12. One More

903 120 28
                                    

"Awww ssshh." Jennie meringis kesakitan.

"Pelan pelan Lisa..." Jennie merasa sangat kesakitan saat Lisa seperti tidak punya hati menempelkan kapas yang ada betadine di luka lecetnya.

Sejak tiba di apartemen, Lisa tidak berbicara apapun. Dia terus diam dan tidak merespon apa yang dikatakan Jennie.

"Ini sakit..." Jennie mengeluarkan air mata dengan kakinya yang sudah terluka ditambah sakit karena tertimpa motor. Untung saja kepalanya tidak terbentur karena sudah memakai helm.

Lisa mendongak melihat wajah Jennie yang benar benar kesakitan. Jennie memegangi kakinya yang sakit, pasti sebentar lagi akan ada memar di sana.

"Jika tidak mau merasakan sakit lagi jangan pernah menerima tumpangannya. Apa yang ku katakan malam itu tidak cukup? Aku sudah memberimu uang untuk biaya kebutuhanmu." Lisa berbicara dengan nada yang marah tapi tetap mengobati luka yang ada di kaki Jennie. Sedangkan Jennie hanya diam saja, dia takut dengan nada suara Lisa yang mulai meninggi.

Wajah si jangkung itu memang menunjukkan ketidaksenangan, bagaimana tidak? Egonya sangat tinggi dan jika itu diusik dia tidak bisa terima.

"Sudah selesai. Sekali lagi jika aku melihatmu bersamanya aku tidak akan segan segan menabrak kalian lagi. Bahkan kali ini aku tidak akan menyelamatkanmu, aku akan membiarkanmu apapun yang terjadi karena kau sangat keras kepala tidak ingin mendengar perintahku." Lisa membanting kotak P3K lalu pergi ke kamarnya membiarkan Jennie dengan lukanya yang sudah diperban duduk di sofa ruang tengah.

Jennie hanya mengikuti Lisa dengan tatapan, sampai saat ini dia malah semakin bingung dengan sikap Lisa yang sebenarnya.

"Apa dia cemburu?"

Jennie merasa geli bertanya soal itu. Mereka memang sepasang kekasih seperti yang Lisa bilang waktu itu tapi.... Seperti ada sesuatu yang mengganjal.

"Perasaan apa ini Jennie. Kenapa kau berpikir dia cemburu." Jennie menggerutu dan berusaha bangun untuk pergi ke dapur.

.

Jennie mengetuk pintu kamar karena sejak tadi Lisa ada di sana dan belum juga keluar. Dia tidak mungkin keluar lewat jendela kan? Unit mereka ada di lantai 27, kecuali dia memang ingin bunuh diri.

"Lisa?" Jennie memanggilnya.

"Lisa?" Jennie memanggilnya lagi.

"Li-"

Pintu terbuka dan menampakkan Lisa dengan wajah mengantuknya.

"Wae?" Lisa bertanya dengan suara yang serak. Dia sepertinya terbangun paksa.

"M-Makan malam." Jennie berbicara gugup, setiap kali berhadapan dengan Lisa seperti dia sedang berhadapan dengan seorang yang bertubuh besar dan sangat menyeramkan yang akan memakannya.

"Aku sudah kenyang." Lisa menyingkir dari pintu dan memperlihatkan ranjang yang terdapat banyak bungkus snack kesukaannya. Jennie terkejut melihatnya. Ada begitu banyak yang bertebaran di atas ranjang dan semuanya sudah kosong tanpa tersisa. Jennie tidak menyangka Lisa bisa menghabis lebih dari 6 bungkus snack.

Lisa kemudian melewati Jennie begitu saja, dia berniat pergi kerumah Jisoo untuk minum. Meski dia tahu dirinya tidak kuat dengan alkohol tapi kadang dia sangat membutuhkannya. Jennie mengikuti Lisa, dia mengurungkan niatnya untuk membersihkan sampah sampah yang ada di kamar. Ketika Lisa menuruni tangga dia hampir jatuh tapi dia bisa menyeimbangkan tubuhnya lagi.

"Fuck! Jadilah tangga yang baik!" Lisa meneriaki tangga itu bahkan menghentakkan kakinya dengan kuat, pikirnya agar beberapa anak tangga itu dapat merasakan sakit akibat tekanan darinya.

My Nini | JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang