Prolog

2.6K 258 21
                                    

Rembulan mulai menunjukkan dirinya, menyinari malam yang begitu kelam. Bintang-bintang yang seharusnya menemani sang bulan kini tertutupi oleh awan kelam. Angin malam mulai beralun menyebarkan rasa dingin ke setiap orang.

Angin malam yang sejuk menghantarkan aura jahat ke seluruh penjuru desa. Mereka yang merasakan aura jahat satu persatu memberikan kabar kepada seluruh warga. Semua orang mulai menghentikan aktivitas mereka, buru-buru mereka menutup pintu rumah mereka seakan-akan tidak membiarkan sesuatu masuk kedalam rumah mereka.

Malam ini adalah malam pemilihan.

Malam yang disebut sebagai malam kutukan, dimana Rajanya para siluman akan memilih seorang pengantin yang berasal dari desa yang terkutuk ini. Semua orang tahu hal itu, setiap 100 tahun sekali Raja siluman yang berasal dari kuil di puncak gunung akan turun mencari pengantin di desa ini. Semua ini di sebabkan oleh perjanjian leluhur mereka dengan sang penguasa tempat ini.

Desa Chanyu adalah desa di lereng gunung, mereka sebenarnya tidak pernah mengalami masalah kekeringan atau apapun tetapi saat itu banyak penduduk desa yang merenggang nyawa di tangan para siluman yang haus akan darah dan daging manusia. Karena banyak warganya yang mati akhirnya kepala desa membuat kesepakatan dengan Raja siluman.

Kepala desa itu membuat kuil tempat tinggal sang Raja di puncak gunung, kemudian setiap 200 tahun sekali desa itu harus menyerahkan seseorang untuk menjadi pasangan hidup sang siluman. Namun, perjanjian itu dilanggar oleh seorang kepala desa sehingga sang Raja Siluman memutuskan untuk memilih calon pengantinnya sendiri dan malam ini adalah waktunya.

°°°°

"Jisung, kau harus segera pulang! Malam ini! Raja siluman itu akan memilih pengantinnya." Ucap seorang pedagang dari desa sebelah.

Saat ini Jisung sedang menjual beberapa hasil panennya ke desa seberang, "Raja siluman itu tidak mungkin memilih saya sebagai pengantinnya, jadi anda tidak perlu khawatir Tuan."

Park Jisung adalah salah seorang warga desa Chanyu. Jisung adalah petani muda yang sangat gigih dan pekerja keras. Jisung dianugerahi kulit putih yang mulus, wajahnya manis dan indah dengan tutur kata yang manis dan lembut. Walaupun begitu Jisung adalah seorang lelaki tulen jadi tidak mungkin Raja siluman akan memilihnya menjadi seorang pengantin.

"Tapi bagaimana jika kau jadi yang terpilih?" Tanya Sang Pedagang.

"Itu tidak mungkin tuan, saya lelaki" jawab Jisung.

Jisung mengemasi barang-barangnya, setelah selesai membereskan semua barang-barangnya Jisung langsung pergi pulang. Jisung membawa keranjang kosong tempat dia menaruh beberapa buah dan sayur hasil panennya tadi.

"Saya pulang ya tuan," pamit Jisung kepada pedagang tersebut.

"Iya hati-hati dijalan ya!" Balas sang pedagang.

Pedagang itu memperhatikan Jisung yang mulai berjalan sembari membawa lentera sebagai alat bantu penerangan jalan.

°°°°

Jisung berjalan dengan cepat, langit malam ini sangat gelap Jisung takut jika dia tidak cepat maka hujan akan turun.

Jisung berjalan di jalan yang kecil dan sempit, di sebelah kiri dan kanannya ada pepohonan rindang dan semak belukar. Jika di siang hari mungkin Jisung tidak akan takut melewati jalan ini namun, saat ini malam hari Jisung tidak menjamin jika jalanan ini aman untuk dilalui tapi hanya inilah jalan yang bisa dia lalui.

Saat asik memperhatikan jalan, netra Jisung menangkap benda berwarna putih yang tergeletak di ujung jalan. Jisung tertegun sejenak, dia mulai berpikir bahwa itu adalah hantu. Jisung akan putar balik jika saja itu adalah hal yang bisa dia lakukan namun, sayangnya dia tidak bisa melakukan hal itu.

Jisung pada akhirnya tetap melangkah mendekati benda putih itu, saat sampai Jisung berjongkok untuk melihat benda itu secara lebih dekat. Jisung terkejut saat melihat benda itu adalah ular putih yang sangat indah. Sisiknya halus dan memancarkan sinar yang berkilau, hal itu membuat Jisung takjub. Namun sayangnya ular itu sepertinya akan segera mati karena Jisung melihat ada paku yang menancap di kepala ular itu. Apalagi ular itu seperti kehilangan kesadarannya, Jisung yang tidak tega akhirnya memutuskan untuk menaruh ular itu di keranjangnya.

Jisung melepaskan pakunya dan ular itu nampak mulai bergerak, diam diam Jisung takut dirinya akan di patuk namun nyatanya ular itu hanya melilit tangannya.

"Kau harus aku obati, jadi biarkan aku membawa mu! Sekarang masuklah ke keranjang ini" ucap Jisung.

Seakan mengerti ular itu langsung melepaskan lilitannya dari tangan Jisung dan masuk kedalam keranjang milik petani muda itu.

Jisung tersenyum senang saat ular itu menurut tetapi senyumannya berubah saat melihat tangan yang tadi dililit oleh sang ular mengeluarkan tato putih berbentuk gelang yang bercahaya.

"Kapan aku memasang tato?"

°°°°°

Bulan dan bintang kini kembali terang, hawa malam itu mulai kembali seperti biasanya malah lebih baik lagi.

Semua orang di desa Chanyu merasa lega, karena ini pertanda baik bahwa sang Raja sangat senang dengan pengantinnya.

Dengan kata lain sang Raja telah memilih pengantin yang akan menemani hidupnya.

°°°°

Mau di lanjut apa tidak?

Fact cerita ini terinspirasi dari fanart dibawah ini!

Fact cerita ini terinspirasi dari fanart dibawah ini!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
White Snake's WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang