Dunia sangatlah kejam pada anak manis seperti Jisung yang kini memilih jalan berduri guna melindungi warga desa yang amat menyayangi dirinya. Jisung kini menggenggam tangan Jaemin yang tersenyum miring, wajah tampan itu terlihat begitu indah dengan senyum mengerikan yang berada diwajahnya.
"Sekarang aku mohon cabutlah kutukan itu, aku akan menemani dirimu selama-lamanya. Aku bersumpah walaupun tujuh kehidupan terlalui aku akan selalu menjadi milikmu, tidak akan ada yang bisa memisahkan kita termasuk para dewa!" ucap Jisung menatap dalam manik merah Jaemin.
Jisung sama sekali tidak peduli dengan hal apa yang akan menimpanya jika membiarkan Jaemin menjadi pasangan hidupnya untuk selama-lamanya. Saat ini yang Jisung tahu dia harus menyelamatkan warga desa yang begitu menyayangi dirinya, anggap saja Jisung telah membalas budi terhadap kebaikan mereka. Jadi Jisung sama sekai tidak masaah jika harus menderita dengan melakukan pengorbanan seperti ini.
"Aku sangat suka mendengar sumpahmu itu, pengantin kecilku yang manis." Jaemin kini menyentuh labium merah Jisung, mengelus labium tersebut dengan lembut. "Aku Na Jaemin selaku rajanya siluman yang agung mencabut kutukan yang telah aku berikan pada desa Chanyu."
Jisung tersenyum bahagia saat warga yang menjadi batu kini kembali normal seperti sedia kala. Jisung menunjukkan senyum bahagianya kepada Jaemin. "Terima kasih, tapi bisakah suami melepaskan para warga dari perjanjian mengerikan yang dilakukan para pendahulu kami?" Jisung bertnya dengan penuh harap. Setidaknya kepergian dan pengorbanan Jisung berhasil menghilangkan ketakutan warga terhadap perjanjian yang membawa petaka itu.
"Apa yang akan kau berikan padaku jika aku melakukan itu, pengantin kecilku tersayang?" tanya Jaemin, dia tidak akan membiarkan satu kesempatan apapun untuk menguasai Jisung seutuhnya. Bagi Jaemin, Jisung adalah sumber kekuatan yang tidak akan pernah habis karenanya Jaemin harus menggunakan secara cara untuk menguasai pemuda lugu yang manis ini.
"Aku akan melakukan apapun yang kau inginkan!" ucap Jisung dengan sangat patuh.
"Bagaimana jika aku memintamu untuk memberikan seluruh tubuhmu kepada diriku?"
Jisung menatap Jaemin, pemuda Park yang telah berubah status itu tersenyum begitu indah di hadapan Jaemin yang sedikit tertegun, bagaimana mungkin Jisung bisa memberiknnnya senyum yang begitu manis kepada dirinya padahal dia sudah menghancurkan segala yang dimiliki Jisung.
"Kau bebas melakukan apapun kepada tubuhku, jiwaku karena mulai sekarang aku adalah milikmu seutuhnya." Jisung masih memberikan senyum tulus kepada Jaemin.
Jaemin tertawa, dia ingin melihat apakah senyum tulus itu akan selalu ada? Jaemin yakin setelah Jisung merasakan betapa menderitanya dia setelah mengambil keputusan itu. Jaemin pasti akan melukai Jisung berkali-kali sampai pemuda lugu itu tidak bisa memberikan senyuman tulus yang begitu memuakkan dipandangannya.
"Bagus, jika begitu peluk aku sekarang." Ucap Jaemin, dia menatap warga desa dengan tatapan mengejek seakan-akan mengatakan bahwa ialah pemenang di sini.
Jisung berjalan menuju Jaemin, tetapi langkahnya terhenti saat seorang wanita tua menggenggam tangannya, mencegah Jisung untuk pergi dari mereka semuanya. Para warga menyadari jika Jisung telah mengorbankan dirinya demi mereka. Seharusnya Jisung membiarkan mereka saja.
"Jangan! Jisung, kamu di sini saja ya, kami akan melindungimu!"
Jaemin menunjukkan raut wajah tidak suka, dia benci saat para warga menyentuh pengantinnya dengan begitu bebas, dia benci ketika para warga mencegah Jisung untuk dekat dengannya, dia benci saat Jisung menunjukkan senyum tulus pada mereka, karena semua itu adalah milik Jaemin. Jisung adalah miliknya secara mutlak, tidak ada seorangpun yang berhak menyentuh Jisung selain dirinya bahkan senyuman yang begitu memuakkan itu adalah milik seorang Na Jaemin.
"Jisung, kenapa kau tidak kemari? kau ingin aku menarik ucapanku?" tanya Jaemin dengan nada lembut yang penuh dengan ancaman. Sekarang Jaeminlah yang akan mengendalikan Jisung sesuka hatinya, sang titisan dewa itu tidak punya hak akan dirinya sendiri. Jisung hanyalah mainan milik Jaemin. Mainan berharga yang mampu memperkuat dirinya.
Jisung menegang saat mendengar suara itu, dia dengan kaku melepaskan genggaman tangan itu dengan lembut, "Maaf, nenek! tapi Jisung sudah memilih untuk selalu mengikuti suami Jisung, maaf sekali! namun, nenek jangan khawatir karena Jisung akan baik-baik saja, begitu juga dengan kalian." Jisung mengucapkan kata-kata itu dengan terbata karena dia juga menangis, hatinya begitu sakit setiap mengeluarkan kata-kata menenangkan yang begitu menyakitkan.
Jisung sendiri tidak yakin apakah kata-kata itu digunakan untuk menghibur warga desa atau malah menghibur dirinya sendiri yang tidak tahu bagaimana nasibnya ke depan. Karena semuanya begitu abu-abu semenjak dia mengambil keputusan seperti ini.
Jaemin mendecih kesal, dia tidak terlalu suka dengan adegan opera sabun yang dimainkan oleh Jisung dan para warga desa. Di mata Jaemin adegan itu sangat menjijikkan apalagi saat pengantinnya membiarkan dirinya sendiri dipeluk oleh warga desa yang sangat menjijikkan. Ingat! Jisung itu hanya miliknya!
"Sudahi drama opera sabun yang tidak bermutu itu, kesabaranku sudah mulai habis jadi jika kau tidak menginginkan hal buruk terjadi untuk kedua kalinya, maka cepatlah ke sini dan peluk aku, Na Jisung!" ucap Jaemin dengan nada tegas.
"B-baiklah," dengan berat hati Jisung melepaskan pelukannya itu. Semua ini adalah salahnya jadi dialah yang harus memperbaiki hal ini dengan mengorbankan diri sendiri. Kini para warga akan hidup dengan damai, Jisung akan bahagia jika mereka semua bahagia. Jisung menghapus air matanya dan tersenyum menutupi segala luka dihatinya.
"Jie pergi dulu ya, Kalian semua harus menjaga diri kalian dengan baik. Jie menyayangi kalian semua."
Jisung kini sudah berada di sisi Jaemin, dia memeluk Jaemin dengan erat. "Cabut perjanjian itu, lalu cepatlah pergi dari sini karena jika tidak langsung pergi maka hatiku akan melemah dihadapan mereka."
Jaemin tersenyum miring, "Aku mengakhiri perjanjian lama diantara kita. Kini desa Chanyu bebas dari diriku, dengan begini kalian tidak akan pernah mendapat gangguan dariku lagi!" Setelah itu Jaemin berubah menjadi ular outih yang sangat besar, dia membelit Jisung dan menghilang begitu saja.