Untuk yang Pertama Kali

20 1 0
                                    

___

Setelah kelas pagi dibubarkan, beberapa mahasiswa terlihat berhamburan memenuhi koridor lantai tiga. Termasuk Pra yang baru keluar dari ruang kelas. Dengan earphone yang tak pernah lepas dan ransel abu-abu yang tersampir di pundak kiri, Pra terlihat berjalan santai menuju anak tangga. Sebelum Pra menuruni satu persatu anak tangga menuju lantai dasar, suara perempuan yang memanggil namanya sontak membuat Pra menghentikan langkah.

Eva berjalan dengan tergesa. Saat tiba dihadapan Pra, Eva melempar senyum sumringah. Di tangan kanannya sebuah bingkisan dengan pita biru terlihat ingin diberikan kepada Pra.

"Pra, lo mau kemana?"

"Kantin. Mau ikut?"

"Nggak deh. Gue mau ngerjain makalah bareng anak-anak kelompok. Tapi tunggu, gue mau ngasih sesuatu buat lo."

Eva mengulurkan bingkisan yang sejak tadi menyita perhatian Pra.

"Kemarin gue belajar bikin cake sama Mama. Cobain, ya! Yang ini khusus buat lo."

Pra tersenyum tipis, ia menerima uluran tangan Eva dan mengambil alih sebuah cake yang diberikan perempuan itu.

"Makasih, ya."

"Dimakan! Susah tau bikinnya."

"Iya, Va. Makasih sekali lagi."

"Ya udah, gue duluan, ya!"

Eva membalikkan badan kembali berjalan menuju kelas. Setelah Eva menjauh, Pra memperhatikan cake coklat dengan selai strawberry diatasnya. Terlihat manis dengan tambahan krim yang dibentuk menyerupai emoticon senyum. Pra melanjutkan langkahnya menuju kantin dengan senyum yang terus mengembang.

Saat tiba di anak tangga terakhir, Pra melihat Bastian datang dari arah berlawanan. Laki-laki itu membawa totebag putih yang entah berisi apa. Bastian menghadang langkah Pra dengan senyum lebar.

"Mau kemana lo?"

"Kantin," jawab Pra singkat.

"Tunggu, tunggu. Lihat dulu gue punya apaan."

"Apaan?"

Bastian mengeluarkan sesuatu yang ada di dalam totebag-nya. Sebuah spare parts motor yang Pra yakini harganya tidaklah murah. Hobi dua orang itu memang sama sejak awal masuk perkuliahan. Itu juga yang membuat Pra dan Bastian akhirnya berteman dekat.

"Dapet darimana?" Pra penasaran. Ia mengambil alih barang dari tangan Bastian dan memperhatikan detail-nya.

"Blok M. Kemarin lo diajak Eva, nggak mau. Ada pameran motor sport, spare parts sama barang-barang modif lengkap banget." Bastian masih dengan senyum lebarnya, seolah habis mendapatkan harta karun.

"Lo mau ke sana lagi, nggak?"

"Siang ini rencananya gue sama Ken mau ke sana lagi."

"Siang ini?" Ulang Pra.

"Iya. Kita nggak ada kelas siang, kan?"

"Iya sih. Tapi gue ada janji--"

"Yaelah sob, kita udah jarang hangout bareng anak-anak. Sekali-kali nggak apa-apa lah. Lagian event-nya nggak ada setiap tahun,"

"Ya udah, gue ikut."

"Gitu dong!"

Bastian menepuk pundak Pra dua kali. Kemudian laki-laki itu berlalu menaiki anak tangga. Sedangkan Pra kembali melanjutkan langkahnya menuju kantin.

SERANA Where stories live. Discover now