RANIN - BAB 7

6 5 2
                                    

Happy reading guys!!
Jangan lupa vote komen ❤️

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Pagi menyambut, suasana dingin mulai menyelimuti seorang perempuan yang masih setia menutup mata. Perempuan itu malah mengeratkan selimut, karna tahu bahwa suasana pagi kali ini berbeda dengan pagi yang ia biasanya rasakan.

Anin,  perempuan yang masih asyik dengan selimutnya itu padahal sepertinya matahari sudah sangat eksis menampakkan sinarnya pagi ini.

Suara pintu dibuka tak dia hiraukan, menganggap jikalau itu hanya sebuah mimpi.

Sedang seorang pria yang membuka pintu tersebut terdengar menggerutu, seraya menghampiri jendela dan menyibak gordennya kasar.

"Hello putri tidur! Bangun kalii. Udah siang nih, rusak deh moment libur dihari kerja gue!" Tara menggerutu dengan kesal seraya menarik-narik selimut Anin.

"CK! Ngapain sih pagi-pagi ganggu gue!" Teriak Anin kesal, pasalnya ia masih ingin berlama-lama diranjang yang seakan memeluknya erat ini.

"Heh! Bangun nggak Lo! Mau beneran kaya putri tidur Lo? Nunggu di cium pangeran dulu baru melek tuh mata!?" Kata Tara sewot.

Membuat Anin segera menegakkan dirinya dan duduk.  Sial,  kepala pening sekarang.

"Gak bisa lebih manusiawi banguninnya?" Sinis Anin menatap Tara kesal.

"Lho, kurang manusiawi apa? Kali aja gitu Lo pengen beneran cosplay jadi putri salju. Dengan senang hati gue jadi pengerannya" ucap Tara sengak, sembari menarik turunkan kedua alisnya.

"Najis!" Semprot Anin pada Tara, kemudian bergegas turun dari ranjang dan masuk kekamar mandi. Mengabaikan pria gila itu yang tengah asyik menertawakan dirinya.

Satu hari tidak jadi pria menyebalkan, apa akan sawan si Tara itu?

Pikir Anin dalam hatinya..

****

"Mau kemana sih? Gue laper" keluh Anin pada Tara yang sedang sibuk melajukan mobil.

"Gatau, gue juga laper. Udah di puncak kemana enaknya Nin ?" Bukannya menjawab, pria ini malah balik bertanya pada Anin.

"Gatau ah! Lo lagian gabut apa gimana sih? Ngajak ke puncak weekday begini! Mana nggak ada persiapan apa-apa, gue kan laper! Malah balik nanya bukannya ngasih solusi!"

Hari ini, hari pertama Anin mendapatkan periode bulanannya. Membuat dirinya sedikit sensitif, ternyata tebakan Tara benar. Tadi pagi saat mengecek, ternyata tamu bukannya datang dan untung saja, semalam Tara memberikannya kunyit asem serta pembalut. Jadi, bisa ia gunakan sekarang.

"Iya iya, sorry ya nyonya. Lo mau makan apa? Nasi atau roti-rotian aja?" Tanya Tara, matanya masih fokus pada jalanan, tapi sesekali memperhatikan Anin.

"Terserah"

Kata keramat seorang perempuan, Tara sampai dibuat geleng kepala. Sebab, pagi ini dia sudah banyak kena omel perempuan disebelahnya, dari mulai perkara membuka tutup kunyit asam, Tara yang melupakan barangnya, dan sekarang perkara sarapan. Mana ketika ditanya jawabannya adalah "terserah"

Boleh tenggelamkan Tara sekarang juga? Sepertinya ia tak sanggup.

"Roti aja ya?" Tanya Tara lagi, masih mencoba sabar.

"Gak ah" jawab Anin.

"Yaudah, nasi goreng deh" tanya Tara lagi, kali ini sedikit emosi.

"Males makan nasi" kata Anin sambil memalingkan muka.

RANIN #BagiandariRASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang