17. Deny

850 121 4
                                    

"Lisa." Jennie mengejar tubuh tinggi yang berjalan lebih dulu di depannya.

"Lisa-ya." Panggil Jennie sekali lagi.

Namun Lisa tidak menjawab bahkan berhenti meski hanya mendengarkan Jennie sebentar saja. Sampai saat mereka berdua masuk ke dalam unit apartemen yang mereka tinggali bersama.

"Lis-"

PRANGGGGGG!!!

Bunyi meja pecah terdengar sangat nyaring di ruang tamu apartemen mewah itu. Helm dengan harga yang tidak murah menjadi penyebab meja dengan bahan kaca itu pecah berkeping keping.

"L-Lisa."

"Jangan bicara padaku, aku butuh waktu untuk sendiri."

Lisa berjalan meninggalkan Jennie berdiri bersama meja yang ia pecahkan dengan helm nya. Raut wajah yang kesal bercampur marah, Lisa tidak terima saat Kai mengalahkannya dibabak terakhir. Lisa sama sekali tidak peduli dengan hadiah, dia hanya ingin memuaskan dirinya sendiri dengan kemenangannya.

Jennie ingin sekali menemaninya tapi dia takut kalau Lisa akan melakukan hal yang kasar yang nantinya akan melukai hatinya lagi.

"AAAAKKKKKKHHHH!!!!" Terdengar teriakan dari lantai dua.

Jennie mengambil satu langkah untuk maju dan itu menjadi langkah terakhirnya karena dia berhenti. Kepalanya menggeleng melawan keinginan hatinya untuk menyusul Lisa ke kamar.

PRANGGGGG!!!

Jennie tersentak ketika mendengar bunyi pecahan. Dan tanpa berpikir lagi dia meneruskan langkahnya menyusul Lisa ke kemar.

"FUCK!"

"Lisa." Lisa terhenti saat hendak memukul cermin besar dengan kepalan tangannya.

"J-Jangan, kau akan terluka." Jennie menelan salivanya, perlahan mendekati Lisa namun sialnya dia lupa kalau ada pecahan beling bertebaran di lantai.

Jennie tidak berteriak sama sekali, dia menahan rasa sakit dan perih menusuk telapak kakinya. Di sana juga terdapat banyak bekas luka yang dulu saat dia terinjak pecahan botol.

"L-Lisa... Jangan lukai dirimu, kumohon."

PRANGGGGG!!!

Justru Lisa sudah membuat cermin besar itu pecah dengan tangannya sendiri di depan Jennie. Tangan Lisa terluka dan mengeluarkan darah yang tidak sedikit, namun rasa sakit itu tidak ada kesannya sama sekali dibandingkan dia yang merasa harga dirinya jatuh akibat kalah dari pertandingan.

"Apa yang aku ucapkan tadi kurang jelas?" Lisa mendekati Jennie.

Kaki Jennie sangat sakit untuk mengambil langkah mundur namun hanya itu yang bisa ia lakukan. Jennie hanya meringis di dalam batinnya saat merasakan beling yang menancam semakin menusuk kaki nya.

"AKU BUTUH WAKTU SENDIRI!!!" Teriak Lisa. Matanya menyala pertanda dia sedang marah besar.

Satu satunya alasan kenapa dia marah adalah Kai. Teringat seluruh kejadian Kai saat bersama Jennie membuat Lisa bermain kotor namun pada akhirnya Kai tetap memenangkan pertandingan balap itu.

Selesai menghabiskan babak terakhir Lisa langsung pergi begitu saja. Jennie tidak pulang bersama dengannya, melainkan naik taksi sendirian.

"Aku cemas-"

"Aku tidak menyuruhmu untuk cemas, hanya membiarkan aku sendiri. Apa sangat sulit?" Lisa menjadi berbeda dari sebelumnya. Tidak ada lagi Lisa yang manis dan lembut saat bicara.

"Kau terluka, bagaimana aku bisa diam saja?" Mata Jennie berkaca.

"Aku terluka atas keinginanku dan kau pikir ini sakit?"

My Nini | JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang