6

394 25 0
                                    

~HATE IT~

Terlihat para pelayan tengah berbaris di sepanjang pintu masuk guna menyambut sang majikan. Begitu pula Beomgyu yang langsung menyambut kehadiran sang Ayah.

"Selamat datang, Pa" ucap Beomgyu dan hanya dibalas gumaman oleh sang ayah.

Tuan Choi berjalan memasuki rumahnya dan memperhatikan sekeliling guna memeriksa kekurangan. Namun sepertinya pelayanannya bekerja dengan baik hingga ia tidak menemukan kekurangan.

"Di mana kakakmu?" tanya tuan Choi pada Beomgyu yang berjalan di belakangnya.

"Aku tidak tahu, mungkin di kamarnya" jawab Beomgyu. Tumben sekali papanya itu bertanya tentang kakaknya.

Tuan Choi segera menaiki tangga guna melihat putranya yang tidak menyambutnya itu. Ia membuka kenop pintu kamar Yeonjun dan melangkahkan kakinya masuk. Ia melihat sekeliling, namun tidak menemukan batang hidung putra sulungnya itu.

Tuan Choi mengerutkan keningnya ketika ia mendapati benda tak asing berada di atas nakas. Ia mengambil benda yang menunjukkan dua garis merah itu dan mengepalkan kuat diantara jari-jarinya. Ia keluar dari kamar itu dengan emosi yang memuncak.

"Beomgyu! Jika kakakmu datang, suruh dia menghadapku!" ucapnya pada Beomgyu membuat Beomgyu terkejut. Kenapa tiba-tiba ayahnya menjadi marah seperti itu.
.
.
.

"Kak, habis dari mana?" tanya Beomgyu yang baru saja melihat Yeonjun menutup pintu rumah.

"Dari supermarket beli susu, ada apa?" tanya Yeonjun yang kini sibuk memasukkan belanjaannya ke dalam kulkas.

"Papa udah datang, kau disuruh menemuinya" ucap Beomgyu membuat Yeonjun menghentikan aktivitasnya sejenak sebelum melanjutkannya.

"Hhhmm" Yeonjun hanya bergumam menjawab itu. Ia tidak tahu kali ini papanya akan berbuat apa lagi.

Yeonjun mengetuk pintu ruangan papanya sebelum memutar kenop dan masuk ke dalam. Ia berjalan dan berhenti di depan meja sang ayah.

"Kau berulah lagi" ucap tuan Choi membuat Yeonjun bingung, apa yang papanya maksud itu, ia merasa tidak berbuat aneh aneh.

"Milik siapa ini?" tuan Choi menyodorkan benda yang ia temukan tadi pada Yeonjun.

Yeonjun terkejut melihat itu, bagaimana benda itu berada di tangan papanya, bodoh sekali, kenapa ia tidak menyimpannya dengan baik.

"Siapa omega yang kau hamili!" Yeonjun tidak menjawab, ia menundukkan kepalanya, jantungnya berdegup cepat.

"Jawab Yeonjun!" tuan Choi bangkit dari duduknya dan mendekati Yeonjun.

"Itu bukan milik omega" Yeonjun memberanikan diri untuk bersuara.

"Jangan bohong!" bentak tuan Choi membuat Yeonjun menutup matanya.

"Itu milik ku" ucap Yeonjun sebelum mendapat tamparan keras hingga ia terjatuh. Yeonjun meegang pipinya yang panas, ia yakin telapak tangan papanya  itu membekas di pipinya.

"Gugurkan bayi itu!" Yeonjun terkejut mendengar itu, ia menggeleng menolak perintah papanya. Ia tahu papanya akan marah, tapi ia tidak berharap untuk mengugurkan janinnya.

"Kau akan dijodohkan dengan anak teman papa, jadi cepat gugurkan bayi itu, jangan sampai mereka tahu, itu akan merusak nama papa" ucap tuan Choi dan hendak pergi. Namun Yeonjun mencekal kaki papanya dan memohon untuk membiarkan bayinya hidup.

"Kumohon pa, bayi ini tidak salah apapun. Aku tidak akan menggugurkannya dan aku tidak akan ingin dijodohkan" tuan Choi menghela napas berat mendengar itu dan berbalik badan menghadap yeonjun dan mensajajarkan pandangannya dengan Yeonjun.

Hate ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang