Game 1 - Prime Number

139 28 178
                                    

"Prime number atau bilangan prima adalah permainan di mana setiap pemain secara bergiliran akan berhitung dari angka satu sampai angka seratus. Pemain yang mendapat giliran untuk menyebutkan bilangan prima harus mengatakan 'BOOM'. Jika tidak, maka dianggap gugur." Kripik memberikan penjelasan.

Bilangan prima adalah bilangan yang tidak dapat dibagi habis oleh bilangan bulat lain kecuali 1 dan dirinya sendiri. Itu adalah pengetahuan matematika umum yang sudah diberikan sejak sekolah dasar, tapi terkadang masih banyak dilupakan oleh para pelajar dan juga mahasiswa.

"Kalian cukup berhitung secara bergiliran dari satu sampai seratus, tapi ketika mendapat giliran bilangan prima, kalian harus menyebut kata BOOM! Kalian mengerti?"

"Mengerti!" Semua menjawab serempak.

Keempat puluh peserta adalah orang-orang terpilih yang tentunya sudah mengetahui mengenai pengetahuan dasar ini.

"Baiklah, sebelum dimulai, aku akan mengacak urutan kalian terlebih dahulu. Silakan berbaris sesuai urutan yang telah ditentukan."

Urutan gim Prime Number:

Steven
Baim
Qila
Cindy
Key
Clara
Icha
Rizal
Lemon
Aldo
Tiara
Ven
Andin
Fuyu
Chita
Lav
Chacha
Cacing
Andrew
Yemi
Lofi
Sura
Aka
Ciki
Tara
Yura
Raya
Arsel
RZ
Riq
Hicchan
Han
Haru
Karvin
Ari
Azhey
Rara
Rav
Resti
Arin

Para peserta mulai berbaris sesuai urutan masing-masing, dan bersiap untuk melakukan permainan.

"Setiap pemain diberikan waktu maksimal 5 detik untuk menjawab, kalau lebih dari itu dinyatakan gugur. Kalian mengerti?"

"Ya!"

"Permainan berakhir setelah lima pemain dinyatakan gugur. Sisa peserta akan lolos ke babak berikutnya."

Para peserta mengangguk mengerti.

Ada dua puluh orang berjas hitam dan berkacamata hitam yang berdiri di sekeliling para peserta, dan juga Kripik yang berdiri di hadapan mereka semua.

Setelah Kripik memberi aba-aba, permainan pun dimulai.

"Satu." Steven memulai permainan.

"Boom!"

"Boom!"

Baim dan Qila melanjutkan.

"Empat."

"Boom!"

Cindy dan Key menyebut dengan yakin.

"Enam."

"Boom!"

Clara dan Icha tidak mau kalah.

"Delapan."

"Sembilan."

"Sepuluh."

"BOOM!"

Rizal, Lemon, dan Aldo menyebut angka berurutan sebelum dilanjutkan oleh Tiara dengan teriakan yang cukup keras.

"Dua belas."

"BOOM!"

Ven dan Andin menjawab tanpa ragu.

"Empat belas."

"Lima belas."

"Enam belas."

"BOOM!"

Clash of Clovers!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang