Happy reading yaa..
Jangan lupa vote dan komen dulu...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
.
.Tara masuk ke ruang kerjanya, duduk pada kursi singgasananya. Menatap meja yang berantakan, kemudian menghela lelah.
Dering ponselnya terdengar, nama yang beberapa hari ini selalu mengusiknya muncul. Maminya, kali ini Tara tidak berniat untuk mengangkat telpon Mami sama sekali.
Ia mulai menekuni pekerjaannya, tenggelam dalam tumpukan berkas hingga seseorang masuk keruangan ya tanpa permisi.
"Sehari saja Tara, jangan buat Mami kamu berisik. Bisa?" Suara berat itu menyapa telinganya, menghela berat.
"Apasih Pi? Aku engga ngapa-ngapain Mami lho" kata Tara masih sok sibuk dengan berkas di tangannya.
"Mami menyuruhmu datang kerumah besar untuk makan malam, sekalian ajak pacarmu itu. Kali ini turuti saja, jika tidak, papi yang akan kena akibatnya" kata sang papi menatap Tara berang.
"Tara dapet apasih kalau bikin Papi enggak rasain akibatnya?" Tanya Tara mulai memancing sang Papi.
"CK! Kamu tahu Tara, semua yang kamu mau sudah Papi turuti. Apalagi sekarang?" Tanya sang Papi malah semakin gerah.
"Kasih aja perusahaan ke aku Pi, kenapa sih ribet banget harus aku nikah dulu?" Ucap Tara menatap sang Papi. Kali ini papinya mengernyit heran.
"Dalam mimpimu" kata Papi, kemudian pergi dari ruangannya.
Tara menghela nafas, ya mau bagaimana lagi?
*****
Jam makan siang menyambut, kali ini Anin tengah berada disebuah coffeshop yang direkomendasikan oleh Tara. Karna akan ada yang ingin dibicarakan oleh lelaki itu katanya.
"Sorry, gue lama ya?" Kata Tara, menatap Anin yang membetulkan rambutnya yang tergerai.
"Engga, gue juga baru Dateng" kata Anin sedikit gugup.
"Lo gapapa Nin? Kayanya hari ini agak pucet deh" kata Tara menyelidik.
"Gapapa kok, makan yuk. Gue laper banget deh, Lo traktir kan?" Kata Anin membuat Tara tersinggung.
"Iyalah, Lo pikir gue cowok apaan" kata Tara membuat Anin tergelak.
"Lo mau ngomong apasih?" Tanya Anin, saat mereka sudah selesai memesan makanan masing-masing.
"Mami nyuruh gue bawa Lo nanti malem, Lo bisa ya? Tau sendiri mami kalo udah minta harus banget diturutin" jawab Tara, masih terus menatap Anin.
Menurutnya, hari ini cara Anin berpakaian agak aneh. Rambutnya yang tidak memiliki poni, sekarang sudah terlihat poni menutupi keningnya hingga alis. Rambut yang biasa di kuncir satu kebelakang itu, saat ini malah tergerai menutupi kedua sisi pipinya.
"Lo kenapa sih? Penampilan Lo aneh banget hari ini" Tara mencoba menyibak rambut Anin, tapi langsung ditepis oleh perempuan itu.
"Gapapa, yaudah nanti malem Lo jemput gue ya. Jam berapa? Harus pake gaun?" Tanya Anin yang pura-pura sibuk dengan makanan didepannya.
"Yaudah, pake ini. Tadi gue beli pas mau kesini, mangkanya agak telat" ucap Tara membuat Anin sedikit terkejut. Kan, bagaimana bisa Anin tidak jatuh hati pada cowok satu ini?
"O..oke makasih" kata Anin mengambil tas kertas yang disodorkan Tara. Dan kembali sibuk dengan makanannya.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
RANIN #BagiandariRASA
RomanceHolaaa Tyers!! aku balik lagi dengan cerita baruuuu.. Aku membuat sequel dari ceritaku sebelumnya ya, ini bisa dibaca terpisah kok. Secara alur dan segalanya sangat jauh dari cerita pertamaku itu ya, karna ini piur konfliknya mereka aja.. Tapi, kal...