Si Cengeng dan Problema nya

170 9 0
                                    

Pada sebuah sore yang tentram karena sang penguasa siang hampir dilahap oleh cakrawalanya sendiri, terdapatlah sosok gadis yang sedang menangis tersedu-sedu di dalam mobil pribadinya yang masih terparkir dengan tenang di salah satu parkiran universitas negeri Ibukota.

Mata khas orientalnya pun semakin terlihat sipit karena terlalu banyak menumpahkan air matanya, hidungnya yang tak mancung itu pun memerah karena menahan cairan hidungnya yang mulai keluar bersamaan dengan air matanya, serta bibir tebalnya pun terlihat basah karena tersapu oleh hujan badai dari air matanya. Benar-benar gadis yang malang.

Gadis cengeng itu bernama, Callista Alifia atau yang lebih akrab dipanggil Callie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis cengeng itu bernama, Callista Alifia atau yang lebih akrab dipanggil Callie. Dia merupakan mahasiswa semester 5 jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Negeri Ibukota. Gadis dengan umur yang baru saja menginjak 21 tahun ini memiliki salah satu hobi yang cukup merepotkan, yaitu menangis.

Sama seperti yang dilakukannya kali ini, hanya saja kali ini bukanlah tangisan gara-gara masalah sepele yang sering ia lakukan. Callie menangisi kekasihnya yang lagi-lagi ketahuan selingkuh. Setelah meledak-ledakkan luapan amarahnya pada lelakinya itu, callie pun kembali ke mobilnya untuk meluapkan tangisannya.

Tapi dibalik kebiasan buruknya itu, callie merupakan gadis yang sangatlah ceria atau lebih tepatnya masuk ke kategori sumringah dan mudah bergaul.

Di sela-sela tangisannya, terdapat sebuah telepon yang membuatnya mau tak mau mengangkat telepon tersebut.

"Hikkss... Halooo?? " Ucap Callie.

"Yaampun, kell. Kita jadi kerja kelompok gasi?? Cuma lu doang nih yang belum kesini" Ucap suara dari seberang.

"Hmmm. Aku libur dulu deh yak, lagi gamood. Besok aja ya. Makasih banget udah ngingetin aku" Ucap callie dengan suaranya yang parau lalu menutup teleponnya.

Ia pun menyalakan mobil honda jazz nya untuk pulang ke apartemennya, lagi-lagi dengan wajah yang masih tak karu-karuan.

Callie sendiri memilih untuk tinggal di unit apartement yang ia sewa daripada harus kos di kosan mahasiswa. Karena menurutnya, ia membutuhkan waktu sendiri untuk menangis. Maka dari itu, lingkungan apartemen yang cenderung soliter dan individualis membuatnya memilih tinggal disana.

Tak lama kemudian, callie tiba di apartemennya dan langsung naik lift menuju lantai tempatnya tinggal. Sesampai di lantai tersebut, callie melihat sesosok wanita modis berambut pirang sebahu dengan jaket kulit, masker, serta kacamata yang menyamarkan wajahnya.

Wanita tersebut menggedor-gedor dan menekan bell unit apartement yang berada tepat disebelah callie.

Ia pun cuek dan masuk kedalam unitnya sendiri. Tak lama kemudian, terdengar bahwa suara pintu disebelahnya dibuka dan diiringi omelan dari wanita modis tadi.

"Cih, pasti dia lagi mergokin cowonya selingkuh" Desis Callie curiga.

Tapi ia pun mengurungkan niatnya untuk menguping lebih lanjut, dan memutuskan untuk menuju kamar mandi dan berendam di bathubnya.

Jiran kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang