___
"Hati-hati di jalan!"
"Semoga ada kebetulan-kebetulan selanjutnya."
Nala menahan senyumnya saat mendengar Arlan mengucapkan kalimat dengan maksud bahwa laki-laki itu ingin bertemu lagi dengannya.
"Semoga semesta mengijinkan..."
"Amin-in jangan?" Goda Arlan.
"Apasih, sok kaya Dilan kamu." Kali ini, Nala tertawa oleh ucapan Arlan.
"Ya udah, saya pamit ya. Selamat istirahat, Nala."
"Iya, Arlan. Makasih udah anter aku pulang."
Arlan melambaikan tangannya dari dalam mobil. Kendaraan beroda empat itu mulai melaju meninggalkan Nala yang masih berdiri memperhatikan mobil Arlan yang semakin menjauh.
Saat membalikkan badan, Nala dikejutkan oleh kehadiran Riani yang bersandar pada kusen pintu dengan senyum menggoda.
"Siapa tuh, kak?"
"Ih, Mama! Ngagetin aja."
Nala cepat-cepat masuk ke dalam rumah tanpa menjawab pertanyaan ibunya.
"Pacar kamu ya? Kok nggak bilang sama Mama, kamu udah punya pacar." Cecar Riani yang penasaran dengan sosok laki-laki yang mengantar anaknya pulang.
"Bukan, Ma. Mama dari kapan berdiri di depan pintu?"
"Ih, salah tingkah. Emangnya kenapa kalau Mama pengen tau?"
Nala memegang kedua pundak Riani.
"Udah, ya... Nala mau mandi. Jangan kepo deh!" Nala menyengir lebar, memamerkan deretan giginya.
"Hei... Mama tunggu ceritanya! Awas kamu ya, main rahasia-rahasiaan sama Mama."
Nala tertawa puas sembari berlari menuju kamarnya. Riani dibuat geleng-geleng kepala dengan tingkah laku sang anak.
* * *
"Lo kenapa Pra?"
Pertanyaan Eva membangunkan Pra dari lamunanya. Sejak menelpon Nala beberapa jam yang lalu, belum ia terima lagi kabar dari perempuan itu. Pra tidak bisa fokus mengerjakan tugasnya karena terus menerus ter-Distract pikiran tentang Nala.
"Nggak apa-apa, Va. Sampe mana tadi?"
Eva melirik ke arah Bastian. Temannya itu memberikan kode bahwa ia juga tidak mengerti ada apa dengan Pra yang terlihat murung.
"Yang ini, kalau PJU -nya pake sensor cahaya aja, gimana? Jadi otomatis kalau sensornya nggak dapat supply cahaya matahari lagi, lampunya On." Saran Eva.
"Gue sih lebih tertarik sama PJU yang pake sensor thermal energy atau sensor gerak." Timpal Bastian.
"Tapi kita harus utamain fungsi, Bas. Kalau PJU pake thermal energy, nyalanya akan lebih sering siang hari karena banyak orang yang lewat. Percuma aja ada penerangan jalan kalau pas malam tetap gelap."
Perdebatan dua orang itu diabaikan oleh Pra yang tetap asik melamun dengan pikirannya sendiri.
"Kalau menurut lo gimana, Pra?" Bastian melempar tanya, berharap mendapat saran dari teman satu kelompoknya itu.
"Pra?!" Tegur Eva.
"Hah? Gimana-gimana?" Pra tersadar saat Eva menyentuh lengannya.
YOU ARE READING
SERANA
Teen Fiction"Bersamamu, aku jadi punya alasan untuk tetap memperjuangkan mimpi-mimpiku." -Praha Jareska Wibisono "Banyak hal yang tak selalu sejalan. Impianmu yang terlalu tinggi, tak mampu lagi aku imbangi." -Anindya Kanala ___ Pra dan Nala. Dua oran...