Dia Yang Memperhatikan Dari Atas

239 47 8
                                    

Pagi ini seperti biasa Gale sudah bersiap di atas pohon, memetik alat musik kesayangannya, yang berbeda hanya kali ini dia ditemani Barret yang tiduran di cabang pohon besar yang masih satu pohon dengan Gale.

Barret tiduran sambil memakai kacamata hitam, tangan kirinya menjadi penyangga kepalanya dan tangan kanannya bermain dengan bola api yang dia ciptakan sendiri, kejadian kemarin membuat Barret kepikiran, siapa anak itu sebenarnya.

"Barret, matikan bola itu, kamu bisa membakar hutan." Gale dari atas menegur.

"Kalo hutan ini terbakar aku bisa menyuruh Neptune untuk mematikan apinya."

Gale membuang nafas, "mau sampai kapan kamu terus menerus menyuruh mereka untuk membereskan masalah yang kamu buat?"

Barret terkekeh, "aku tidak menyuruh, mereka saja yang dengan senang hati membereskan masalahku."

Gale berdecak, kemudian turun dan berdiri di dahan yang sama dengan Barret. "Itu karna kamu tidak membereskan masalahmu dengan baik, kamu hanya bisa membuat semuanya kacau, setelah itu kamu tinggalkan masalahmu begitu saja."

Barret hanya menggeleng dengan wajah tanpa dosa (padahal dosanya sudah banyak), "lagi pula untuk apa menyelesaikan masalah, tidak ada gunanya, lebih baik membuat masalah, bukankah seru melihat manusia kerepotan sendiri karna hutan yang terbakar? Tidak kah kamu terhibur?" Barret tertawa.

"Terserah kamu saja, lagi pula, akan ada yang marah jika kamu membakar hutan."

Barret kebingungan, "siapa?"

"Yara, kamu lupa kamu sekarang hidup bersama dewi hutan dan hewan, kamu tidak boleh meremehkan kekuatan Yara."

Barret melambai-lambaikan tangannya, "ya ya ya, terserah kamu saja."

Gale kemudian turun dari pohon, dia sudah malas berhadapan dengan Barret yang susah di atur itu.

"Hei, Gale!"

"Apa?" Gale hanya merespon singkat sambil berjalan masuk ke rumah.

Barret mengikuti langkah Gale, "kamu ingat yang aku ceritakan tentang anak misterius itu, menurutmu siapa anak itu? Aku masih penasaran."

Gale berjalan menuju dapur, dia tidak langsung merespon apa yang Barret katakan, bukannya tidak mau menjawab, tapi Gale juga sedang berpikir, semalaman dia juga memikirkan siapa anak misterius itu, siapa dia dan berasal dari mana, Gale juga sempat mencoba berkomunikasi dengan ayahnya dengan alat musik kithara, itu adalah salah satu cara berkomunikasi dengan ayahnya yang sedang ada di Olympus, tapi sayangnya Apollo tidak merespon apapun, mungkin karna ini masih masa hukuman, jadi tidak boleh ada orang tua yang berkomunikasi dengan anak-anak mereka.

"Gale! Jawab pertanyaanku." Barret kesal karena diabaikan oleh Gale.

"Aku tidak tahu, kenapa kamu tidak cari tahu sendiri siapa dia."

Tiba-tiba di ambang pintu, North sedang berdiri melihat Gale dan Barret yang sedang berbincang, suara mulutnya yang sedang mengunyah keripik dan tangannya yang berisik mengambil keripik dari bungkusan membuat Gale dan Barret menoleh.

"Sejak kapan kamu disana?" Gale bertanya dengan nada datar.

"Lima menit yang lalu...sepertinya.." North menjawab santai.

"North! Mau tidak temani aku mencari anak misterius yang kemarin aku ceritakan itu?" Barret langsung mendekat ke arah North, wajahnya memohon tapi juga ada sisi licik yang terlihat, jangan lupa, dia adalah anak dewa perang dan dewi kekacauan.

"Kenapa kamu tidak pergi sendiri?"

"Tidak! Kamu lupa dia dewa apa?! Jangan biarkan dia berkeliaran sendiri di dunia ini atau satu dunia akan hancur!" Gale langsung menyambar.

The God and Goddess || aeneosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang