Bab 5 : Kekuatan Suci

1.1K 148 16
                                    

Jisung menatap para pendeta dengan tatapan kebingungan. Sedangkan Jaemin kini menarik Jisung untuk bersembunyi di belakang punggungnya, jaga-jaga jika para pendeta mengenali dirinya maka Jaemin akan membawa lari Jisung. Setelahnya Jaemin akan mengutuk desa ini.

Siluman memiliki kemampuan untuk mengutuk banyak orang, jika seorang siluman tingkat atas seperti Jaemin mengutuk sebuah desa maka kutukan itu akan bertahan untuk selamanya hanya kekuatan dewa yang bisa menghentikan kutukan itu.

"Ada gerangan apa hingga para pendeta berkunjung ke rumah kami yang kecil ini?" Tanya Jaemin, memasang sikap waspada.

Para pendeta tersenyum ramah, "Oh, maaf jika terkesan tidak sopan. Kami datang berkunjung karena merasakan aura suci yang kuat."

Jaemin menghela napas ternyata para pendeta tidak menyadari akan keberadaan dirinya sebagai siluman dan hanya merasakan kekuatan suci dari tubuh Jisung yang terlalu kuat. Bukankah ini sebuah keberuntungan? Aura Jisung mampu menutupi baunya hingga Jaemin bisa dengan mudah mengawasi para pendeta tanpa takut ketahuan.

"Benarkah?" Tanya Jisung penasaran.

Jisung yang bersembunyi dibelakang Jaemin hanya menyembulkan kepalanya yang bersembunyi di bahu Jaemin itu pun hanya bagian mata.

"Iya tuan, kekuatan suci yang anda miliki sangatlah besar bahkan dengan bernapas saja tuan bisa mensucikan daerah-daerah yang telah diinvasi oleh iblis. Saya rasa ada darah dewa di dalam diri anda," terang sang pendeta.

Jisung bingung, dia menatap Jaemin dengan tatapan lugu kemudian berbisik, "Apakah Jaemin berbohong pada Jisung?"

"Apa?"

"Jaemin mengatakan pada Jisung bahwa Jaemin adalah siluman, tapi para pendeta bilang Jaemin memiliki darah dewa, Jaemin berbohong!"

Jaemin hanya tersenyum masam, yang punya darah dewa itu adalah Jisung bukan dirinya. Melihat Jaemin yang tersenyum, Jisung mulai berpikir bahwa tebakannya benar.

"Woah! Ternyata Jaemin adalah dewa? Kan sudah Jisung tebak bahwasannya Jaemin adalah dewa ul..."

"Bukan dia tuan, tapi anda!" Potong sang pendeta.

Jisung mendelik tidak percaya, masa Jisung menjadi dewa? Padahal kan Jisung hanya makan nasi.

"Itu tidak mungkin! Jisung hanya orang biasa," bantah Jisung.

Sang pendeta hanya tersenyum, kemudian memerintahkan salah seorang muridnya untuk mengambil tanaman yang mati karena aura iblis. Tanaman itu akan diberikan kepada Jisung.

Jaemin hanya memandang kegiatan para pendeta, dia bisa merasakan aura iblis dari pohon tersebut. Jika boleh menebak aura itu berasal dari iblis putus asa, Jaemin sudah beberapa kali berhadapan dengan iblis pengecut itu sehingga dia hapal dengan auranya.

Iblis dan Siluman adalah makhluk yang berbeda. Iblis memiliki kekuatan yang cukup hebat tetapi tidak bisa menahan kekuatan suci, kekuatan iblis berasal dari energi-energi jahat manusia seperti rasa putus asa, iri, benci, dan lainnya. Sedangkan siluman memiliki kekuatan yang sama besarnya dengan iblis dan bisa menerima kekuatan suci, siluman bisa menambah kekuatannya dengan memakan manusia biasa ataupun manusia yang memiliki aura suci, selain itu siluman bisa juga mendapatkan kekuatan yang kuat jika dipuja oleh manusia.

Lalu ketika seorang siluman menjadi semakin kuat maka dia bisa berubah menjadi iblis tingkat tinggi walaupun harus melalui masa peralihan yang menyiksa. Jaemin hampir mencapai tingkat tersebut oleh karena itu dia bisa di lukai oleh para pendeta. Tetapi masa peralihan itu terhenti saat disentuh oleh Jisung, rasa sakit yang Jaemin rasakan akibat masa peralihan menghilang walau begitu kekuatannya meningkat pesat, itu artinya Jaemin tidak perlu menjadi seorang iblis untuk bisa menguasai dunia siluman ataupun iblis.

