8

73 11 3
                                    

~HATE IT~

Langit masih gelap, matahari masih belum menampakkan dirinya. Namun Yeonjun sudah sibuk dengan barang barangnya, ia diam diam pergi dari hotel dan meninggalkan Soobin sendiri.

Meskipun langit masih gelap, ia tetap bisa berjalan sendiri dengan hanya bantuan cahaya lampu jalan yang tidak lagi terang.

Udara sangat dingin menusuk tidak sopan ke kulit dan membuat Yeonjun mengigil. Memakai baju double tidak menghalangi angin masuk. Yeonjun terus berjalan tanpa tujuan, ia hanya ingin bebas tanpa ada yang mengganggu.

Setelah sekian lama berjalan, ia memutuskan untuk duduk di bangku taman yang cukup ramai dengan anak kecil. Yeonjun tersenyum melihat tingkah laku bocah bocah itu. Entah kenapa tiba-tiba ia suka melihat anak kecil, padahal dirinya tidak suka dengan anak kecil.

Yeonjun terus memandangi satu bocah yang jahilnya tidak tertolong, bocah itu terus menjahili teman temannya, ia jadi teringat Beomgyu yang gemar menjahilinya. Ia masih teringat bagaimana Beomgyu membuatnya kesal.

Yeonjun sedikit terkejut ketika anak kecil itu mendekatinya dengan setangkak bunga di tangannya.
"Kakak, Terima ini" ucapnya membuat Yeonjun terheran, ia menerima bunga itu dan berterima kasih.

"Feromon kakak manis sekali, kakak cantik" Yeonjun terkejut mendengar itu, apa barusan saja dia bilang cantik?

"Terima kasih, tapi aku tampan, tidak cantik" ucap Yeonjun.

"Kakak memang tampan, tapi yang ada di dalam perut kakak membuat kakak terlihat cantik" ucap bocah itu membuat Yeonjun semakin terkejut, bagaimana bisa ia tahu jika dirinya sedang mengandung.

"Aku memang spesial kak, aku bisa melihat sesuatu yang tidak semua orang bisa lihat" ucapnya dengan senyum. Yeonjun semakin penasaran dengan bocah delapan tahun itu.

"Aku juga tahu apa yang kakak pikirkan. Aku tahu ini berat untuk kakak, tapi cobalah untuk menerimanya, terkadang ego membuat semua menjadi sulit" ucap bocah itu sebelum kembali pada teman temannya.

Yeonjun mencerna ucapan bocah itu, ia mengerti apa yang dimaksud. Ia tahu seharusnya tidak seperti ini, andai saja ia tidak mengikuti ego, mungkin semuanya akan berjalan lebih baik, tapi jauh dilubuk hatinya ia sangat benci situasi ini, ia ingin keluar, bahkan pernah terlintas untuk mengakhiri semuanya.

Yeonjun terus memikirkan apa yang harus ia lakukan selanjutnya, haruskah ia berdamai dengan keadaan dan menerima semuanya ataukah ia memilih jalan yang ia bangun sendiri.

Perubahan seorang alpha menjadi omega sangatlah tidak masuk akal, tapi ini nyata. Sisi alphanya semakin hari semakin hilang dan berganti dengan sisi omega. Yeonjun sangat membenci itu, ia masih tidak bisa menerima semuanya, bertahun-tahun ia menjadi alpha dominan dan ketika Enigma datang mengubah segalanya.

Yeonjun sangat membenci Soobin, sosok yang angkuh dan sombong membuat Yeonjun semakin muak. Jika saja Soobin tidak hadir di dalam hidupnya, mungkin hidupnya tidak seburuk sekarang.

"Yeonjun" suara familiar memanggilnya, ia membalikkan tubuhnya guna melihat sosok itu.

"Soobin, bagaimana bisa kau..?" yeonjun tidak meneruskan kalimatnya karena ia tiba-tiba merasa lemah. Feromon Soobin membuatnya tidak bisa bergerak.

"Soobin, feromonmu" Yeonjun terjatuh di atas tanah. Tubuhnya panas, semakin Soobin mendekat, semakin kuat feromon yang ia keluarkan. Yeonjun baru pertama kali mencium feromon sekuat ini, selama ini ia tidak pernah mencium feromon Soobin semenyengat ini. Tiba-tiba perut bagain bawahnya keram, Yeonjun sangat takut terjadi apa-apa pada bayinya.

"Kau tidak apa-apa?" Soobin kini berlutut di depan Yeonjun.

"Sa.. Kit" ujar Yeonjun yang memegang perutnya membuat Soobin panik, ia menggendong Yeonjun dan membawanya masuk ke dalam mobil. Soobin mengendarai mobil menuju rumah sakit.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hate ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang