(Cerita LGBT, ya. Tolong jangan bloon. Kalau ini bukan bacaanmu, please skip this.)
Blurb:
Rohmat hanyalah lelaki gay biasa yang bekerja sebagai seorang perawat di sebuah klinik swasta. Hidupnya benar-benar normal, enggak ada yang istimewa. Hingga s...
Seperti yang kubilang di disclaimer, setiap update, aku akan promosikan satu cerita berbayar baru.
Seri: Hubungan Terlarang
Judul: Pangkalan Udara
Isi: 8 part, 146 halaman, dan 16.800 kata
Harga: Rp20.000,-
Relasi: Perwira - Taruna
Cover:
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Blurb:
Sebagai perwira di sebuah pangkalan udara, tak seharusnya Kresna memiliki perasaan kepada sesama jenis. Namun sosok taruna muda ini mengganggu kesehariannya. Kresna merindu dan menginginkan Aksa lebih dari apa pun. Ketika Aksa dinyatakan selamat dari kecelakaan pesawat, Kresna tak berpikir panjang untuk menyampaikan apa yang selama ini ada dalam hatinya.
Penggalan cerita:
PART 1
"Mereka sudah ditemukan, Kapten."
"Mati atau hidup?"
"Hidup. Kelimanya memberikan tanda-tanda vital."
"Di mana lokasinya?"
"Di salah satu lereng kaki gunung, di bagian utara. Ini koordinatnya."
"Kemarin kan kita sudah lewat sini ...."
"Visibility low, waktu kita ke sini. Berkabut di radius dua kilometer. Dengan kontur terjal, kita enggak bisa pakai fixed-wing aircraft di sini. Kita pakai apache, dan suara rotary-nya menyamarkan panggilan mereka."
"Kan mereka bisa pakai suar."
"Mereka tidak dilengkapi suar. Tiga dari mereka cedera. Satu dalam kondisi kritis."
"Harusnya kita tetap bisa menemukan mereka. Bukan alasan untuk missed identification kayak begitu. Kalau yang begitu saja pasukanmu enggak becus, gimana kamu mau bela negara!"
Lelaki yang melaporkan berita itu menunduk kecil, tak berani membantah atasannya.
"Selesai urusan ini, kamu dan regumu akan saya disiplinkan. Menghadap saya minggu depan setelah kelas G-Force."
"Siap, Kapten!"
Sang Kapten menghela napas panjang. Tak ada yang tahu bahwa dia sedang menyembunyikan emosinya saat ini. "Siapa yang nemuin mereka?"
"Dua warga lokal."
"Ada warga lokal di situ? Desa terdekatnya aja radius 5 km!"
"Mereka bukan warga desa terdekat. Mereka dari Jakarta."
Kapten itu mengerutkan alis, meminta penjelasan lebih lanjut.
"Pesugihan," jawab anak buahnya itu. "Gunung itu sering digunakan warga lokal untuk pesugihan. Yang menemukan anggota kita seorang dukun bernama Dimas, dan seorang lelaki bernama—"
