Mahendra Fams

14. Kenangan

Halo aku kembali setelah sekian abad tidak update ceritanya dan sekarang aku akan update semoga suka deh dengan cerita kali ini.

Malvin duduk di ruang kerjanya sambil melihat foto pernikahannya bersama sang istri yang memakai baju putih melekat pada tubuh mereka dan beberapa bunga disisi foto itu sebagai pelengkapnya.

[Fotonya yang ada diatas meja kerja]

"Mas jadi keinget sebelum kita melangsungkan pernikahan, kamu marah dengan mas karena altar kita tidak dipenuhi oleh bunga."

"Mas!! Altar kita kenapa tampak biasa aja gini!! Kan sebelumnya kita udah buat rencana harus ada bunga di setiap sisinya!!" pekik Arion membuat Malvin menutup kedua telinga dengan kedua tangannya.

"Sayang astaga! Mas lupa bilang ke orang yang ngurusin pernikahan kita kalau altarnya harusnya ada bunga nya seperti kemauan kamu itu." ucap Malvin sembari menepuk dahinya pelan seakan akan lupa dengan keinginan calon istrinya.

Arion mendengar itu merenggut kesal dan pergi ke ruang riasan sambil menghentakkan kedua kakinya dengan kesal. Malvin yang melihat tingkah laku sang calon istrinya hanya terkekeh, memandang gemas kearah Arion yang sebentar lagi akan menjadi istrinya.

"Dasar bayi," gumam Malvin sebelum pergi menunju altar yang masih dipersiapkan oleh pihak dekorasi.

Malvin terus menerus memandang bingkai itu beberapa saat dan melanjutkan pekerjaan yang tertunda. ia mengambil berkas yang akan dia tanda tangani sebelum beranjak pergi meninggalkan ruang kerjanya. Tak lupa berpamitan pada bingkai foto sang istri yang tidak terlalu besar itu.

Di tempat lain, di taman belakang mansion mahendra di sana sudah ada Juna yang sedang menatap sendu kearah bunga-bunga bermekaran kesayangan sang bubu. Ia teringat sesuatu saat sang bubu sedang sibuk menyirami bunga-bunga utu dengan penuh kasih sayang dan di saat itulah ada dirinya yang sedang bermain bersama sang abang kembarnya di taman belakang.

"Abang tangkap una!! Lari kalian lambat banget sih haha!!" ledek Juna membuat Nero dan Bintang saling pandang sebelum mengerjai si bungsu.

Bintang tersenyum. "abang akan menangkap mu, lihat aja nanti kalau ketangkap."