Happy Reading
Pukul 01:25 malam, bunyi motor sudah terdengar dari berbagai arah di area balapan. Dari kejauhan kedatangan tiga orang cowok menarik perhatian dari beberapa anggota balap. Tak menyangka, di luar ekspektasi, tempat itu jauh lebih ramai dari biasanya.
“Woi bro,” sambut salah satu cowok, lalu mereka melakukan tos tangan. Dia Gibe, cowok tinggi dengan gaya preman, rambut panjang diikat, dia merupakan lawan balapan Gevan setahun yang lalu, sekarang mereka berteman setelah banyak konflik yang di lewati bersama. Namun sekarang mereka kini cukup dekat.
“Tu, lawan lo udah di sana,” ucap Gibe sembari menunjuk ke arena balapan menggunakan dagu.
“Gue penasaran siapa yang berani nantang gue dengan embel-embel ngancam,”
“Hati-hati, lawan lo kali ini gak mudah” bisik Gibe, namun masih bisa didengar oleh kedua temannya Fajar dan Mario.
“Kalah gak apa-apa intinya lo jangan jatuh, beberapa bulan lagi kita Ujian Nasional,” ucap Fajar dengan wajah paniknya tanpa rasa bersalah.
Mendengar ucapannya, Gevan melotot menoleh ke arah Fajar, sedangkan Gibe dan Mario, tersenyum diam, merasa lucu dengan ucapannya, bisa-bisanya seorang Fajar dalam keadaan seperti kepikiran membicarakan Ujian Nasional. “Paling benar lo cocok kalau temenan sama Gion, si kutu buku.”
“Ih, gak dua duanya,” ucap Fajar dengan nada geli.
Keempat cowok itu berjalan dengan santai mendekati arena balapan, beberapa orang yang sangat mengenal Gevan dan teman-temannya membuka jalan untuk mereka.
Di atas sebuah motor hitam, seseorang sedang duduk dengan santainya menggunakan helm, tak memperlihatkan wajahnya sedikitpun.
“Dia lawan lo,” tunjuk seseorang yang berdiri di dekatnya. Gevan berjalan dengan langkah tegak mendekati lawannya dengan tatapan tajam.
“Hanya seorang pengecut yang mengancam dengan embel-embel pengecut, dan lo udah menunjukkan seberapa rendahnya diri lo, dengan ancaman busuk.”
Perlahan cowok itu membuka helmnya, memperlihatkan wajahnya yang asli, namun demikian, Gevan bahkan tak mengenal sosok itu.
“Gak nyangka lo nerima tantangan ini,” ucapnya tersenyum smirk seperti meremehkan. “Gimana, asing sama wajah gue?.”
“Asing, tapi orang yang nyuruh lo nantangin gue, gak asing buat gue,”
“Wait, maksud lo_”
“Aman lah, ” Gevan tersenyum meringis seakan mengejek, membuat kedua tangan lawannya mengepal kuat penuh emosi.
“Siap?” Sebuah pertanyaan menghentikan pembicaraan mereka, seorang gadis berpakaian seksi yang akan memimpin jalannya balapan liar mereka. Keduanya mengangguk tak bersuara.
Gevan melangkah menuju motornya dengan tatapan dingin.
Tree
Two
One
Go!!
Teriak gadis yang berpakaian seksi itu, memimpin jalannya balapan di malam itu, sembari melempar sepotong kain kecil di udara, menandakan balapan sudah mulai.
Kedua motor sudah tak terlihat dari pandangan penonton di malam itu, banyak dukungan dan suara teriakan terus terdengar.
Bruummmmm……..
Motor lawan akhirnya menyalip motor Gevan, membuat cowok itu semakin menambah kecepatan, ketika hendak mendekati lawan di depannya, dengan kaki kiri cowok tersebut menendang motor lawannya, alhasil kecelakaan pun terjadi membuat Gevan leluasa mengambil alih kemenangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEVAMIL
Genç KurguDILARANG PLAGIAT KUHP Indonesia tentang plagiarisme diatur pada pasal 380 ayat (1) KUHP serta dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta Pasal. Hubungan yang tidak pernah baik membuat gadis bernama Milka akhirnya menyerah. Namun siapa...