"Coba pegang tanaman ini,"

Jisung menatap Jaemin dengan wajah takut, Jaemin hanya tersenyum dan mengusap rambut Jisung lembut.

"Pegang jika kamu ingin," ucap Jaemin.

Jisung dengan ragu-ragu mengambil tanaman itu dan ajaibnya tanaman yang mati kini hidup kembali.

Jisung melotot terkejut, dia mencampakkan tanaman itu dan bersembunyi di belakang Jaemin, dia hanya mengintip diantara celah di bahu Jaemin.

"Kenapa bisa seperti itu? Jisung takut, huhu," ringis Jisung yang terkejut dengan reaksi tanamannya.

Jaemin tersenyum canggung melihat para pendeta yang terkejut mendengar teriakan Jisung. Jaemin kini memeluk Jisung menenangkan pemuda yang terkejut karena keanehan ini, padahal saat melihat Jaemin dia tidak se-terkejut ini.

Sungguh aneh!

"Maaf?"

Sang pendeta tertawa, "Tidak masalah, haha. Wajar jika dia terkejut,"

Jaemin tersenyum namun, beberapa saat kemudian wajah ramah berganti menjadi wajah tanpa ekspresi yang mendominasi, "Apa tujuan kalian melakukan hal seperti ini? Aku yakin kalian pasti memiliki niat terselubung,"

"Ah, itu kami hanya ingin mengajak adik anda untuk menjadi pendeta! Sayang sekali kekuatan suci itu jika dibiarkan begitu saja, lebih baik kekuatan itu digunakan untuk mengabdi kepada manusia untuk melawan kejahatan,"

Jaemin terkekeh, matanya menatap tajam para biksu, aura dominasi mulai terasa di sekitar mereka.

Jaemin paham bahwa para biksu ingin mengekploitasi kekuatan yang Jisung miliki tentunya hal itu tidak akan Jaemin biarkan, beruntung sekali dirinya yang terlebih dahulu menemukan Jisung, Jaemin tidak bisa membayangkan apa yang terjadi jika para pendeta yang bertemu dengan Jisung.

"Tidak, dia tidak akan pernah menjadi seorang pendeta. Lalu aku bukanlah kakaknya, aku adalah suaminya." Balas Jaemin dengan dingin.

"Benarkah? Memangnya kalian sudah melakukan ritual pernikahan?"

Jaemin terdiam, jika di dunia siluman dirinya hanya perlu menandai Jisung dengan tato putih, tetapi di dunia manusia berbeda. Jaemin harus melakukan ritual pernikahan agar bisa mengatakan bahwa dia adalah suami dari Jisung.

"Besok pagi, kami akan menikah. Bukankah begitu, Jisung?"

Jisung kebingungan, dia ingin menjadi pendeta yang melayani banyak orang tetapi dia juga takut terkena kutukan dewa karena tidak menuruti Jaemin yang merupakan suaminya.

"Jisung, aku beritahu padamu bahwa para pendeta itu hanya ingin memanfaatkan kekuatan suci yang kau miliki, mereka akan mengirimmu ke tempat para iblis lalu kau akan menjadi makanan para iblis, apakah kau mau menjadi makanannya para iblis itu?" bisik Jaemin menakut-nakuti Jisung.

Jisung menggeleng cepat, dia sangat ketakutan sekarang. Dia semakin mengeratkan pelukannya pada Jaemin.

"Apakah tuan bersedia menjadi seorang pendeta?" Tawar sang pendeta pada Jisung.

Jisung menggeleng, "Jisung tidak mau, lagipula Jisung sudah memiliki suami. Besok Jisung akan menikah dengannya jadi Jisung tidak bisa menjadi pendeta." Tolak Jisung.

Jaemin tersenyum puas, Jisung itu penakut jadi mudah bagi Jaemin untuk mengendalikan Jisung.

Jaemin menatap para pendeta dengan tatapan penuh kemenangan, "lihat siapa yang menang, aku atau kalian para manusia rendahan!"

White Snake's WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang