Bab 4 Cemburu

20 10 5
                                    

Sorry guyss aku baru update lagi nih.

Ada Typo tolong di komen yah....

Happy Reading

“Hellooooo….tolong perhatiannya dong!” teriak Dilan si ketua Kelas XII Bahasa.

“Untuk mata pelajaran kedua, buk Nadia gak bisa masuk kare_”

Yeeeyy!

Yeeeey!

“Emang Bu Nadia paling the best, memahami mood kita hari ini…..”

“Mantap kali, pas lagi gak mood”

“Kayaknya memang ada rapat”

“Iya, gue denger bakal ada rapat guru hari ini,” tambah salah satu siswa merespon pembicaraan temannya

“Kayaknya rapat buat persiapan kita mau UN deh”

“Astaga, bilang kek dari tadi gak masuk, biar aku gak capek-capek kerja tugas, kejar deadline,” ucap Dio salah satu siswa yang sejak tadi mengerjakan tugasnya di sekolah.

“Hahahaha kebiasaan lo, kerja pas deadline”

“WOI!!” Suara yang cukup keras mengheningkan kebisingan nyamuk-nyamuk kelas secara tiba-tiba, diikuti dengan pukulan meja yang keras menggunakan buku paket. 

Yahh_ dan itu suara Milka yang sejak tadi diam memukul meja dengan bunyi yang cukup keras, membuat seisi kelas tiba-tiba, hening.

 “Bisa gak sih, beri kesempatan Dilan buat ngomong dulu! Kalian mau ganti dia jadi ketua kelas?”

Melihat itu, Dilan menormalkan tekanan emosinya dan melanjutkan pesan Bu Nadia selaku guru sastra bahasa Indonesia.

“Lo, semua ngomong dulu deh, baru gue bicara nantinya,” ucapnya  merespon dengan ekspresi capek. “Udah lebih dari anak kelas SD aja,” gerutunya sambil berjalan ke arah depan beralih dari tempat ia berdiri.

Hmmm

Ehemm

Semuanya hening, tak merespon, hanya suara deheman dari beberapa siswa yang merasa bersalah.

“Lanjutkan,” perintah Milka meminta Dilan melanjutkan, informasinya.

“Buk Nadia gak masuk tapi ada tugas, jadi jangan senang dulu,”

“Lah tugas yang sebelumnya aja belum kelar,” protes Dio tak terima.

“”Yah makanya kerja bambang!” tambah Diva. 

“Jadi,_ setiap siswa, ingat yah, SETIAP SISWA, wajib membuat sebuah naskah untuk ditampilkan pada saat pentas seni, jadi, naskah itu yang akan di gunakan sebagai lomba nantinya dari anak kelas X dan XI, mohon kerjasamanya, tugas dikhususkan untuk anak-anak bahasa kelas XII yaitu kita.”

“Untuk pentas seni kapan?” tanya Dio sambil mengangkat tangannya tanda meminta perhatian.

“Bukannya pentas seni untuk kelas X dan XI?” tanya salah satu murid.

GEVAMILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang