Bab 1 : Jisung & Tuan Ular

1.6K 234 17
                                    

Jisung terus memperhatikan tato yang ada di tangannya, tato itu benar-benar indah dan berkilauan persis seperti sisik ular yang tadi dia temukan.

"Ah iya, aku harus mengobati tuan ular yang sedang terluka itu." Ucap Jisung yang buru-buru berjalan agar secepatnya sampai di rumahnya.

Di desanya, semua orang percaya bahwa hewan merupakan perwujudan dari dewa ataupun siluman khususnya hewan hewan yang berkaitan dengan hal mistis seperti ular, rubah, serigala, dan beberapa hewan lainnya. Sehingga Jisung juga ter-ikut dengan kebiasaan desa dan memanggil ular itu dengan sebutan tuan.

Jisung berjalan dengan senandung kecil, sang ular yang berada di dalam keranjang sedikit memejamkan matanya menikmati senandung Jisung yang cukup menyenangkan untuk di dengar.

Jisung yang berjalan berhenti sebentar ketika merasakan hal aneh, "Cuacanya sudah membaik? Apakah sang raja siluman telah menentukan siapa yang akan menjadi pengantinnya?"

Gumaman Jisung ternyata didengar oleh sang ular, yang kini merangkak menuju keluar ranjang. Ular itu mengelilingi leher Jisung seakan akan memberikan ketegasan kepada Jisung. Tentunya hal itu tidak di mengerti oleh Jisung.

"Ada apa tuan ular? Kenapa kau seperti ini?" Tanya Jisung lugu, memegang ular yang berada di lehernya itu.

Jisung mengelus kepala ular itu dengan lembut, Jisung tersenyum saat ular itu nampak nyaman dengan sentuhan yang dia berikan kepadanya.

"Apakah kau takut dengan raja siluman itu, tuan ular? Aku juga takut dengan raja siluman yang dikatakan kejam itu!" Tanya Jisung kepada sang ular yang tentunya tidak akan di jawab sang ular.

Si ular hanya menggerakkan ekornya ke kanan dan ke kiri seakan-akan tidak  menyetujui perkataan Jisung namun, sayangnya Jisung malah menganggap sang ular menyetujui perkataan dirinya.

"Kau saja setuju bahwa raja siluman itu menakutkan bukan? Tuan Ular memang sangat peka. Ngomong-ngomong aku jadi kasihan dengan pengantin baru raja siluman itu." Ucap Jisung yang kini melanjutkan perjalanannya menuju gubuk tempat dia tinggal.

Kepala ular itu kini mendekati pipi Jisung, ular itu menggosok-gosokkan kepalanya di pipi Jisung seakan-akan meminta Jisung untuk melanjutkan pembicaraannya.

Jisung tersenyum karena berpikir bahwa ular yang dia selamatkan itu menjadi manja, dan meminta untuk segera diobati sehingga Jisung menambah kecepatan berjalannya.

"Aku kasihan karena dia harus menghabiskan seluruh hidupnya dengan sang raja siluman, apalagi aku dengar raja siluman itu sebenarnya hanya memangsa para istrinya." Terang Jisung seakan-akan memberikan penjelasan kepada sang ular.

Si ular terdiam beberapa saat mendengar ucapan Jisung, memang benar sih raja siluman sebenarnya mengambil pengantin untuk memakan jantungnya. Tapi untuk pengantin kali ini sang raja tidak akan memakan jantungnya melainkan memakan seluruhnya. Karena jiwa pengantinnya yang ini benar-benar suci, jika dia berhasil memakan sang pengantin maka dia akan menjadi kuat.

Lalu sang raja siluman bisa mengalahkan para bajingan yang sedang berusaha mengusir dirinya dari daerah kekuasaannya.

"Nah, tuan Ular kita sudah sampai!"

Jisung mengambil sebuah bantal dan menaruh si ular di atas bantal, "Tunggu sebentar ya tuan ular, aku akan mengambilkan obat untuk mu." Jisung langsung berlari mengambil tanaman obat yang sudah dia persiapkan serta beberapa kain bersih, serta mangkok berisikan air hangat untuk membersihkan luka si ular.

Jisung membawa semuanya menuju sang ular yang sedang menunggu dengan tenang.

"Anda pasti sangat kesakitan kan, tuan ular?" Gumam Jisung yang kini membasuh luka sang ular.

°°°°

White Snake's WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang