Jalan Kota Malam Ini

21 1 0
                                    

___

          Pemandangan kerlap-kerlip lampu kota di malam hari, adalah keindahan yang sangat sederhana, yang dapat dinikmati dengan mudah. Jam menunjukan pukul setengah delapan malam. Pra dan Nala duduk di kursi taman yang ada dipinggir jalan taman kota. Menikmati semilir angin dengan kacang rebus yang mereka beli dari pedagang keliling yang beberapa lewat beberapa waktu lalu.

"Pulang yuk, La! Besok lo kerja, jangan sampe begadang." Nala menggeleng, menolah ajakan Pra.

"Gue masih pengen di sini, Pra. Kita kan, udah jarang nongkrong berdua."

Pra tahu, pasti Nala rindu saat-saat mereka masih punya banyak waktu bertemu. Akhir-akhir ini Nala yang sibuk dengan pekerjaannya sering kali sulit untuk punya waktu berdua dengan Pra.

"Ya udah, tapi jam sembilan pulang, ya. Gue nggak mau tante Riani khawatir nyariin lo, La."

"Mama Whatsapp, lo?"

"Iya. Dia nanya, gue lagi sama lo apa nggak. Ponsel lo nggak bisa dihubungin katanya."

Nala memeriksa ponselnya, yang ternyata kehabisan daya baterai.

"Ponsel gue mati. Lupa charger di kantor tadi,"

Nala masih memikirkan ucapan Pra dan Genta di kedai kopi sore tadi. Kalimat-kalimat itu seperti berputar dikepalanya terus menerus tanpa henti. Memaksa dirinya menyadari hal-hal yang selama ini sempat ia lupakan kenyataannya.

"Pra,"

Praha menoleh. Menatap lamat-lamat manik mata Nala yang berkemilau seperti bintang. Bagian dari tubuh perempuan itu yang paling Pra suka.

"Kenapa, La?"

"Gue mau ke Anyer."

"Kapan?"

"Weekend besok."

"Yakin, lo? Kenapa tiba-tiba?"

Ada jeda beberapa saat sebelum Nala kembali menjawab, ia terdiam memandang lurus kedepan.

"Sebenarnya nggak tiba-tiba juga. Gue udah kepikiran pengen ke pantai dari minggu lalu. Baru sekarang aja gue bilang ke lo."

Pra menghabiskan kacang terakhir yang tersisa. Ia seperti memikirkan sesuatu.

"Ya udah, nanti gue yang ijin sama tante Riani."

"Tapi kuliah lo, gimana?" Katanya minggu besok lo ada kelas tambahan?" Nala teringat tentang jadwal Pra yang harus mengikuti kelas tambahan guna memperbaiki IPK-nya di mata pelajaran yang tidak mampu Pra selesaikan dengan baik.

"Gampang, nanti gue ijin sama Dosennya buat ganti jadwal. Yang penting gue bisa nemenin lo ke Anyer. Lo kan, susah buat minta cuti kantor. Selagi lo yang punya waktu luang, jangan mikirin soal gue."

"Oh, iya. Gue sampe belum nanya, kenapa nekat hujan-hujanan dari kampus buat jemput gue tadi?" Nala mengalihkan topik pembicaraan.

"Gue nggak mau lo nunggu lama. Kalau gue nunggu hujannya reda dulu, bisa telat jemput lo."

"Lain kali jangan sok romantis gitu, deh. Yang ada kalau lo sakit, gue yang repot harus cuti buat ngerawat lo. Lagian aneh banget sama cowok, jatuh dari motor sampe bonyok, masih bisa jalan. Giliran demam dikit langsung bikin wasiat."

SERANA Where stories live. Discover now