Happy Reading
DringgggSebuah nama tertera di panggilan masuk itu, mengubah ekspresi Milka yang tadinya terlihat damai, kini berdampak hingga kedua sisi bibir nya menurun tak ada ekspresi.
"Hallo Kek"
"Dimana kamu?"
Satu pertanyaan terlontar dari seberang panggilan mengubah raut wajah gadis itu menjadi sendu, hingga membuatnya terdiam beberapa detik.
"Rumah Kek"
"Kamu siap-siap, datang ke rumah sekarang, nanti anak Om Revan yang akan jemput kamu."
Tut.
Panggilan di matikan sepihak saat Milka ingin membantah, namun nyatanya dirinya tak bisa. Melihat jam sudah menunjukkan pukul 07:06 malam, dirinya cukup bingung, sebenarnya ada alasan apa yang membuat Kakek Albero meminta ke rumahnya.
Gadis itu beranjak dari tempatnya dengan malas lalu menuju ke kamar mandi.
Selang lima menit kemudian ia keluar dengan buru-buru tanda sudah selesai mandi, kini dirinya dengan cepat bersiap-siap.
Ting...
Sebuah pesan masuk membuat Milka dengan cepat mengambil ponsel di atas ranjang. Pikirannya, mungkin Gion sudah sampai di depan rumah, yahh sepertinya kalian harus tau, anak Pak Revan adalah Gion, walaupun keributannya berlangsung sejak siang tadi, cowok itu merasa tak ada efek jera apa-apa, lagian dirinya hanya melaksanakan perintah.
Walau Milka sudah berjanji untuk tidak bersama dengan Gion lagi, namun keadaan tak mendukung janji itu.
Tingg
Sebuah notifikasi terdengar dari ponselnya, pesan masuk yang di sangka berasal dari Gion, ternyata salah.
Tasya :
Kamu udah ada koreografi baru untuk latihan dance besok?, Kita harus mempersiapkan koreografi baru dengan cepat, karena deadline satu Minggu lagi.
Udah.Sesingkat mungkin, milka membalas pesan dari Tasya. Dirinya memiliki punya tanggung jawab untuk adik-adik kelas yang ikut ekskul dance juga.
Apalagi guru dancenya mempercayakan dia, Lia dan Tasya, sebagai pembimbing untuk kelas X dan XI, yang beberapa dari mereka sudah di pilih untuk lomba dance.
"Huufff, mau naskah, dance, urusan sama kekek lagi, belum kelar pula!" gerutunya pusing, sambil mencari gaun yang ingin digunakan.
Gadis itu keluar dari rumahnya melihat keberadaan Gion, dengan kondisi yang bisa di bilang cukup baik, walau banyak tanda-tanda bekas pukulan di wajahnya yang masih biru, namun pria itu tetap terlihat tampan.
Gadis itu tersenyum melangkah mendekati Gion, tiba-tiba dengan lembut tangan itu mengelus rambutnya Milka. Tentu hal itu membuatnya reflek terdiam, siapa sangka karena tak ingin ketinggalan momen, seseorang dengan bangganya memotret kejadian langka tersebut.
“Manis banget sih,” puji cowok itu membuat Milka tersadar, alhasil ia berjalan masuk ke dalam mobil.
Setelah masuk ke mobil, keadaan menjadi hening setelah beberapa menit perjalanan tak ada yang membuka suara.
“Lo udah gak apa-apa?,” putus Milka mulai bertanya terlebih dahulu memecahkan keheningan.
“Seperti yang lo liat,” balas Gion membuat Milka mengangguk-angguk paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEVAMIL
Teen FictionDILARANG PLAGIAT KUHP Indonesia tentang plagiarisme diatur pada pasal 380 ayat (1) KUHP serta dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta Pasal. Hubungan yang tidak pernah baik membuat gadis bernama Milka akhirnya menyerah. Namun siapa...