unexpected 21+

68.5K 667 15
                                    

“Gak nyangka masang AC di bayar memek” kekeh Devan, mengingat kembali wajah Laura yang menggodanya.

“Jangan diingetin Laura malu” Wajah Laura bersemu merah, ia menutup wajahnya dengan tangan.

“Tapi mas benar-benar gak nyangka kalau kamu masih perawan, karena kamu benar-benar nakal” Devan membalik tubuh Laura agar tidur menghadap ke arahnya.

“ya meski Laura nakal Laura belum pernah ngerasain langsung kon*tol cowok, Laura cuma masturbasi aja, pake jari, kadang pake vibrator” Ucap Laura.

“besok kalau masih ada AC yang mau di pasang panggil mas aja biar mas yang pasang AC-nya, atau kalau Laura lagi pengen Laura minta aja sama mas, daripada main solo mending mas yang genjot” Usul Devan.

“Boleh mas, nanti Laura bayar pakai keringat” jawab Laura.

“Ngomong-ngomong Laura kenapa pindah ke sini, awalnya Laura tinggal di mana” Tanya Devan penasaran mengulik lebih jauh tentang Laura.

“Oh itu, Laura pindah kerja, sebelumnya Laura tinggal di kota C dan kerja di perusahaan X, di kontrak selama 3 tahun di sana, bulan lalu kontrak Laura abis dan memutuskan buat nyari kerjaan lain, eh keterima di perusahaan Y, makanya Laura pindah ke sini” Laura menjelaskan.

“wah sama dong, mas juga kerja di perusahaan Y” Ucap Devan.

“Oh iya kah? Mas di divisi apa? Kalau Laura di divisi keuangan” Tanya Laura.

“Besok kamu juga akan tau” Ucap Devan sambil tersenyum misterius.

“Ih kok gitu” Laura mengerucutkan bibirnya, dan langsung dicium Devan. “gemes banget” Ucap Devan.

“Btw mas, atasannya galak gak? Laura gak suka atasan yang galak, Laura gapapa banyak kerjaan asalkan atasannya jangan galak” Laura menyampaikan kegelisahannya.

“Baik banget malah atasannya Ra” Ucap Devan meyakinkan Laura, ia mengusap punggung Laura. “Masih mau lagi hm?” Tanya Devan sambil menggoyangkan pinggulnya pelan.

“ummph mas, Laura capek, besok Laura kerja” tolak Laura.

“Hahaha” Devan terkekeh melihat wajah Laura yang kelelahan. “yaudah tidur ya, mas pulang dulu ya” Devan hendak bangkit dan pulang ke rumahnya.

“Tidur di sini aja mas” Laura mengeratkan pelukannya. Devan tersenyum dan balas memeluk Laura, ia mengusap punggung Laura sampai akhirnya mereka berdua terlelap dengan penis Devan yang masih bersarang di vagina Laura.

***

Keesokan paginya Laura terbangun dari tidurnya, ia menggeliat merasakan berat pada tubuhnya seperti ada yang menghimpitnya. Laura membuka matanya dan berteriak kaget saat mendapati seorang laki-laki tidur di kamarnya.

“Aaaa penyusup” pekik Laura.

Devan terbangun dari tidurnya saat mendengar teriakkan Laura. “ummh Laura” Gumam Devan sambil mengucek matanya. 

“Kamu lupa kejadian semalam?” Tanya Devan, ia mengeratkan pelukannya dan menggoyangkan pinggulnya menggoda vagina Laura yang masih tertanam penisnya.

“ahhh mash Devan” Laura mendapatkan kembali ingatan pergumulan panas mereka.

“yah sayang banget kamu udah inget” Devan terkekeh, ia berhenti menggoyangkan pinggulnya menahan diri untuk tidak kembali menggenjot Laura pagi ini karena mereka akan pergi ke kantor. Devan menarik penisnya keluar dari vagina Laura.

“Ummphh shhh” desis Laura.

“Ayo mandi” ucap Devan kemudian menggendong Laura ke kamar mandi.
Devan memandikan Laura layaknya anak kecil, membersihkan setiap inci tubuh Laura bahkan vagina Laura tak luput dari sapuan tangannya. Laura yang masih merasa lelah membiarkan Devan memandikan tanpa banyak protes, sesekali menggumam saat tangan Devan menyentuh payudara dan vaginanya.

Selesai memandikan Laura, Devan meletakkan tubuh Laura di bathub untuk berendam, setelah itu ia pun mandi. Laura memperhatikan Devan yang mandi di depannya, menyabuni tubuhnya dan penisnya.

“Kenapa Laura?” tanya Devan. Laura menggeleng. “Nanti ya, mas puasin lagi setelah mas pulang kerja” Devan mengedip genit pada Laura. Wajah Laura bersemu merah mendengar ucapan Devan.

Mereka selesai mandi, Devan kembali menggendong Laura ke kamarnya dan mendudukkan Laura di atas kasur.

“Mas pulang dulu ya, kamu siap-siap gih” Ucapnya sambil memungut bajunya yang berserakan dan memakainya. Selesai memakai baju Devan mencumbu bibir Laura singkat dan pamit pulang.

Sepeninggalan Devan, Laura langsung bersiap-siap pergi ke kantor. Ia sedikit gugup karena itu hari pertamanya masuk kerja di perusahaan baru. Ia mengambil tasnya dan menyiapkan segala berkas yang kemarin diminta saat proses recruitmen.

Ia sarapan dan langsung bergegas menuju kantor. Sesampainya di kantor Laura langsung menuju ke meja resepsionis dan mengatakan bahwa dirinya adalah karyawan baru dan diarahkan untuk menemui HRD. Bu Tati selaku HRD perusahaan Y menjelaskan jobdesk pekerjaan Laura dan menunjukkan dimana meja kerjanya.

“Kalau ada yang masih ragu atau kurang jelas mengenai jobdesk kamu, silahkan tanya pada saya atau anggota divisi kamu” Ucap Bu Tati.

“Baik Bu, terima kasih” Ucap Laura.

Sepeninggalan Bu Tati Laura berkenalan dengan anggota divisi keuangan yang lain, mereka tampak ramah dan mau mengarahkan Laura mengenai pekerjaan yang akan dilakukan Laura.

“Oiya nindi, kamu kenal karyawan yang namanya Devan gak?” Tanya Laura penasaran.

“Devan? Setahuku gak ada karyawan namanya Devan” Ucap Nindi.

“Aaa gitu ya” Jawab Laura. Ia kembali melanjutkan pekerjaannya.

Di ruangan lain perusahaan itu seseorang mengawasi cctv ruangan divisi keuangan. Ia tersenyum manis melihat Laura yang tampak mengakrabkan diri dengan karyawan lain dan mulai mengerjakan pekerjaannya.

“Reza, saya mau kamu panggil karyawan baru ini ke ruangan saya” Ucap orang itu.

Lelaki yang dari tadi memperhatikan bos-nya itu mengangguk dan langsung memanggil Laura.

Kriet.. pintu ruangan divisi keuangan terbuka. Laura menoleh pada pintu ruangan. Tampak Reza memasuki ruangan tersebut.

“Laura Mauren” Ucap Reza.

“ya saya pak” jawab Laura.

“Ikut saya ke ruangan pak Niel” Ucap Reza.

Degh Laura langsung deg degan karena ia tau bahwa Niel adalah CEO perusahaan itu. Ia langsung memikirkan apakah dia melakukan kesalahan sampai dipanggil ke ruang CEO.

“Tenang saja, kamu tidak melakukan kesalahan apapun, Pak Niel hanya ingin bertemu kamu” Reza menenangkan Laura yang tampak cemas.

Laura mengangguk dan melangkahkan masuk ke ruangan CEO, ia sedikit penasaran seperti apa sosok CEO perusahaan itu. Setelah mengantar Laura, Reza keluar dari ruangan itu, meninggalkan Laura di ruangan itu.

Lelaki yang duduk menghadap jendela itu memutar kursinya menghadap Laura dan tersenyum manis.

“Hai” Ucapnya.

“Mas Devan” Kaget Laura.

Bersambung...

Nah lho nah lho nah lhooo
Atasannya woi 🫵🏻😭
Kata gue sih langsung resign aja deh Ra 🤣🤣

Cus baca fullnya di karyakarsa 🥰😘

U & I (oneshoot 21)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang