Jeongwoo menatap seorang mahasiswa yang tidak lain adalah tetangga kelasnya. Jeongwoo dan dia berada dijurusan yang sama. Hanya berbeda kelas.
Sesuai dengan tingkat nilai.
Sedikit keras untuk hidup stabil di unversitas ternama di negara ini.
Hujan. Lagi. Musim hujan yang berlangsung lebih dari 3 bulan. Membuat bulu kuduk menggigil setiap sorenya.
"Apa kamu tidak pernah sakit karena menerjang hujan?"
Lelaki itu mendongak ke sebelah kanan. Tempat Jeongwoo berada di lantai 2.
Lelaki itu tersenyum, "Apakah kita saling mengenal?" Pertanyaan yang seperti serangan balik membuat Jeongwoo terkekeh pelan sembari mulai mengeluarkan rokoknya dari saku jaketnya.
Jeongwoo menyangga tangannya diatas pembatas dinding.
"Park Jeongwoo. Ekonomi bisnis kelas 1" balas Jeongwoo.
Barulah lelaki itu melambaikan tangannya pelas. Balas menyapa.
"Oh Jeo? Senang mengenalmu" katanya. Tentu saja ia mengenal Jeongwoo. Lelaki tampan dan kaya raya dari kelas 1. Gosip yang sudah menyebar luas.
Jeongwoo yang tau dia mengenalnya lantas tanpa sadar semakin melebarkan senyumnya.
"Senang juga mengenalmu Yoon Jaehyuk. Sudah satu tahun penuh aku mengenalmu" katanya.
Dahi Jaehyuk mengernyit, "Sebuah kehormatan bahwa seorang Park Jeongwoo mengenalku"
Jeongwoo yang masih setia memperhatikan Jaehyuk dari lantai dua hanya mengendikan bahunya.
Jaehyuk akhirnya memutus kontak mata setelah sekiranya merasa tidak ada balasan lagi dari lelaki populer yang tengah memainkan rokoknya.
Jaehyuk mulai memakaikan tas gendongnya dengan jas hujan. Ia tidak ingin laptop dan tugas-tugas rusak karena hujan. Meskipun Jaehyuk sangat menyukai hujan.
Sampai saat ia akan melangkahkan kakinya untuk menerabas hujan,
"Sebuah kehormatan bisa menjadi bagian dari hujanmu, Yoon Jaehyuk"