16. Panen

2.6K 332 14
                                    

Xiao Zhan mencoba menyingkirkan pikirannya yang kotor dan menenangkan dirinya untuk tidak panik.

"Tidak perlu. Aku akan segera tidur," jawab Xiao Zhan yang menolak saran dari Wang Yibo. Kemudian, dia dengan erat memejamkan matanya.

Di belakangnya saat ini, Wang Yibo masih merasakan tubuh Xiao Zhan tegang. Padahal kemarin malam saat dia berpura-pura tidak sengaja memeluknya, Xiao Zhan yang masih belum tidur perlahan tertidur pulas dalam pelukannya. Tapi kenapa malam ini berbeda?

Dia benar-benar menyarankan Xiao Zhan melakukan sesuatu yang dapat membuatnya lelah sehingga pria manis itu bisa tidur dengan cepat.

Jika Xiao Zhan tidak tahu apa yang harus dilakukannya untuk membuatnya lelah, maka dia sendiri akan memimpin Xiao Zhan berlari bolak-balik dari rumahnya ke rumah Bibi Xu yang hanya berjarak tiga ratus meter.

Namun, sepertinya Xiao Zhan sangat tidak mau melelahkan tubuhnya.

Menurunkan matanya, Wang Yibo menatap telinga Xiao Zhan yang merah dan menyadari bahwa dia malu dipeluk olehnya. Reaksinya ini membuat hatinya gatal, ingin terus melihat reaksi malu Xiao Zhan terhadapnya.

Wang Yibo menurunkan sedikit kepalanya dan berbisik tepat di telinga Xiao Zhan, "Xiao Zhan, berbalik menghadapku."

Xiao Zhan tanpa sadar meringkukkan lehernya saat Wang Yibo berbisik tepat di telinganya. Selain suara rendah dan dalam dari pria itu yang terus membuat hatinya tergelitik, entah itu disengaja atau tidak bibir pria itu menyentuh dengan samar telinganya yang membuat jantungnya semakin terus berdetak kencang.

Dia memilih untuk segera menuruti perkataan Wang Yibo sebelum pria itu terus mengganggunya.

Dengan wajahnya yang sudah merah seperti tomat, Xiao Zhan berbalik ke sisi lainnya, menghadap Wang Yibo. Dia tidak berani mengangkat kepalanya. Dia memilih untuk menutup wajahnya yang merah dengan kedua tangannya.

Wang Yibo sedikit geli melihat reaksi Xiao Zhan yang melebihi dari ekspetasinya.

"Untuk apa kau menutupi wajahmu? Tidak ingin melihatku?" Wang Yibo bertanya dengan sedikit menggoda Xiao Zhan yang membuat pria manis itu diam-diam menggerutu di dalam hatinya.

Sambil terpaksa menurunkan kedua tangannya dari wajahnya, Xiao Zhan menatap dengan kesal pada Wang Yibo. "Saudara Wang, jangan terus menggangguku. Jika terus seperti ini, maka kita mungkin tidak akan tidur sampai tengah malam."

Wang Yibo menarik sudut bibirnya mendengar suara bisikan Xiao Zhan di telinganya. Meski dia masih ingin terus mengganggu Xiao Zhan, dia masih menyadari niat awalnya dia berbicara pada Xiao Zhan. Jadi dia memeluk lebih erat pria manis itu dan mencium keningnya. Setelah itu, dia berbisik lembut di telinganya, "Kalau begitu tidurlah."

Merasakan panas di keningnya dan mendengar bisikannya, Xiao Zhan perlahan memejamkan matanya dengan senyuman tipis di bibirnya.

Beberapa detik kemudian, Xiao Zhan tiba-tiba teringat bahwa dia belum mengucapkan selamat malam pada Wang Yibo. Jadi, dia membuka setengah matanya dan berbisik dengan nada suara yang lembut, "Saudara Wang, selamat malam."

Wang Yibo membuka kembali matanya dan menjawab dengan senyuman di matanya. "Selamat malam, Xiao Zhan."

Setelah saling mengucapkan selamat malam, mereka berdua akhirnya tidur sambil berpelukan, meninggalkan Wang Erbo yang masih seorang anak kecil sendirian dengan selimut kapasnya.

Di luar rumah, jangkrik dan kodok terus bernyanyi menemani sunyinya malam di Desa Qinshan.

***

Keesokan harinya, setelah mereka bertiga menyelesaikan sarapannya, Wang Erbo yang sudah meminum obatnya menatap secara bergantian Gege dan Zhan Ge-nya.

I Want To Be Rich [Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang