Haduhhh.... Welcome and Happy Reading 🥱
Sebuah tendangan bebas membuat Gion terjatuh hingga terlempar ke pinggir rooftop, hingga kemudian tiga pukulan bebas mendarat di rahang bawahnya yang membuat ujung bibirnya, kini mengeluarkan darah di dalam rongga mulutnya.
Lalu apa kabar dengan Milka?, gadis itu masih terlihat takut dengan semua yang terjadi di depan matanya, bagaimana Gion di pukul habis-habisan oleh pacarnya sendiri.
“Van, stop, lo jangan gila plis,” Mohon gadis itu sudah dengan raut wajah yang panik.
Gion yang tidak menambah gerakan apa-apa untuk membalas, hingga membuat dirinya semakin di pukul dengan bebas, dirinya terjatuh membuat Gevan dengan gampang menginjak dada bidangnya dengan keras.
“GEVAN STOP!” teriaknya histeris, sembari berusaha dengan sekuat tenaga menarik baju Gevan mundur ke belakang.
“Stop plissss, lo kalau kayak gini bisa bunuh anak orang!”
“EMANG GUE MAU BUNUH DIA!” bentuknya dengan nada tinggi tanpa berpikir betapa paniknya gadis itu sekarang.
Gevan kembali menarik kerak Gion dengan kasar, kedua tatapan mereka bertemu begitu saja, Gevan dengan kondisi yang penuh emosi tak kuasa menahan amarahnya, sedangkan Gion menyimpulkan senyum miringnya seakan mengejek.
Dengan wajah yang merah penuh amarah kini bertatapan dengan wajah Gion yang berjarak beberapa senti dari wajahnya. “Gue selalu sabar, tapi lo, mancing gue buat bertindak jauh!”
Tanpa disadari, sejak tadi Milka memang sudah menegang, hampir ingin frustasi, histeris dengan semua pengalihannya, ia benar-benar merasa gila dengan kebrutalan Gevan menyerang Gion tanpa ampun. “Lo, gila Van,” lirih Milka seakan perasaan semakin runtuh terhadap Gevan, gadis itu menahan kembali tangisya, San mundur dua langkah kebelakang dengan.
Merasa tidak terancam dengan kalimat Gevan barusan, Gion hanya tersenyum simpul seakan tak ada takut. “Milka, terlalu sempurna buat Lo yang bajingan!”
“Terus lo apa? Ha!” semakin keras kerak baju seragam Gion di remas. Kedua tangan Milka bergerak memegang kepalanya hingga menarik rambutnya kuat berusaha mengatur nafas. “Plisss, Van, udah_”
“DIAM!”
Gendang telinganya hampir pecah, dengan bentakan yang cukup kuat, bukan membuat gadis itu kaget, namun malah menyakitkannya, mengapa sejak tadi Gevan tak ingin mendengarkan setiap kalimat yang keluar dari mulutnya?, mengapa sekarang sikap cowok itu selalu kasar untuknya.
Gion hanya tersenyum tenang, yang akhrinya semakin membuat Gevan ingin sekali menerkamnya sekali lagi. “Lo sayang sama dia, tapi cara lo salah, terlalu menunjukkan lo gak pantas buat dia,” cetus Gion berbalik mentap tajam tatapan Gevan.
“Cih, lo jauhin dia, lo aman, gampang kan?, jadi jangan coba-coba,” ucap Gevan memberikan tanda peringatan.
Airmatanya kini terjatuh membasahi kedua pipi mulus, nafasnya terlihat kembali normal, ekspresi yang sejak tadi sedikit frustasi kini kembali pada mode baik, namun bedanya adalah tatapan yang penuh amarah sejak tadi, mulai tak terbaca, okey ini saatnya.
“Kalau lo kayak gini terus, KITA PUTUS”
Deg
KAMU SEDANG MEMBACA
GEVAMIL
Novela JuvenilDILARANG PLAGIAT KUHP Indonesia tentang plagiarisme diatur pada pasal 380 ayat (1) KUHP serta dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta Pasal. Hubungan yang tidak pernah baik membuat gadis bernama Milka akhirnya menyerah. Namun siapa...