02] Opsi Kedua

51 6 0
                                    

Hawa dingin masih menyelimuti, membuat seisi rumah semakin larut dalam mimpinya.

Kecuali Skayana. Meski sudah bergelung dalam selimut, namun kesadarannya masih terjaga. Belum terlelap ke dalam mimpi.

"Dinginnnn!!" dengan suara gemetar, ia menggerutu.

Sekelebat ide secara tiba-tiba muncul di kepalanya. Ia langsung berniat merealisasikannya. Meraih ponselnya yang memang tidak jauh darinya, dan mulai membuka salah satu aplikasi yang tentu semua orang menggunakannya.

WhatsApp ( bukan sponsor )

Menekan salah satu room chat yang berada di paling atas, karena baru saja ia berbincang dengan sosok itu.

Kalau kalian kira itu Jeevika, jawabannya salah. Karena yang benar adalah Wistara. Room chat Jeevika justru tepat berada di bawah Roomchat Wistara.

Namun belum sempat ia mengetik pesan pada Wistara, notif lain muncul dan mengalihkan atensinya. Nah, kalau ini benar Jeevika. Dengan segera ia membuka room chat itu dan menelisik pesan yang Jeevika kirim.

POV : Skayana

(ignore timestamps)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(ignore timestamps)

Membaca pesan Jeevika, Skayana jadi ingat tujuan awalnya membuka ponsel. Untuk mengirim dan bertukar pesan dengan Wistara.

Maka ia kembali pada tujuan awalnya. Berterima kasihlah pada Jeevika yang telah membuatnya ingat pada tujuan awalnya.

Meski pada akhirnya Jeevika terlupakan.

POV : Skayana

(ignore timestamps)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(ignore timestamps)

Setelahnya ia menyiapkan diri untuk main game bersama sang sahabat.

-✿-✿-✿-

"Mana dah si Skaya? Tidur kah anaknya? Chat gue ga dibales lagi, dih?" kala Skayana dan Wistara asik bermain, Jeevika masih setia menunggu balasan pesan sang bestie yang nyatanya tengah bermain dengan Wistara.

Sudah berkali-kali Jeevika bolak-balik aplikasi ini dan itu hanya untuk menunggu balasan pesan dari Skayana.

POV : Jeevika

(don't ignore timestamps)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(don't ignore timestamps)

Jeevika masih bangun, tapi... Ah, masa bodoh. Skayana lebih memilih Wistara. Memang sih, Jeevika yang menyarankannya. Namun setidaknya, balas dulu pesan Jeevika dan berterima kasih...

Jeevika membaca notif itu, notif dari bestie-nya, Skayana. Namun ia abai dan memilih tidur karena jam sudah nyaris menunjukkan pukul 03:00. Sudah terlalu larut untuk tetap terjaga. Masih harus ingat bahwa besok mereka masih harus masuk sekolah.

Urusan Skayana, nanti saja. Tidur lebih penting daripada Skayana, yang bahkan lebih memilih Wistara daripada dirinya, yang justru menyarankan Skayana untuk mengajak Wistara mabar.

Mungkin besok Jeevika akan berpura-pura mendiami Skayana selama seharian. Entah berhasil atau tidak. Jeevika terlalu lemah jika harus dihadapkan dengan Skayana yang memasang muka sedihnya yang dibuat-buat.

Namun ia bertekad, "Pokoknya besok harus diemin Skayana. Ga boleh luluh, titik!" Sepertinya dendamnya tak terbendung.

Terima kasih untuk malam ini ya, Jeevika. Meski hanya dijadikan opsi kedua, namun itu sangat berkesan.

Continued

Dilema | JangkkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang