07. WHO MADE YOU THIS SAD

71 12 1
                                    

TW /MENTION ABUSE & SUICIDE/ BE WISE.

***

Suara alunan tenang dari musik klasik terdengar mengisi keheningan di dalam mobil di mana si empu yang menyetir fokus memerhatikan jalanan dengan banyak hal yang memenuhi kepalanya seperti benang kusut. Danilo baru saja kembali setelah sore tadi menyelesaikan satu sesi konsultasi bersama psikiaternya.

Namun ternyata, hal itu nggak lantas membuat Danilo merasa tenang, dia hanya merasa sudah mengeluarkan isi hatinya, tapi kepalanya masih terus berisik. Danilo sempat pergi ke taman tadi, tapi dia hanya berakhir berdiam di dalam mobil seperti orang tolol karena taman yang sedang ramai dan dia nggak mungkin keluar sendirian.

Membayangkan dirinya dikenali seseorang dan menimbulkan kerumunan saja sudah membuat Danilo pusing. Fan service-nya memang dikenal sangat oke, tapi deep down inside, Danilo tetaplah manusia introvert yang nggak suka dikerumuni.

Menilik jam pada speedometer, Danilo menambah kecepatan mobilnya, membawa kereta beroda empat itu ke sebuah gedung pencakar langit. Dia berhenti sejenak di pos satpam, lalu menurunkan kaca mobil.

"Pak Ilham, ini saya Danilo." Danilo berujar, membuat seorang pria paruh baya yang ada di pos satpam sampai keluar.

"Loh, Mas Danilo? Tumben banget ada apa kok ke sini? Waduh, lama nggak liat makin ganteng aja."

Respons menyenangkan itu membuat Danilo tersenyum. "Haha, bisa aja, Pak. Papa udah pulang belum ya kira-kira?" tanyanya.

"Saya belum liat mobilnya keluar sih, Mas, belum mungkin. Mas Danilo parkir ke dalem aja, jam segini udah lumayan lengang soalnya banyak yang pulang," jelas Pak Ilham.

Danilo mengangguk paham. "Oke, makasih ya, Pak. Btw, mau foto dulu, nggak?" tawarnya, membuat Pak Ilham kelihatan kaget.

"Boleh, Mas?"

Danilo terkekeh. "Boleh lah, saya bentar lagi jadi brand ambassadors Alpha, Pak Ilham jadi yang pertama dapet foto bareng saya," ujarnya.

"Walaahh, ayo, Mas, biar bisa saya tunjukin ke istri nanti, istri saya fans beratnya Mas Danilo!" Pak Ilham berujar antusias, ia mengeluarkan ponselnya untuk mengambil gambar bersama Danilo.

Lalu Danilo membuat pose seiring satpam itu mengarahkan kamera ponsel ke arah mereka dan membidik beberapa kali.

"Makasih ya, Mas."

Danilo mengangguk dengan senyum manisnya. "Sama-sama, Pak. Mari." Lalu ia menutup kembali jendela mobilnya dan melaju masuk ke basemen.

Danilo baru akan turun setelah selesai memarkikan mobilnya, tapi seseorang yang berjalan dari arah tangga menyita atensinya, spontan bibir Danilo mengulas senyum. Nggak perlu ditebak siapa orang itu, sudah pasti siapa lagi yang bisa membuat Danilo tiba-tiba tersenyum kalau bukan Jihara? Nggak mungkin juga kalau papanya, asem yang ada.

Danilo masih sibuk memandangi sosok Jiha dari kejauhan, sebelum seorang pria tiba-tiba datang mendekati Jiha, awalnya Jiha tampak tersenyum canggung, lalu benar saja, tangan pria itu dengan kurang ajar malah meraba bagian tubuh Jiha membuat perempuan itu menyingkir tak nyaman, tapi bukannya berhenti, Jiha malah semakin dipepet. Kondisi basemen yang sepi seolah menjadi kesempatan bagi pria itu.

Danilo yang kepalang emosi langsung turun dari mobilnya, dia menghampiri pria hidung belang itu dan memberinya sebuah tinjuan telak. Jihara kaget sampai refleks berteriak, perempuan itu melotot kaget menyaksikan adegan baku hantam antara Danilo dan si pria kurang ajar yang melecehkannya.

"Lo tau gue siapa?" ucap Danilo dengan seringaian penuh ancaman setelah berhasil memelintir tangan pria kurang ajar itu supaya tak bisa balas memukul lagi. "Gue anak yang punya perusahaan tempat lo kerja, mau tau gimana cara gue buat gunain kekuasaan?" ujarnya seraya menendang punggung pria itu, menunjukan bahwa dia punya posisi yang kuat dan lebih mempunyai kuasa.

DRIVE ME INSANETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang