Near Her.

79 14 5
                                    



Kini mereka telah sampai di kediaman Hanshika, Rumah berwarna cream dan pagar berwarna putih. Rumah itu pun juga dikelilingi oleh tanaman dan bunga yang cantik, terlihat sekali selalu dirawat oleh sang pemilik rumah.

Mazaya mengantar Hanshika sampai tepat depan rumah, ia hanya menatap Hanshika tak bersuara. Tatapan teduh itu buyar kala Hanshika berbicara.

"Aya, makasih ya udah mau anter aku."
"Iya Hanshika, sama-sama. Oh iya, mhmm, next time kita boleh jalan berdua ngga?"

Mainnya gercep ya Mazaya ini.

Hanshika terkekeh atas pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Mazaya. Ia mengangguk sebagai pernyataan setuju. Lengkungan senyum indah itupun tercipta di bibir keduanya.

"Okeee, Hanshika. nanti kamu hubungin aku aja ya lewat sini." Ucap Mazaya sembari mengeluarkan kartu nama dari dalam dompet yang tertera nomor teleponnya dan memberinya kepada Hanshika. Diterimanya kartu tersebut dengan senang hati.

"Itu yaa, yaudah. aku pulang ya Han, jangan lupa di chat, atau call langsung juga boleh hehehe."
"Panggil aku Aika aja Ayaa. Hahaha iyaa, nanti aku chat kamu. Hati hati dijalan yaa!"

Mazaya mengacungkan jempolnya sambil berjalan masuk kedalam mobil. Hanshika menunggu mobil itu digerakkan keluar dari halaman kediamannya. Begitu mobil itu menjauh, entah angin darimana ia tersenyum lebar sekali saat ini. Tak tau saja jantungnya daritadi sudah berdebar saat berbicara dengan Mazaya. Padahal sangat sederhana, Tetapi Hanshika menyukainya.

Ia pun memasuki rumahnya dengan senyumnya yang tak kunjung pudar dari bibirnya.

Di perjalanan, Mazaya tersenyum sambil sesekali membuka handphonenya, ia mengira siapa tau Hanshika telah mengiriminya pesan.

Padahal belum. Mazaya belum tau aja kalo Hanshika belum save nomornya dia, apalagi ngechat.

30 menit berlalu, Mazaya telah tiba dirumahnya. Ia baru saja selesai membersihkan diri, dan disaat bersamaan notifikasi handphonenya berbunyi tanda sebuah pesan masuk, dengan semangat ia meraih handphonenya diatas nakas dan menjatuhkan tubuhnya begitu saja di kasur. Itu Hanshika. Ia mengiriminya pesan.

Mazaya menahan senyumnya yang seolah ingin meledak, chat sederhana yang berhasil membuat dirinya senang tak karuan. Ia menyimpan kembali handphonenya diatas nakas, menyembunyikan wajahnya di balik bantal, tersenyum sambil memikirkan bagaimana nanti ketika ia dan Hanshika akan jalan berdua. Date istilahnya.

Di seberang sana, ada Hanshika yang terus tersenyum karena chatnya dengan Mazaya masih berlanjut. ia juga menahan diri untuk tidak salah tingkah saat nanti akan pergi jalan berdua dengan Mazaya. Padahal ia baru mengenal Mazaya, tetapi Hanshika merasa ia nyaman dengan perilaku Mazaya.

Mereka akan pergi berjalan-jalan esok hari pukul 15.30 sore. Mereka menentukan untuk pergi mendatangi pertunjukkan Orkestra lalu dilanjut akan makan malam. Mazaya lah yang menentukan tempat kemana mereka akan pergi. Begitu Hanshika mengetahui mereka akan pergi ke pertunjukkan orkestra, ia merasa tak sabar akan hari esok.

First Sight | BbangsazTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang