19. Please

850 123 11
                                    

"Ya jinjja! Jika hubungan kalian berakhir, bagaimana dengan nasib sirkuit? Aissshhh Ayah mu pasti akan menghukum mu dengan mencabut hak kita semua di sana." Pekik Seulgi pada Lisa.

Lisa sekarang berada di rumah Jisoo, di satu ruangan yang sering mereka pakai sebagai tempat berkumpul. Lisa merasa muak melihat wajah Jennie yang lugu namun ternyata selalu melanggar aturan yang sudah ia buat. Lisa sudah berkali kali menegaskan kalau tidak ada alasan apapun untum berada di sekitar Kai namun Jennie terus melakukannya.

"Entah apa yang sulit membuat dia jauh dari si bedebah busuk itu."

"Ya! Kau cemburu pada Kai? Wajahnya tidak sebanding dengan mu kenapa kau harus merasa cemburu! Lihat apa yang terjadi, kau mengakhiri hubungan kalian yang menjadi jaminan sirkuit-"

Seulgi terhenti saat Lisa mendaratkan kepalan tangannya di hidung nya.

"Tidak usah banyak bicara, perasaanku adalah urusanku, kau terlalu banyak mendumal akhir akhir ini!!!" Lisa berteriak.

Dengan segera Wendy menahan lengan Lisa, takut Lisa akan mendekati Seulgi dan membuatnya tidak bisa bernapas lagi.

"Lihat, dia sudah mencintai gadis yang ia sebut pelacur waktu itu! Sudah ku duga, kau tidak bisa menahan untuk tidak mencintainya, Stupid!" Meski sudah berdarah, Seulgi masih mampu berteriak.

"Shibal-" Lisa ingin maju dan memukul Seulgi lagi tapi Wendy dengan sekuat tenaga menahan tubuh tinggi Lisa.

"Apa peluang untuk mempertahankan sirkuit hanya ada pada Jennie? Tidak kan? Kenapa semua harus bergantung padanya?" Tanya Jisoo heran pada keduanya.

"Jangan bertengkar! Apalagi hanya karena seorang gadis!" Pekik Wendy.

Lisa menarik tangannya dengan kasar. Merasa tidak suka dengan sebutan 'bertengkar karena seorang gadis' dia merasa harga dirinya turun karena kalimat itu.

"Kau bicara seperti kau adalah manusia yang paling suci, Bear! Enough, okay? Jika kalian bertengkar lagi maka aku tidak akan ragu menarik kalian berdua untuk dikremasi hidup hidup!" Jisoo berteriak pada keduanya.

Dalam kelompok, Lisa dan Seulgi lah yang terlihat kompak dan begitu dekat. Tapi perkelahian tadi menghancurkan segalanya.

"Seulgi-ya." Irene datang dengan wajah yang cerah namun ketika dia melihat hidung Seulgi berdarah wajahnya langsung cemas.

"Babe? What happens? Kenapa kau berdarah?" Oh tidak, satu wanita baik yang lain yang akan merasa bagaimana dikhianati. Seulgi benar benar tidak bersyukur dengan keberadaan Irene yang begitu menyayanginya.

"Seulgi dan Lisa berdebat, jadi..."

"Ini bukan masalah besar, kau tahu dalam pertemanan ada perselisihan. Ini bukan baru sekali terjadi. Jisoo bahkan pernah hampir membunuhku waktu itu, kau tahu kan." Jelas Wendy.

Wendy merasa tidak enak dengan posisinya yang serba salah. Entah dia akan memihak mana, rasanya dia ingin keluar dari lingkungan pertemanan yang toxic itu tapi jika bukan mereka siapa yang akan menghiburnya? Cinta dan keluarga, sama saja.

Irene tidak bicara melainkan membawa Seulgi duduk, mengambil kotak P3K yang ada di sana untuk mengobati Seulgi.

"Gwaenchana?" Irene bahkan hampir menangis saat mengobati Seulgi.

Beberapa hari ini mereka tidak bertemu karena Irene yang semakin sibuk mengerjakan design baju yang menjadi proyek terbesarnya. Ada puluhan baju pengantin yang perlu ia gambar, itu bisa menghasilkan banyak uang sehingga dia bisa menabung untuk hidupnya bersama Seulgi.

My Nini | JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang