Massages :
Yo readers! Mau liat Illustnya Jessica? Fotonya udah senpai kasih kok!^^ illustnya dibuat sama Senpai!^^ Senpai belom buat Shion sama Matt karena senpai gabisa bikin laki-laki.. (kelemahan dari dulu) enjoy di part ini ya!^^
***
"Hey!"
"Mau kemana kau?!"Hujan turun sangat deras di malam yang dingin mencekat itu. Clare sedang membawa seorang bayi mungil yang baru berumur beberapa bulan. Bayi itu ia teduhkan dengan jaketnya. Clare berlari selagi dua orang pemuda mengejarnya.
Clare masuk ke dalam sebuah toko kosong. Kosong dan benar-benar sepi. Toko itu juga tidak dikunci. Banyak debu. Kalo begini dia pasti akan sakit,Clare segera mengintip. Setelah aman dia kembali berlari. Tetapi seseorang memberhentikan langkahnya.
"Itu dia!"
Brengsek! Clare kembali berlari mencari tempat yang benar-benar aman dan tidak beresiko. Padahal toko kecil yang lembab itu bisa menjadi tempat persembunyian yang aman untuknya. Namun ia khawatir bayi ini bisa sakit karena debu.
Bayi ini terus tertidur pulas. Dia adalah anak pertama Clare. Namanya Jessica Henderson. Aslinya Jessica lahir di England,lalu dia pergi ke amerika.
"Aku sudah memutuskan.. Jessica...."
"Jepang adalah kota yang cocok.."
**
"Tuan Thompson,selamat datang. Aku detektif Rebbeca Nike. Anda memanggil saya?"
"Iya.."Thompson mengeluarkan sebatang rokok,menyalakan korek api,membakar ujung batang rokok tersebut lalu langsung menghisapnya.
Beberapa menit kemudian Thompson menghembuskan asap tersebut.
"Aku butuh bantuanmu untuk mencari bayi ini dan juga wanita ini.."
Rebbeca melihat foto-foto bayi Jessica dan foto Clare. Kemudian dia melirik kewajah Thompson. Rebbeca melepas kaca mata merah cerahnya.
"Apa yang membuat anda tertarik untuk mencari mereka Tuan Thompson?"
"Bapak dari seorang bayi perempuan ini diduga sudah menjadi narapidana,narapidana yang berhasil lolos dari selnya."Rebbeca mengerutkan dahinya. Ia kembali melihat kedua foto itu.
"Bagaimana itu bisa terjadi?"
"Nah,itu dia yang saya bingungkan. Sangat tidak mungkin pelaku membobol tembok ataupun pintu sel."Rebbeca kembali bersandar ke kursinya.
"Jadi,"
"Apakah Nona Clare tau tentang ini?"Thompson tidak menjawab pertanyaan Rebbeca. Namun setelah ia terdiam,ia menggeleng kecil.
"Saya tidak tau tentang hal itu,"
"Yang jelas. Kemarin malam saya sudah mengirim dua teman saya untuk mengejar Nona Clare.."
"Kenapa anda memilih untuk melibatkan Nona Clare?"Rebbeca memotong pembicaraan Thompson.
"Entahlah,"
"Tapi sepertinya saya kehilangan jejak Nona Clare."**
"Ibu!"
Ada seorang gadis berambut panjang hitam sedang mencoba memakai syal dan penjepit rambutnya.
"Ada apa Jess?"
"Dimana buku matematikaku?"
"Ada di lemarimu"Clare berjalan kedapur untuk membuat sarapan. Jess sekarang sudah berumur 11 tahun.
"Cepat Jess!"
"Iya!"Jess turun kebawah dan mengambil rotinya.
**
"Selamat pagi!"
Ucapan "selamat pagi" selalu Jess dengar setiap kesekolah,hmm.. ciri khas anak jepang. Jess anak baru,jadi wajar dia belum tau dan belum memiliki teman.
**
"Namaku Jessica Henderson,aku pindahan dari Amerika. Salam kenal dan mohon bantuannya."
Sensei mempersilahkan Jess duduk. Dia duduk disebelah anak berkuncir dua berwarna biru kehitaman. Anak itu tampak serius menatap kedepan. Jess hanya melihatnya.
**
"Ibu? Aku pulang!"
"..."
"Ibu?"Jess terkejut melihat dua Yakuza mengepung ibunya di halaman belakang.
"Ibu?.." bisik Jess pada dirinya sendiri.
Mereka bertiga berbincang-bincang setelah itu kedua Yakuza itu membawa Clare. Jess berlari mengumpat ke dalam kamar.
"Kenapa?.." bisik Jess pada ditinya sendiri.
"Apa yang telah terjadi?.."**
"Detektif Rebbeca.."
Rebbeca berbalik setelah Thompson memanggilnya.
"Jadi,"
"Kau sudah menemukan Nona Clare?"
"Ya,para Yakuza itu berhasil menangkap Nona Clare."Rebbeca menghela napas.
"Kau punya alamatnya?"
"Tentu saja."Thompson memberikan alamat rumah Clare.
Ramonia Clare
Otomatsu blok G 12 no.2"Ada petunjuk lain?"
Thompson menggeleng.
"Jadi,apa yang harus saya lakukan untuk menyelesaikan masalah ini?"
"Saya menemukan kasus baru,"Thompson meletakkan sebuah map coklat di meja Rebbeca.
"Menurut warga,keluarga Nona Clare benar-benar harmonis."
"Lalu apa yang membuat Tuan Hadrison bisa keluar? Dan kenapa... anda melibatkan Nona Clare?.."Thompson diam sebentar.
"Tuan Hedrison ditangkap karena hutangnya yang membuta.. sementara Nona Clare diduga menjadi pecandu.."
Rebbeca sedikit tercekat.
"Saya belum pernah mendengar hal bahwa Nona Clare adalah Pecandu.. karena dulu saya teman dekat Nona Clare.."
Kata Rebbeca sedikit tegas.
"Saya akan membuat rencana eksekusi mati untuk Nona Clare."
Thompson keluar ruangan Rebbeca dengan santai. Rebbeca masih memikirkan kasus itu.
"Kenapa?.."
"Kurasa ada yang salah.."
**
"Ibu?.."
"Jess?!"
"Ibu! Ibu mau ke mana?!"
"Ibu pasti kembali nak,tenang saja.."Tembakan sudah mulai diacungkan.
"Tunggu dulu!"
Dor!!
Omongan Rebbeca sudah tidak ada artinya lagi. Teriakan itu sudah seperti piring yang jatuh dan pecah. Tak ada gunanya lagi. Hanya bercakan darah yang bisa dilihat Jess dan Rebbeca sekarang.
"Kau..."
Rebbeca menoleh ke arah Thompson.
"Kau bukanlah Thompson.."
"Thompson sudah kau bunuh satu tahun lalu.."
"Kau adalah...""Hedrison Ramonia.."
Massages :
Seru? Kalo seru vomment!^^ sori banget Senpai gabisa update,sekarang updatenya di percepat dulu ya!^^ see you at the next part!^^
KAMU SEDANG MEMBACA
I wanted to say 'I Love You'
Fanfictionsemua terjadi sebelum mengatakan 'aku suka kamu'