Pada ruangan kamar bernuansa putih tulang yang terisi oleh suara detak jam dinding itu, Seorang gadis membuka matanya ketika telah terlelap dalam mimpi dalam beberapa jam lamanya.
Ia mengerjapkan matanya, menarik tubuhnya untuk bangun dari tidurnya. Netranya menangkap benda bernama jam dinding itu yang telah menunjukkan pukul 5.30 pagi. Ia sudah tak ingin melanjutkan tidurnya lagi, rasa kantuknya telah tuntas.
Ia mengalihkan atensinya, mengambil benda persegi panjang yang ukurannya sangat pas ditangannya. Ia mulai membuka roomchat satu persatu dari teman dan orangtuanya. Setelah selesai membalas semuanya, ia meletakkan benda itu diatas nakas dan beranjak masuk kedalam tandas. Ia menggosok gigi beserta membasuh mukanya dengan lemas.
Ia telah mengganti pakaiannya. Sederhana saja, karena hanya agenda lari pagi jadi ia mengenakan celana training abu dan running jaketnya itu. Tak lupa juga ia membawa seperangkat barang yang menjadi pelengkap dalam kegiatan lari pagi itu, walau hanya sebatas botol minum, dompet dan airpods saja.
Ia pun mengemas semuanya rapi, dan bergegas melangkahkan kakinya untuk keluar dari rumah itu.
Waktu telah menunjukkan pukul 07.30 pagi. Mazaya telah selesai dengan agenda lari paginya. Ia sedang duduk beristirahat di sebuah kursi kecil taman yang biasa dia singgahi, sendiri.
Mazaya bukanlah orang yang menyukai kesepian, tetapi ada masanya ia ingin pergi kesuatu tempat tanpa diketahui seorang pun, sejenak menetralkan pikiran dan hatinya.
Sering kali ia rasa ia butuh seseorang untuk bisa menemani dirinya, bukan hanya sesaat, melainkan sebagai pasangan yang siap menerima dirinya hingga akhir nanti. Seseorang yang akan ia cintai sepenuhnya dan semasa hidupnya.
Potret Mazaya dengan jaket adidasnya, cakep bener yak.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Sight | Bbangsaz
Random"Ketemu sama kamu adalah kebahagiaan paling besar yang pernah aku rasakan, Aika."