chapter 8

1K 80 19
                                    

pagi hari pun tiba, sinar mentari menunjukan sinarnya disela-sela jendela membuat pemuda manis terusik dari tidurnya

pemuda manis pun membuka kedua matanya menampilkan netra rubynya yang cantik, ia mengerjabkan matanya perlahan

"apa yang terjadi?"  ucap si pemuda manis

sipemuda manis itu adalah hali, yang tertidur karena kelelahan akibat menangis

hali membulatkan matanya saat ia mengingat kembali kejadian sebelum ia tertidur

netra ruby hali meredup saat melihat ponsel thorn yang masih ada digenggamannya

hali berdiri dari kasur dan berjalan kearah kamar mandi, ia lebih memilih untuk menyegarkan tubuhnya terlebih dahulu baru setelahnya ia akan memulai aksi protesnya

setelah hali mandi, ia pun keluar dari kamar mandi dan melihat ada dua piring yang berisi makanan dimeja sebelah kasur

hali memakan makanan itu dengan baik, 'hidup juga perlu enegi tau' pikir hali

saat ini hali berdiri didepan pintu kamarnya, ia menarik nafas dalam-dalam untuk menetralkan jantungnya

hali menuruni anak tangga dengan perlahan, hali bertanya pada salah satu bibi yang kebetulan sedang lewat tentang dimana letak dapur

setelah diberitahu ia langsung menuju kearah dapur untuk mengembalikan piring bekas makanannya

hali melihat keenam pemuda sedang makan dimeja makan yang panjang, hali baru sadar sejak ia datang kerumah itu ia tidak tau seluk beluk rumah itu

"ah tuan kecil, maaf saya lupa untuk mengambil piring anda"

bibi berucap dengan raut wajah bersalahnya, hali hanya bisa tersenyum tipis untuk merespon ucapan sang bibi tersebut

"sepertinya tidur mu nyenyak ya"

walaupun hali tidak melihat nya tapi hali mengenali suara ini, ini suara gempa!

hali diam dan tidak berniat untuk menoleh sedikit pun kearah enam pemuda yang berada dimeja makan

"tinggalkan kami bertujuh"

saat suara Taufan muncul tubuh hali sempat sedikit bergetar, walaupun pelan tetapi semuanya dapat melihat tubuh hali yang bergetar

semua pelayan pergi dari dapur meninggalkan ketujuh pemuda yang berada dalam suasana canggung

Hali memberanikan diri untuk menatap kedua mata Taufan, hali berpikir jangan melemah hanya untuk orang orang kejam seperti mereka

"apa mau lo?" sentak hali

taufan menunjukan seringainya pada hali, "kembali ke tabiat burukmu itu sayang?" tanya Taufan

hali mengabaikan pertanyaan Taufan, hali sudah tidak peduli jika ia dibilang tidak sopan atau sejenisnya karena menurut hali tidak pantas bersikap sopan pada manusia jahanam seperti mereka

"duduklah" ucap gempa

"kenapa gw harus ngikutin semua kemauan lo?"

"duduk"

"apa sih! pokoknya ga mau!!"

"babe!"

"BERISIK!!"

gempa dan hali terus saja bertengkar, mereka saling bersautan tidak mau kalah

ice yang jengah dengan kelakuan keduanya pun menggebrak meja makan, "cukup!!" Teriak ice

hali pun mengalah dan duduk tepat didepan taufan, hali menatap tajam taufan sedangkan yang ditatap hanya memasang wajah angkuhnya

Mafia in love | BLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang