Sesampainya Mazaya dirumah, ia langsung membersihkan diri. Setelah selesai ia langsung membuat sarapan sederhana untuk dirinya sendiri. Ia memakan sarapannya di ruang tengah ditemani dengan sajian televisi di hari Minggu.
Sesekali ia terbahak menonton lelucon di televisi itu, sembari tangan kanannya memegang sepotong sandwich dan tangan kirinya memegang handphone. Sederhana tapi repot.
Sore ini, Mazaya diajak bertemu oleh teman jauhnya, di salah satu Kafetaria yang cukup ramai pengunjung. Ia pun mengiyakan saja, toh sudah lama tak bertemu kan. Ia rindu bertemu dengan teman sekolahnya itu. Begitu ia menyetujui pertemuan itu, ia langsung berjalan memasuki kamar untuk mencari pakaian yang akan ia gunakan hari ini.
Mazaya adalah orang yang simple, tapi selalu terlihat rapi dan bersih. Ia sangat menyukai pakaian yang casual. Lantas ia memilah baju yang sekiranya cocok untuk ia pakai nanti. Setelah menemukan yang cocok, ia menyimpan kembali pakaian itu di lemari gantung.
Sore telah tiba, Mazaya telah siap dengan pakaiannya yang telah terpasang rapi di tubuhnya. Ia mengenakan kemeja berwarna hitam, dan work pants coklat tua. Rambut hitam panjang dan halus yang ia geraikan begitu saja, kemeja hitam yang telah terpakai rapih ditubuhnya, ikat pinggang yang mengait pada work pants berwarna coklat tua, dan vintage brown leather shoes yang ia kenakan. Aroma parfum rose khas Zara, menambah kesan sangat cantik sempurna untuk Mazaya. Tak lupa ia menggandeng tas nya, segera keluar dari ruangan kamarnya.
Ia berjalan santai sambil melempar senyuman kepada art nya yang tak sengaja ia temui didepan rumah. Sederhana, sikap ramah dan penyayang yang dimiliki oleh Mazaya, sangat disukai oleh orang sekelilingnya.
Saat ini Mazaya sibuk mengendarai kendaraan roda empat nya itu menuju lokasi kafetaria yang jaraknya sedikit jauh dari rumah. Butuh waktu kurang lebih 45 menit untuk sampai di sana, itupun kalau tidak macet. Tetapi realitanya, ia sudah satu jam lebih menempuh perjalanan tetapi belum sampai juga. Ia jadi menyesal mengapa ia tak menggunakan motornya saja? menggunakan motor pasti akan menghemat waktu dan bisa sesegera mungkin untuk sampai disana. Namun sudahlah, lebih baik ia bersabar sedikit lagi, pasti tidak akan lama.
Vanessa dan Danaya kekasihnya, beserta satu orang temannya. Hanshika namanya, diajak ikut oleh Danaya untuk bisa bertemu dengan Mazaya. Entah apa yang dipikirkan oleh sepasang kekasih itu sehingga terlintas untuk mempertemukan keduanya. Ketiganya baru saja sampai di kafe, dan segera menduduki diri di tempat yang telah Vanessa reservasi sebelumnya.
Ternyata Mazaya belum sampai. Vanessa mengira Mazaya telah tiba daritadi, karena ia adalah orang yang on time. Ia pun membuka handphonenya dan melihat isi roomchat Mazaya, mengatakan bahwa ia terjebak macet. Tapi tak apa, ia malah memilih menu makanan untuk dipesan dibanding memikirkan temannya yang entah akan sampai jam berapa.
Setengah jam kemudian, pukul 18.10 Mazaya telah sampai. Ia turun dari mobilnya dan berjalan memasuki kafe, mencari temannya disana. Ia pun langsung menghampiri temannya itu, lalu duduk di kursi kosong yang tepat berada di depan Hanshika.
Mazaya awalnya tak menyadari ada orang yang tak dikenalnya duduk di hadapannya. Ia langsung memulai bicara dengan Vanessa di sampingnya, dan mengambil buku menu yang tersimpan diatas meja itu. Melihat dirinya, lengkungan senyum itu pun tercipta di gadis yang lebih muda menatap raga didepannya.
Setelah selesai memesan menu yang dipilih, Mazaya pun reflek menatap ke arah gadis didepannya. Ini asing, siapakah dia? Ia tak pernah bertemu dengannya. Apa usianya sebaya dengan dirinya? Siapa namanya? begitu banyak pertanyaan yang terlintas di otaknya begitu ia melihat Hanshika yang sedang berbicara dengan Danaya.
Vanessa menyadari kemana tatapan Mazaya berada.
"Kenalan dulu, ngeri banget ngeliatinnya"
Bisikan kecil yang dilontarkan oleh Vanessa sukses membuat Mazaya menoleh, menatap aneh temannya itu.Karena Mazaya tak kunjung mengajak gadis didepannya berkenalan, Vanessa lah yang memulainya.
"Hanshika, kenalin ini teman SMA aku. Mazaya namanya. Nah dia juga sewaktu kuliah, satu fakultas sama Danaya. Jadi kita bertiga saling kenal karena emang berteman. Mazaya, ini Hanshika. Teman kecilku yang baru aja balik kesini 6 Bulan lalu dari Singapura karena kuliahnya."
Hanshika dan Danaya mengalihkan atensinya pada Vanessa yang tiba tiba berbicara pada mereka. Hanshika mengangguk paham sambil melempar senyuman kepada Mazaya, dan tak memutus kontak mata dengannya. Mereka berjabatan tangan sebagai tanda perkenalan keduanya.
"Salam kenal ya, Aya."
"Nice to meet you, aku Hanshika."
sedetik berlalu, Mazaya mengalihkan pandangannya. Mana bisa ia ditatap begitu oleh gadis yang baru saja ia kenal, senyuman indahnya itu membuat ia salah tingkah.Vanessa dan Danaya yang melihat keduanya itu pun menahan tertawa gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Sight | Bbangsaz
Random"Ketemu sama kamu adalah kebahagiaan paling besar yang pernah aku rasakan, Aika."