo," aku diam saja menunduk dan tak mau sekalipun melihat Nolan.

"Maaf, aku kelepasan tadi." Nolan berlutut di hadapan ku dan meraih tanganku, menggenggamnya dengan erat.

"Alleco Haidar Nolan yang aku kenal gak akan ikut campur urusan orang lain, tapi kenapa kamu selalu ikut campur sama urusan ku?" Nolan hanya diam saja tak menjawab perkataan ku.

"Alleco, sebelumnya aku udah bilang ke kamu, hari ini aku bakal selesaiin hubungan aku sama Deo tanpa campur tangan siapapun, tapi apa? Kamu malah berbuat seenaknya, mecahin kaca mobil, kamu robek juga bajunya, kamu jadiin badan dia samsak, gilaa!!! Kita punya uang darimana buat ganti rugi??" Sebenarnya aku tak betulan marah pada Nolan, justru aku bersyukur karena dia selalu membantuku dan membuatku merasa aman. Kalo Radeo jelas selalu membuat ku merasa feeling lonely, takut, dan muak, berbeda dengan Nolan yang selalu membuat ku merasa aku tidak sendiri di dunia ini, merasa aman dan nyaman. Memang terkadang teman masa kecil adalah teman yang terbaik karena dapat mengerti kita.

"Aku punya uang, aku bisa tanggung jawab, kamu gak perlu khawatir sama itu, maafin aku, Flo." Aku tertawa mendengar ucapan Nolan, apa yang ia ucapkan benar. Temanku ini berasal dari keluarga kaya raya, ayah ibu nya seorang dokter spesialis anak dan dokter spesialis bedah, ia juga anak tunggal, sudah jelas jika hartanya tidak akan habis ditambah dia menjalankan bisnis cafe nya.

"Oke kalo gitu aku maafin, sekarang kamu berdiri dulu." Nolan berdiri dengan tegap, aku mulai membersihkan celananya yang terlihat kotor karena debu yang ada di jalanan.

"Ayo aku anter kamu pulang, kalo kamu sendiri nanti bisa dikejar wong edan sek lagi ngamuk." Aku tertawa mendengar celotehan Nolan.

"Wong edan ndi sek wani nyentuh aku pas ono kowe? Sek ono remuk wonge, hahahaha" Nolan tertawa mendengar ucapan ku, manis.

"Yaudah ayo, pake mobilku aja sekalian aku mau ke pak Yoyok ngembaliin buku novel yang aku pinjam." Nolan mengangguk dan berjalan bersamaku menuju mobil yang terparkir di depan.

Kami melajukan mobil dan pergi dari area Universitas Bakti Nusa menuju "Persewaan Novel&Komik Pak Yoyok".

Thank You, Swiss!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang