Sedikit panjang dari sebelumnya nih, yuk lah.
Hari senin telah tiba, ini saatnya para manusia yang ingin bertahan hidup harus bekerja untuk lembaran uang kertas atas jerih payah mereka.
Begitupun dengan Mazaya, ia harus mengelola perusahaan yang telah dibangun sang Ayah tepat berada di kota ia tinggali, yaitu Jakarta.Ayah dan ibunya tinggal di salah satu kota kecil di negara bagian Washington, yakni Bellingham, jauh sekali. Ibaratnya kota Bellingham ini dipenuhi dengan orang-orang pensiunan. Rasanya tenang dan hening, jauh dari keramaian kota-kota besar. Kedua orangtuanya ingin menikmati hidup berdua saja, mereka memberikan Mazaya kesempatan untuk mencari pasangannya sendiri. Toh ia juga sudah sangat dewasa, kedua orangtuanya mempercayakan semuanya kepada dirinya.
Begitu juga dengan kakaknya, sang kakak juga telah menikah dan mempunyai seorang anak, ia juga tinggal di kota jakarta. Jadi Mazaya tetap satu kota dengan kakaknya walau rumah terpisah. Rumah yang ia tinggali sekarang pun adalah hasil kerja kerasnya sendiri atas mengelola bisnisnya.
Mazaya telah terbangun sejak jam 06.00 pagi. hari ini ia tidak pergi untuk sekedar lari pagi, karena ia masih diserang rasa kantuk jadi malas. tetapi ia memaksa tubuhnya agar bangun, supaya tidak kesiangan, kan nanti berabe.
Dan sekarang, jam telah menunjukkan pukul 08.10 pagi. Ia telah siap dengan pakaiannya, ia ingin turun ke bawah untuk sarapan dahulu. Ia menyantap sarapan pagi yang disiapkan oleh pembantunya. Ia memakan sajian itu sambil membalas chat dari Hanshika. Masih pagi tapi senyumnya sudah seperti orang paling bahagia didunia. Pembantu yang melihat dirinya terkekeh heran, karena ia tidak pernah bersikap seperti itu. Ia akan selalu khidmat saat makan.
Setelah selesai sarapan, ia melangkah keluar dari rumah dan pergi ke garasi parkir. Tapi sebelum itu, ia menimang terlebih dahulu, Pakai mobil atau motor ya? Dan pada akhirnya, ia memilih untuk membawa motor Benneli 200EVO miliknya, ia masih malas untuk menghadapi macet di pagi hari, padahal itu sudah seperti makanan sehari-hari baginya. Ia menaiki motor Benneli berwarna hitam glossy itu lengkap dengan helm cakil matte nya. Ia mengendarai motor miliknya itu sambil tersenyum ria, merasakan kibasan angin pagi hari yang menerpa tubuhnya. Kan benar, suasana di jalan raya sudah dapat dipastikan macet seperti hari ini. Untung saja ia menggunakan motor, jadi ia bisa lebih cepat sampai di kantornya.
Kurang dari 30 menit ia telah sampai di kantornya. setelah memarkirkan motornya ia memasuki lobby dan melewati beberapa karyawan yang menyapa dirinya. Ia pun menebar senyuman manis kepada mereka semua, dan langsung menaiki lift untuk masuk keruangannya. Siang ini ia akan ada meeting dengan clientnya, lalu setelah itu ia bisa pergi untuk jalan-jalan bersama Hanshika.
pukul 15.00 ia telah selesai dengan agenda rapatnya, ia menabrakkan punggungnya dengan sandaran kursinya. Rasanya otaknya lelah karena terlalu banyak berpikir, tetapi tidak dengan raganya. Ia masih menyimpan semangat, lalu seketika muncul notifikasi pesan dari Hanshika. Hanshika mengirimi pesan dan memberi tahu Mazaya bahwa dirinya telah bersiap untuk hari ini.
Mazaya bergegas bangun dari duduknya, meninggalkan ruangan yang penuh akan berkas di mejanya. ia akan kembali kerumahnya terlebih dahulu, karena ia akan mengganti kendaraan roda duanya dengan roda empat. Benar, ia akan menjemput Hanshika kerumah menggunakan mobil. Kan tidak mungkin rasanya jika ia datang tiba tiba dengan membawa motor, takut-takut Hanshika akan terkena polusi dan udara panas. Bayangkan saja ia sudah merias dirinya cantik, pasti Mazaya akan membawa mobilnya saja. Setibanya Mazaya dirumah, ia langsung mengambil kunci mobilnya, bergegas masuk dan mengendarai mobil BMW8 berwarna putih miliknya menuju rumah Hanshika.
Dan disinilah ia berada, didepan rumah Hanshika. ia keluar dari mobilnya dan melihat Hanshika yang telah menunggunya di kursi panjang teras rumahnya sambil memainkan handphonenya. Tatapan matanya tak lepas dari penampilan Hanshika. Meski dari jauh, Hanshika terlihat cantik sekali. Hanshika akhirnya menyadari seseorang telah datang dan menghampiri gadis tubuh jangkung tersebut.
"Haii, aku udah siap daritadi karna gamau bikin kamu nunggu. Yukk"
Mazaya masih terdiam menatap gadis mungil didepannya. Ia masih kagum, bagaimana bisa wajah gadis didepannya bisa segemas ini?
Lantas lamunannya terpecah saat Hanshika menarik lembut tangannya dan mengajaknya berjalan untuk masuk ke mobil.
Agenda mereka berdua hari ini, mereka akan pergi ke Aula Simfonia Orkestra, dan setelah itu makan malam. Mazaya sempat menanyakan kepada Vanessa, apa yang disukai oleh Hanshika, dan tempat apa yang sekiranya cocok. Ia akhirnya mengetahui ternyata Hanshika menyukai musik klasik, dan ia juga bisa memainkan biola. Ia melihat video rekaman Hanshika kecil saat memainkan biola lewat handphone Vanessa. Dari situ tanpa berpikir panjang ia langsung memesan tiket untuk menonton Shympony Orchestra Concerto yang akan di pertunjukkan hari ini pukul 5 sore.
Kembali ke awal, saat ini mereka sedang dalam perjalanan menuju Aula Simfonia. tidak memakan banyak waktu, beberapa menit lagi akan sampai. Kali ini Mazaya dan Hanshika lebih banyak mengobrol, dan diselingi oleh canda dan tawa keduanya. Setelah ini tidak akan ada lagi kecanggungan diantara mereka, karena Mazaya juga yang pandai mencairkan suasana dan Hanshika yang selalu excited punya banyak cerita.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Sight | Bbangsaz
Random"Ketemu sama kamu adalah kebahagiaan paling besar yang pernah aku rasakan, Aika."