BAB 1

29 3 0
                                    

Zicko duduk termangu didepan jendela kamarnya. Masalah semakin runyam. Ia telah mengambil mahkota seorang wanita, apalagi wanita itu adalah wanita yang sangat ia kagumi dan ingin ia jaga. Namun malah dirinya sendiri yang merusak wanita itu.

Ditambah kini wanita itu tengah hamil anaknya.

Zicko memijat pelipisnya pusing. Bagaimana sekarang? Ia bingung. Ia ingin bertanggung jawab, tapi masalahnya wanita yang tengah hamil anaknya itu tak mau bertemu, berbicara bahkan menatap matanya.

Ia sudah berkali-kali mencoba menjelaskan semuanya dan berusaha menyelesaikan masalah mereka namun wanita itu tak pernah mau mendengarkan dan selalu menghindar.

Flashback on

"Ra, dengerin aku sekali aja, Ra, aku mohon" Zicko terus mengikuti kemana pun Zenara pergi.

"Zenara, jangan terus menghindar seperti ini. Aku tau aku salah, aku minta maaf. Aku ngelakuin itu ta—" Kalimatnya terpotong saat melihat Zenara berbalik.

"Aku hamil!" Zicko seketika membeku ditempat.

"H-hamil?"

"Puas kamu?! Puas kamu hancurin hidup aku?! Karna kamu, satu nyawa hidup disini" Zenara menunjuk perutnya dengan mata berlinang.

Zicko tak berkutik. Ia sangat shock. Ia telah menghamili wanita yang ia sukai?

"Aku akan tanggung jawab" Ucapnya.

Zenara menggeleng tegas. "Nggak! Gak perlu! Aku gak akan biarin anak aku punya ayah brengsek kaya kamu!"

"Tapi dia tetep anak aku, anak kita, Nara."

"Diam! Dia bukan anak kamu! Pergi, dan jangan pernah muncul lagi!"

Flashback off

Zicko mengacak-acak rambutnya frustasi. Harus bagaimana ia sekarang?

Ah! Sepertinya ia harus melakukan ini. Demi Zenara dan calon anak mereka yang ada didalam rahim wanita itu.

•••

"SURPRISE!!" Zenara terperanjat kaget. Sedangkan sang empu malah tertawa senang.

"Deon! Kamu ngagetin aku aja" Wanita itu memukul pelan bahu sang pacar yang kita ketahui bernama Deon, Deon Alviano.

"Kaget ya? Maaf ya, sayang...." Deon mengelus surai coklat panjang Zenara dengan begitu lembut.

"Kamu ngapain kesini?"

Deon mengulum senyum. "Aku bawain sesuatu buat kamu, coba tebak."

Zenara terdiam seperti sedang berpikir. Ia tak bisa menebak apapun, karena Deon dan semua pemberiannya adalah hal yang tidak mudah ditebak. Semua hal tentang Deon selalu mengejutkannya dan berhasil membuat hatinya merasa senang.

"Gatau, bawa apa emang?"

"Tara!!" Deon mengeluarkan sebuket fresh flower dari balik punggungnya.

"Wah! Tulip!!"

"Bagus kan?"

Zenara menerima bunga dari Deon dengan mata berbinar cerah. Ia mengangguk semangat. "Sangat bagus! Gimana kamu bisa dapetin bunga ini?"

"Tadi aku ada lewat di perempatan yang biasa tempat kita makan bakso itu. Nah disana aku liat ada yang jualan bunga ini, terus keinget kamu jadi aku beli deh" Jelasnya penuh semangat. Kalau tentang Zenara, Deon pasti selalu bersemangat.

BABY ZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang